Jika Anda ingin memeriksa artikel ini, Anda boleh menggunakan mesin penerjemah. Namun ingat, mohon tidak menyalin hasil terjemahan tersebut ke artikel, karena umumnya merupakan terjemahan berkualitas rendah.
Voyager 1
Model desain pesawat ruang angkasa Voyager
Jenis misi
Eksplorasi planet luar, heliosfer, dan medium antarbintang
Voyager 1 adalah wahana antariksa nirawak yang diluncurkan oleh NASA pada 5 September 1977, sebagai bagian dari program Voyager untuk mempelajari bagian luar Tata Surya dan medium antarbintang di luar heliosfer Matahari. Wahana ini diluncurkan 16 hari setelah kembarannya, Voyager 2. Ia berkomunikasi melalui NASA Deep Space Network untuk menerima perintah rutin dan mengirimkan data ke Bumi. Data jarak dan kecepatan real-time disediakan oleh NASA dan JPL.[5] Dengan jarak 162 AU (24 miliarkm; 15 miliar mi) dari Bumi hingga November 2023[update],[6] ini adalah objek terjauh buatan manusia dari Bumi.[7]
Sasaran wahana ini termasuk penerbangan melintasi Jupiter, Saturnus, dan satelit terbesar Saturnus, Titan. Meskipun perjalanan wahana ini dapat diubah agar dapat melewati Pluto dengan membatalkan penerbangan melintasi Titan, penjelajahan satelit tersebut menjadi prioritas karena memiliki atmosfer substansial.[8][9] Voyager 1 mempelajari cuaca, medan magnet, dan cincin dari dua planet sekaligus merupakan wahana pertama yang menunjukkan citra-citra terperinci satelit alami kedua planet tersebut.
Setelah menyelesaikan misi utamanya dengan terbang melintasi Saturnus pada 12 November 1980, Voyager 1 menjadi yang ketiga dari lima objek buatan yang mencapai kecepatan lepas yang dibutuhkan untuk dapat meninggalkan Tata Surya. Pada 25 Agustus 2012, Voyager 1 menjadi wahana antariksa pertama yang melewati heliosfer dan memasuki medium antarbintang.[10]
Pada tanggal 12 Desember 2023, NASA mengumumkan bahwa sistem data penerbangan Voyager 1 saat ini tidak dapat menggunakan unit modulasi telemetri, sehingga wahana ini tidak dapat mengirimkan data ilmiah. Saat ini tidak diketahui apakah wahana ini akan dapat melanjutkan misinya.[11]
Ikhtisar
Voyager 1 adalah pesawat ruang angkasa tanpa awak seberat 733 kg yang berhasil mengunjungi Jupiter dan Saturnus di akhir tahun 1970-an dan awal 1980-an. Saat ini, Voyager 1 merupakan objek buatan manusia dengan posisi terjauh dari bumi, dengan jarak sekitar 159 Unit Astronomi atau sekitar 23 jam cahaya.[12]
Wahana ini sekarang berada di bagian luar tata surya yang disebut heliosheath, di mana angin matahari terkompresi dan menjadi bergolak oleh interaksi dengan medium antarbintang. Meskipun jauh, Voyager 1 masih berada di wilayah sabuk Kuiper, sebuah sabuk asteroid besar yang terletak di luar orbit Neptunus. Dengan penggerak generator termal radioisotop, Voyager 1 memiliki daya yang cukup untuk mengoperasikan instrumen sampai kira-kira tahun 2025, sebelum akhirnya mati.
Para ilmuwan berharap sebelum kematiannya, Voyager 1 telah mencapai wilayah di luar heliosheath sehingga mampu mengirimkan analisis medium antarbintang untuk pertama kalinya. Voyager 1 memiliki sejarah yang unik. Wahana ini diluncurkan pada 5 September 1977, dan berhasil memberikan gambar resolusi tinggi pertama atas bulan Jupiter dan Saturnus, termasuk Kalisto, Io, Titan, Ganimede, dan banyak lainnya.
Pada Januari 1979, Voyager 1 melewati Jupiter dan hanya berjarak 349.000 kilometer dari pusatnya. Voyager 1 berhasil mengamati adanya aktivitas gunung berapi di bulan Jupiter, Io, yang belum pernah teramati sebelumnya oleh teleskop atau dua wahana lain yang mengunjungi Jupiter sebelumnya, Pioneer 10 dan Pioneer 11. Io mengorbit sangat dekat dengan Jupiter dan memiliki kondisi geologi sangat aktif karena kedekatannya dengan medan magnet Jupiter yang amat kuat.
