Wazir (Brunei)
Wazir merupakan salah satu golongan pembesar diraja di Brunei yang kedudukannya tertinggi dalam susunan pembesar diraja setelah sultan. Dalam sejarah Brunei, khususnya dalam era sebelum kedatangan dan selanjutnya di bawah naungan Britania, wazir telah berperan sebagai orang penting sultan dalam pemerintahan kerajaan pada waktu itu. Wazir terdiri dari seorang kepala wazir, yaitu perdana wazir, sebagai ketua wazir, dan empat orang wazir. Empat di bawahnya, yaitu Bendahara, Di-Gadong, Pemancha, dan Tumenggung. SejarahKedudukan wazir telah ada di Brunei sebagai jabatan tertinggi dalam pemerintahan kerajaan sultan sejak beberapa abad. Pada zaman pemerintahan sultan-sultan Brunei terawal, wazir hanya terdiri dari Bendahara dan Tumenggung.[1][2] Pemancha dan Di-Gadong mulai diperkenalkan pada zaman pemerintahan Sultan Muhammad Hasan pada akhir abad ke-16 Masehi.[1][2] Perdana wazir secara relatif diperkenalkan baru-baru ini, yaitu pada zaman pemerintahan sultan Brunei sekarang, Sultan Hassanal Bolkiah.[2] TerasulGelarPada dasarnya gelar bagi Kepala Wazir adalah 'Perdana Wazir' dan bagi Wazir Empat 'Bendahara', 'Di-Gadong', 'Pemancha' dan 'Tumenggung'. Walau bagaimanapun, mengingat wazir-wazir biasanya dipilih dari golongan Pengiran, khususnya kerabat diraja dan Pengiran Bertaras, gelar tersebut selalu didahului oleh 'Pengiran'. Juga, gelar wazir telah diperpanjang dengan ditambah beberapa kata setelah gelar dasar. Oleh sebab itu, gelar lengkap wazir-wazir adalah sebagai berikut:[3][4][5]
Rujukan kehormatanOrang yang dipilih menjadi wazir mempunyai rujukan kehormatan tertentu yang dalam hal surat-menyurat mendahului gelar dan nama wazir tersebut. Rujukan kehormatan bagi wazir ditentukan apakah terdiri dari putra sultan yang gahara atau tidak. Bagi wazir putra sultan gahara adalah 'Duli Yang Teramat Mulia Paduka Seri', sedangkan selain itu, hal tersebut dirujuk dengan 'Yang Teramat Mulia Seri Paduka', yang tidak memasukkan 'Duli' dan mengubah 'Paduka Seri' menjadi 'Seri Paduka'.[3] PenganugerahanMenurut Bab 2 (1) Pemasyhuran Pengangkatan dan Pelantikan Pemangku Raja 1959, wazir hanya dipilih dari golongan kerabat Diraja Bertaras, yaitu pangeran kerabat diraja yang gahara.[6] Pelantikan seseorang menjadi wazir serta penganugerahan gelar terkait dilaksanakan dalam suatu upacara yang disebut 'mengarak'.[2] Pada saat ini, hanya tiga saja kedudukan wazir yang sedang diisi, yaitu Perdana Wazir, Bendahara, Di-Gadong, dan Tumenggung. Mereka terdiri dari kerabat diraja Brunei, khususnya saudara laki-laki dan sepupu laki-laki Sultan Al-Muhtadee Billah sendiri.
Lihat jugaRujukan
|