Sthavira nikāya
Sthavira nikāya (Sanskerta: "Aliran Para Sesepuh"; Hanzi Tradisional: 上座部; Pinyin: Shàngzuò Bù), dikenal juga sebagai Sthaviravāda, adalah salah satu dari aliran-aliran Buddhis awal. Mereka memisahkan diri dari mayoritas Mahāsāṃghika pada saat Sidang Buddhis Kedua.[1] Pandangan keilmuanAsalŚāriputraparipṛcchā Mahāsāṃghika, sebuah teks yang ditulis untuk memberikan alasan penyimpangan aliran ini dari aturan kedisiplinan dari para biksu senior, menegaskan bahwa sidang tersebut berlangsung di Pāṭaliputra mengenai persoalan vinaya, dan ia menjelaskan bahwa perpecahan terjadi karena mayoritas (Mahāsaṃgha) menolak untuk menerima penambahan peraturan Vinaya oleh minoritas (Sthavira).[2] Mahāsāṃghika, oleh karena itu melihat Sthavira sebagai sebuah kelompok yang memisahkan diri yang mencoba untuk mengubah Vinaya asli.[3] Para akademisi umumnya setuju bahwa masalah perselisihan itu memang masalah vinaya, dan telah mencatat bahwa laporan Mahāsāṃghika ini didukung oleh teks-teks vinaya itu sendiri, karena vinaya-vinaya yang terkait dengan Sthavira berisi aturan-aturan yang lebih banyak daripada aturan dalam Vinaya Mahāsāṃghika.[2] Oleh karena itu, pengetahuan modern umumnya setuju bahwa Vinaya Mahāsāṃghika merupakan yang tertua.[2] Menurut Skilton, para akademisi masa depan mungkin menentukan bahwa sebuah studi mengenai aliran Mahāsāṃghika akan memberikan kontribusi untuk pemahaman yang lebih baik mengenai Dhamma-Vinaya awal daripada aliran Theravada.[3] BahasaSejarawan Tibet Buton Rinchen Drub (1290-1364) menulis bahwa Mahāsāṃghika menggunakan bahasa Prakerta, Sarvāstivādin menggunakan bahasa Sanskerta, Sthavira menggunakan bahasa Paiśācī, dan Saṃmitīya menggunakan bahasa Apabhraṃśa.[4] WarisanSthavira kemudian terbagi menjadi aliran-aliran lain seperti:
Cabang Vibhajyavāda memunculkan sejumlah aliran seperti:[5]
Hubungan dengan TheravadaCatatan keilmuanAliran Theravāda di Sri Lanka dan Asia Tenggara telah mengidentifikasi dirinya secara eksklusif dengan Sthavira, karena kata thera dalam bahasa Pali setara dengan sthavira dalam bahasa Sanskerta.[6] Hal Ini telah menyebabkan para sejarawan Barat awal mengasumsikan bahwa kedua aliran ini identik.[6] Namun, hal ini tidak benar, dan pada masa Asoka, aliran Sthavira telah pecah menjadi aliran-aliran Sammitīya Pudgalavāda, Sarvāstivāda, dan Vibhajyavāda.[6] Aliran Vibhajyavāda diyakini telah pecah menjadi aliran-aliran lainnya juga, seperti aliran Mahīśāsaka dan leluhur dari aliran Theravāda.[6] Menurut Damien Keown, tidak ada bukti sejarah bahwa aliran Theravāda muncul sampai sekitar dua abad setelah Perpecahan Besar yang terjadi pada Sidang Ketiga.[7] Lihat jugaReferensi
Pranala luar
|