Pada November 1980, Voyager 1 mengunjungi Saturnus, dengan posisi terdekat dicapai pada tanggal 12 November dengan jarak 124.000 kilometer dari puncak awan Saturnus.Voyager 1 juga berhasil membuat pengamatan pada cincin dan bulan Saturnus, terutama Titan, yang memiliki atmosfer sendiri. Para ilmuwan kemudian mengirim Voyager 1 mendekati Titan untuk mengamatinya lebih jauh, membuat Titan menjadi objek tata surya terakhir yang didekati, sebelum wahana ini melanjutkan perjalanan ke luar tata surya.
Sebuah proposal pada tahun 1960an untuk sebuah Grand Tour untuk mempelajari planet luar membuat NASA mulai mengerjakan misinya pada awal tahun 1970-an.[13] Informasi yang di dapatkan oleh kapal luar angkasa Pioneer 10 membantu para insinyur mendesain Voyager untuk lebih mengatasi radiasi intens di sekitar Jupiter.[14] Namun, sesaat sebelum peluncuran, potongan aluminium foil kualitas dapur diaplikasikan pada kabel tertentu untuk meningkatkan perlindungan radiasi.[15]
Pada awalnya, Voyager 1 direncanakan sebagai Mariner 11 dari program Mariner. Karena pemotongan anggaran, misi tersebut dikurangi menjadi terbang melintasi Jupiter dan Saturnus dan berganti nama menjadi wahana Mariner Jupiter-Saturnus. Nama tersebut diubah menjadi Voyager ketika desain wahana mulai berbeda secara substansial dari misi Mariner.[16]
Komponen wahana antariksa
Voyager 1 dibuat oleh Jet Propulsion Laboratory (JPL). Wahana ini memiliki 16 pendorong hidrazin, giroskop stabilisasi tiga sumbu, dan instrumen referensi untuk menjaga antena radio wahana tetap mengarah ke Bumi. Secara kolektif, instrumen-instrumen ini merupakan bagian dari Attitude and Articulation Control Subsystem (AACS), bersama dengan unit-unit redundan dari sebagian besar instrumen dan delapan pendorong cadangan. Wahana antariksa ini juga mencakup 11 instrumen ilmiah untuk mempelajari benda-benda langit seperti planet saat ia bergerak di luar angkasa.[17][18]
Sistem komunikasi
Sistem komunikasi radio Voyager 1 dirancang untuk digunakan hingga ke luar batas Tata Surya. Wahana ini memiliki antena Cassegrain berdiameter 3,7 meter (12 kaki) dengan penguatan tinggi untuk mengirim dan menerima gelombang radio melalui tiga stasiun Deep Space Network di Bumi. Wahana antariksa ini biasanya mengirimkan data ke Bumi melalui Deep Space Network Channel 18, menggunakan frekuensi 2,3 GHz atau 8,4 GHz, sementara sinyal dari Bumi ke Voyager dikirimkan pada 2,1 GHz.[19][20]
Ketika Voyager 1 tidak dapat berkomunikasi dengan Bumi, perekam pita digital (DTR) dapat merekam sekitar 67 megabita data untuk transmisi selanjutnya. Pada tahun 2023, sinyal dari Voyager 1 membutuhkan waktu lebih dari 22 jam untuk mencapai Bumi.[21]
Deep Space Network saat ini terdiri dari tiga fasilitas komunikasi antariksa yang terletak sedemikian rupa sehingga wahana antariksa yang jauh selalu terlihat dari setidaknya satu stasiun. Fasilitas-fasilitas tersebut adalah:
Setiap fasilitas terletak di daerah semi-pegunungan berbentuk mangkuk untuk membantu melindungi dari gangguan frekuensi radio. Penempatan stasiun yang strategis memungkinkan pengamatan pesawat antariksa secara konstan saat Bumi berputar, yang membantu menjadikan DSN sebagai sistem telekomunikasi ilmiah terbesar dan paling sensitif di dunia.
