Tiwi Etika
Tiwi Etika (lahir 4 April 1975) adalah seorang akademisi, peneliti, dan penulis Indonesia. BiografiKehidupan awal dan pendidikanTiwi Etika adalah anak kelima dari pasangan Iskandar dan Ramani. Ia menyelesaikan pendidikan dasar sampai menengah di Kecamatan Montallat dan sekolah menengah atas di Palangka Raya. Pendidikan Sarjana (S1) dan Magister (S2) ia selesaikan di Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar, Bali. Ia kemudian melanjutkan pendidikan doktoral di Universitas Burdwan di Benggala Barat, India, pada 2008-2011 dan post-doktoral di KITLV Leiden, Belanda, pada 2018 dan pernah juga mengikuti kursus singkat Bahasa Hindi di Kendriya Hindi Sansthan di Agra, India, pada tahun 1998-1999. Sejak mahasiswa pada program Sarjana di Denpasar, Tiwi telah menjabat sebagai Ketua Senat Mahasiswa dua periode berturut-turut pada tahun 1999-2001. Pernah juga menjabat sebagai Wakil Ketua KNPI Bali pada tahun 2000-2003. Setelah menyelesaikan Pendidikan S-1di pulau Dewata-Bali, ia kembali ke tanah kelahirannya Kalimantan Tengah dan kemudian diangkat sebagai PNS pada Institut Agama Hindu Negeri (IAHN) Tampung Penyang Palangka Raya sejak tahun 2001. Meraih gelar Philosophy of Doctor (Ph.D.) bidang Filsafat Hindu pada The University of Burdwan-India, ia terus fokus melakukan penelitian, menulis artikel dan buku berfokus tentang tradisi Kaharingan baik aspek sejarah, teologi, maupun filosofi. KaryaTiwi mulai aktif menulis tentang tradisi Kaharingan dari tahun 2001 untuk tugas akhir menyelesaikan pendidikan sarjana dalam bentuk skripsi (S-1) tentang Eksistensi Sangku Tambak Raja. Sangku Tambak Raja adalah sarana persembayangan rutin (Basarah) umat beragama Kaharingan di Kalimantan Tengah. Sebagai laporan tugas akhir pendidikan magister dalam bentuk tesis, ia menulis tentang Aspek Ketuhanan Dalam Kita Suci Panaturan serta Identifikasinya dipandang dari teologi Hindu. Kitab Panaturan adalah kitab suci yang menjadi pedoman beragama bagi umat Hindu Kaharingan di Kalimantan Tengah. Kemudian ia menulis tentang kronologis integrasi Kaharingan ke dalam Hindu Dharma pada tahun 2007 dan Selayang Pandang Tentang Hindu Kaharingan pada tahun yang sama. Selanjutnya, ia menulis buku Mutiara Isen Mulang bersama Damianus Syiok pada tahun 2015. Pada tahun 2017 menulis buku Konsep Ketuhanan Dalam Ajaran Hindu Kaharingan dan buku Penuturan Konsep Panca Sradha dalam Kitab Panaturan pada tahun yang sama serta puluhan artikel ditulis tentang tradisi Kaharingan terutama dari tradisi Kaharingan dari suku Dayak Dusun dan Dayak Ngaju. Ia aktif pula sebagai pembicara seminar baik pada tingkat lokal, nasional dan internasional tentang Hindu Kaharingan. Pada Kongres Internasional I Kebudayaan Dayak di Bengkayang, Tiwi membentangkan makalah “Agama Asli Suku Dayak: Tantangan dan Masa Depannya” yang kemudian dibukukan dalam Menjadi Dayak Tanpa Sekat: Prosiding Kongres Internasional I Kebudayaan Dayak di Bengkayang.[1] Tiwi juga ketua panitia penyelenggara seminar internasional “Hinduism in the Minelial Era” Palangka Raya Palangka Raya pada 3 Oktober 2019. Jiwa organisasinya kemudian terimplementasikan pada organisasi keagamaan Hindu Kaharingan sebagai Wakil Ketua Majelis Besar Agama Hindu Kaharingan (MB-AHK) Pusat tahun 2014 sampai sekarang, Wakil Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Provinsi Kalimantan Tengah tahun 2012 sampai sekarang, Wakil Ketua Wanita Hindu Kaharingan Provinsi Kalimantan Tengah 2019 sampai sekarang, Seketaris pada Wanita Hindu Dharma (WHDI) Provinsi Kalimantan Tengah 2014-2019, anggota Dewan Riset Daerah (DRD) Provinsi Kalimantan Tengah periode 2019–2022 dan Ketua Ikatan Cendikiawan Hindu Indonesia (ICHI) Provinsi Kalimantan Tengah 2019-sekarang. Pada dunia kampus, ia sekarang menjabat sebagai Dekan Fakultas Dharma Duta dan Brahma Widya Institut Agama Hindu Negeri (IAHN) Tampung Penyang Palangka Raya sejak 2018 sampai sekarang. Sementara di aras antar-bangsa, ia anggota Yayasan Internasional ICCS-USA (International Center for Cultural Studies Unite State of America). Referensi
|