DSN mendukung kontribusi NASA terhadap penyelidikan ilmiah Tata Surya: DSN menyediakan tautan komunikasi dua arah yang memandu dan mengendalikan berbagai wahana antariksa antarplanet NASA yang tidak berawak, dan membawa kembali gambar dan informasi ilmiah baru yang dikumpulkan wahana antariksa ini. Semua antena DSN adalah antena reflektor parabola dengan penguatan tinggi yang dapat diarahkan. Antena dan sistem pengiriman data memungkinkan untuk: memperoleh data telemetri dari wahana antariksa, mentransmisikan perintah ke wahana antariksa, mengunggah modifikasi perangkat lunak ke wahana antariksa, melacak posisi dan kecepatan wahana antariksa, melakukan pengamatan Interferometri Garis Dasar Sangat Panjang, mengukur variasi gelombang radio untuk eksperimen sains radio, mengumpulkan data sains, memantau dan mengendalikan kinerja jaringan.
Daya
Voyager 1 mempunyai tiga radioisotope thermoelectric generators (RTG) dipasang pada boom. Setiap MHW-RTG berisi 24 bola oksida plutonium-238 yang ditekan.[22] Masing-masing RTG membuat sekitar 470 W daya listrik saat peluncuran, dan sisanya dibuang sebagai limbah panas.[23] Keluaran daya RTG menurun seiring waktu karena waktu paruh bahan bakar 87,7 tahun dan degradasi termokopel, tetapi mereka terus berlanjut untuk mendukung beberapa dari operasinya sampai setidaknya tahun 2025.[18][22]
Diagram wadah bahan bakar RTG, menunjukkan bola oksida plutonium-238
Tidak seperti instrumen Voyager lainnya, pengoperasian kamera untuk cahaya tampak tidak otonom, tetapi dikontrol oleh sebuah tabel penggambaran parameter di dalam sebuah komputer digitalnya, Flight Data Subsystem (FDS). Sejak tahun 1990-an, sebagian besar wahana antariksa telah dilengkapi dengan kamera yang sepenuhnya otonom.[24]
Computer command subsystem (CCS) mengontrol kamera-kameranya. CCS berisi program komputer tetap, seperti decoding perintah, rutinitas deteksi kesalahan dan koreksi kesalahan, rutinitas penunjuk antena, dan rutinitas pengurutan pesawat ruang angkasa. Komputer ini merupakan versi perbaikan dari komputer yang digunakan pada pengorbit Viking tahun 1970-an.[25]
Attitude and Articulation Control Subsystem (AACS) mengontrol orientasi arah pesawat ruang angkasa (ketinggiannya). Itu membuat antena penerima tingginya tetap mengarah ke Bumi, mengontrol perubahan ketinggian, dan mengarahkan platform pemindaian. Sistem AACS yang dibuat khusus pada kedua Voyager adalah sama.[26][27]
Instrumen ilmiah
Nama Instrumen
Singkatan.
Deskripsi
Imaging Science System (dimatikan)
(ISS)
Dimanfaatkan sistem dua kamera (narrow-angle/wide-angle) untuk memberikan citra Jupiter, Saturnus dan benda-benda lainnya di sepanjang lintasan. More
Memanfaatkan sistem telekomunikasi dari pesawat ruang angkasa Voyager untuk menentukan sifat fisik planet dan satelit (ionosfer, atmosfer, massa, bidang gravitasi, kepadatan) dan jumlah dan distribusi ukuran materi dalam cincin Saturnus dan dimensi cincin. More
Menelaah keseimbangan energi global dan lokal dan komposisi atmosfer. Profil suhu vertikal juga diperoleh dari planet-planet dan satelit serta komposisi, sifat termal, dan ukuran partikel dalam cincin Saturnus. More
Peneliti utama: Rudolf Hanel / NASA Goddard Space Flight Center (PDS/PRN website)
Dirancang untuk menyelidiki medan magnet Jupiter dan Saturnus, interaksi angin surya dengan magnetospheres planet ini, dan medan magnet dari ruang antarplanet ke batas antara angin matahari dan medan magnet ruang antarbintang, jika menyeberang. More
Peneliti utama: Norman Ness / NASA Goddard Space Flight Center (website)
Menentukan asal dan proses percepatan, riwayat hidup, dan kontribusi dinamis sinar kosmik antar bintang, nukleosintesis elemen dalam sumber kosmik-ray, perilaku sinar kosmik dalam medium antarplanet, dan planet terjebak energik-lingkungan partikel. More
Peneliti utama:Edward Stone / Caltech / NASA Goddard Space Flight Center (website)
Memanfaatkan teleskop dengan polarizer untuk mengumpulkan informasi tentang tekstur permukaan dan komposisi Jupiter dan Saturnus dan informasi tentang sifat hamburan atmosfer dan kepadatan untuk kedua planet. More
Menyediakan kontinu, pengukuran selubung-independen dari profil elektron-density di Jupiter dan Saturnus serta informasi dasar tentang interaksi gelombang-partikel lokal, berguna dalam mempelajari magnetospheres. More
Peneliti utama: Donald Gurnett / University of Iowa (website)
Lokasi instrumen ilmiah ditunjukkan dalam sebuah diagram
Masa depan wahana
Sisa umur
Pada Desember 2017, NASA berhasil menyalakan keempat pendorong trajectory correction maneuver (TCM) Voyager 1 untuk pertama kalinya sejak tahun 1980. Pendorong TCM digunakan sebagai pengganti sekumpulan jet yang terdegradasi untuk membantu menjaga antena wahana tetap mengarah ke Bumi. Penggunaan pendorong TCM memungkinkan Voyager 1 terus mengirimkan data ke NASA selama dua hingga tiga tahun lagi.[31]
Karena daya listrik yang tersedia semakin berkurang, tim Voyager harus memprioritaskan instrumen untuk tetap menyala dan instrumen yang diharuskan untuk dimatikan. Pemanas dan sistem pesawat ruang angkasa lainnya telah dimatikan satu per satu sebagai bagian dari manajemen daya. Instrumen medan dan partikel yang paling mungkin mengirimkan kembali data penting tentang heliosfer dan ruang antarbintang telah diprioritaskan untuk tetap beroperasi. Para insinyur memperkirakan pesawat ruang angkasa tersebut akan terus mengoperasikan setidaknya satu instrumen sains hingga sekitar tahun 2025.[32]
Keluar dari Heliosfer
Pada 14 Februari 1990, Voyager 1 mengambil "foto keluarga" Sistem Tata Surya dilihat dari luar,[33] yang termasuk gambar dari planet Bumi yang dikenal sebagai Pale Blue Dot. Segera setelah itu, kameranya dinonaktifkan untuk menghemat energi dan sumber daya komputer untuk peralatan lainnya. Perangkat lunak kamera telah dihapus dari pesawat ruang angkasa, jadi melakukan hal tersebut akan menjadi sulit untuk membuatnya bekerja lagi. Perangkat lunak dan komputer di sisi bumi untuk membaca gambar juga tidak lagi tersedia.
Pada 17 Februari, 1998, Voyager 1 mencapai kejauhan 69 AU (6,4 miliar mi; 10,3 miliar km) dari Matahari dan menyusul Pioneer 10 sebagai pesawat luar angkasa terjauh.[34][35] Bergerak sekitar 17 km/s (11 mi/s), ini memiliki kecepatan resesi heliosentris tercepat dibandingkan pesawat ruang angkasa mana pun.[36]
Saat Voyager 1 menuju ruang antarbintang, instrumennya terus mempelajari Sistem Tata Surya. Para ilmuwan Jet Propulsion Laboratory menggunakan eksperimen gelombang plasma di pesawat Voyager 1 dan 2 untuk mencari heliopause, batas di mana angin matahari bertransisi ke medium antarbintang.[37]}}, wahana ini bergerak dengan kecepatan relatif terhadap Matahari sekitar 61.197 kilometer per jam (38.026 mph).[38] Dengan kecepatan yang dipertahankan wahana saat ini, Voyager 1 bergerak sekitar 523 juta km (325 juta mi) per tahun,[39] atau satu tahun cahaya per 18,000 tahun.
Guncangan tenang
Para peneliti dari Laboratorium Fisika TerapanUniversitas Johns Hopkins mempercayai bahwa Voyager 1 memasuki guncangan tenang pada Februari 2003.[40] Ini menandai titik di mana angin matahari melambat hingga kecepatan subsonik. Beberapa ilmuwan lain menyatakan keraguannya dan membahas hal ini di jurnal Nature tanggal 6 November 2003.[41] Masalah ini tidak akan terselesaikan sampai data lain tersedia, sejak pendeteksi angin matahari Voyager 1 berhenti berfungsi pada tahun 1990. Kegagalan ini berarti deteksi guncangan tenang harus disimpulkan dari data instrumen lain yang ada di dalam pesawat.[42][43][44]
Heliopause
NASA mengumumkan pada Juni 2012 bahwa wahana tersebut mendeteksi perubahan lingkungan yang diduga berkorelasi dengan kedatangan di heliopause.[45]Voyager 1 telah melaporkan tanda peningkatan pada deteksi partikel bermuatan dari ruang antarbintang, yang biasanya dibelokkan oleh angin matahari di dalam heliosfer dari Matahari. Pesawat tersebut kemudian mulai memasuki medium antarbintang di tepi Tata Surya.[46]
Profil misi
Garis waktu perjalanan
Lintasan Voyager 1 terlihat dari Bumi, menyimpang dari ecliptic pada tahun 1981 di Saturnus dan sekarang mengarah ke konstelasi Ofiukus
Voyager 1 menyusul Pioneer 10 sebagai kapal luar angkasa terjauh dari Sun, pada 69.419 AU. Voyager 1 bergerak menjauhi Matahari dengan kecepatan lebih dari 1 AU per tahun lebih cepat dari Pioneer 10.
Pendorong "Trajectory correction maneuver" (TCM) diuji dalam penggunaan pertama sejak November 1980.[48]
2022-07-14
Voyager 1 telah mencapai kejauhan 23.381 miliarkm (14.528 miliar mi; 156.290 AU) dari Bumi dan 23.483 miliarkm (14.592 miliar mi; 156.970 AU) dari Matahari.[49]
14-11-2023
Masalah pada komputer yang terpasang membuatnya tidak dapat mengirim data yang dapat digunakan kembali ke Bumi, para insinyur mulai merencanakan dan mengembangkan perbaikan.[50][51]
22-04-2024
Para insinyur membuat kembali komunikasi dengan wahana dengan memindahkan kode dari chip memori yang rusak di FDS.[52]
Kedua wahana antariksa Voyager membawa cakram audio visual berlapis emas, sebuah kompilasi dimaksudkan untuk menampilkan keberagaman kehidupan dan kultur di Bumi jika salah satu pesawat ruang angkasa tersebut pernah ditemukan oleh penemu makhluk luar bumi mana pun.[53][54] Rekaman tersebut, dibuat di bawah arahan tim termasuk Carl Sagan dan Timothy Ferris, termasuk foto dari Bumi dan bentuk kehidupannya, berbagai informasi ilmiah, salam lisan dari orang-orang seperti Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (Kurt Waldheim) dan Presiden Amerika Serikat (Jimmy Carter) dan medley, "Sounds of Earth", yang mencakup suara ikan paus, tangisan bayi, deburan ombak di pantai, dan koleksi musik dari berbagai budaya dan era termasuk karya-karya Wolfgang Amadeus Mozart, Blind Willie Johnson, Chuck Berry dan Valya Balkanska. Musik klasik Timur dan Barat lainnya juga disertakan, serta pertunjukan musik pribumi dan rakyat dari seluruh dunia. Rekaman tersebut berisi ucapan salam dalam 55 bahasa yang berbeda.[55] Proyek tersebut bertujuan untuk menggambarkan kekayaan dari kehidupan di Bumi dan berdiri sebagai bukti kreativitas manusia dan keinginan untuk terhubung dengan kosmos.[54]
Referensi
^"Voyager 1". NSSDC Master Catalog. NASA/NSSDC. Diakses tanggal December 26, 2019.
^"Voyager 1". N2YO. Diakses tanggal 26 Desember 2019.
^"NASA – Voyager Facts". NASA's Goddard Space Flight Center website. Diarsipkan dari versi asli tanggal December 10, 2022. Diakses tanggal May 20, 2023.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^"Voyager 1". NASA's Solar System Exploration website. Diarsipkan dari versi asli tanggal April 18, 2019. Diakses tanggal December 4, 2022.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^"Voyager 1". BBC Solar System. Diarsipkan dari versi asli tanggal February 3, 2018. Diakses tanggal September 4, 2018.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^"1960s". JPL. Diarsipkan dari versi asli tanggal December 8, 2012. Diakses tanggal August 18, 2013.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^"The Pioneer missions". NASA. 2007. Diarsipkan dari versi asli tanggal August 31, 2021. Diakses tanggal August 19, 2013.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^"Preview Screening: The Farthest – Voyager in Space". informal.jpl.nasa.gov. NASA Museum Alliance. August 2017. Diarsipkan dari versi asli tanggal July 1, 2019. Diakses tanggal August 18, 2019. supermarket aluminum foil added at the last minute to protect the craft from radiationParameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^Mack, Pamela Etter (1998). "11". From Engineering Science to Big Science: The NACA and NASA Collier Trophy Research Project Winners (dalam bahasa Inggris). National Aeronautics and Space Administration, NASA Office of Policy and Plans, NASA History Office. hlm. 251. ISBN978-0-16-049640-0.
^ ab"VOYAGER 1:Host Information". JPL. 1989. Diarsipkan dari versi asli tanggal April 16, 2015. Diakses tanggal April 29, 2015.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^"High Gain Antenna". JPL. Diarsipkan dari versi asli tanggal September 21, 2013. Diakses tanggal August 18, 2013.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^Ludwig, Roger; Taylor, Jim (March 2002). "Voyager Telecommunications"(PDF). DESCANSO Design and Performance Summary Series. NASA/JPL. Diarsipkan dari versi asli(PDF) tanggal February 15, 2013. Diakses tanggal September 16, 2013.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^"NASA News Press Kit 77–136". JPL/NASA. Diarsipkan dari versi asli tanggal May 29, 2019. Diakses tanggal December 15, 2014.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^ abFurlong, Richard R.; Wahlquist, Earl J. (1999). "U.S. space missions using radioisotope power systems"(PDF). Nuclear News. 42 (4): 26–34. Diarsipkan dari versi asli(PDF) tanggal October 16, 2018. Diakses tanggal January 2, 2011.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^"Spacecraft Lifetime". JPL. Diarsipkan dari versi asli tanggal March 1, 2017. Diakses tanggal August 19, 2013.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^"pds-rings". Diarsipkan dari versi asli tanggal November 7, 2021. Diakses tanggal May 23, 2015.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^"au.af". Diarsipkan dari versi asli tanggal October 16, 2015. Diakses tanggal May 23, 2015.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^"Voyager – Frequently Asked Questions". voyager.jpl.nasa.gov (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal August 13, 2023. Diakses tanggal June 26, 2020.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^"Photo Caption". Public Information Office. Diarsipkan dari versi asli tanggal September 8, 2010. Diakses tanggal August 26, 2010.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^"Voyager 1 in heliopause". JPL. Diarsipkan dari versi asli tanggal May 14, 2012. Diakses tanggal August 18, 2013.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^"Mission Status". JPL. Diarsipkan dari versi asli tanggal January 1, 2018. Diakses tanggal February 14, 2020.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^Krimigis, S. M.; Decker, R. B.; Hill, M. E.; Armstrong, T. P.; Gloeckler, G.; Hamilton, D. C.; Lanzerotti, L. J.; Roelof, E. C. (2003). "Voyager 1 exited the solar wind at a distance of ~85 au from the Sun". Nature. 426 (6962): 45–8. Bibcode:2003Natur.426...45K. doi:10.1038/nature02068. PMID14603311.Parameter |s2cid= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^McDonald, Frank B.; Stone, Edward C.; Cummings, Alan C.; Heikkila, Bryant; Lal, Nand; Webber, William R. (2003). "Enhancements of energetic particles near the heliospheric termination shock". Nature. 426 (6962): 48–51. Bibcode:2003Natur.426...48M. doi:10.1038/nature02066. PMID14603312.Parameter |s2cid= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^Ferris, Timothy (August 20, 2017). "How the Voyager Golden Record Was Made". The New Yorker (dalam bahasa Inggris). ISSN0028-792X. Diarsipkan dari versi asli tanggal January 15, 2024. Diakses tanggal January 15, 2024.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^Greicius, Tony (December 1, 2017). "Voyager 1 Fires Up Thrusters After 37 Years". NASA (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal February 19, 2021. Diakses tanggal December 13, 2017.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^"Voyager 1 stops communicating with Earth". edition.cnn.com (dalam bahasa Inggris). December 13, 2023. Diarsipkan dari versi asli tanggal April 2, 2024. Diakses tanggal March 26, 2024.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^ abGambino, Megan. "What Is on Voyager's Golden Record?". Smithsonian Magazine (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal April 8, 2020. Diakses tanggal January 15, 2024.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^"Voyager Golden record". JPL. Diarsipkan dari versi asli tanggal September 27, 2011. Diakses tanggal August 18, 2013.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)