Stephen Hopkins
Stephen Hopkins (7 Maret 1707 – 13 Juli 1785) adalah seorang politikus yang berasal dari Rhode Island. Ia pernah menjabat sebagai Hakim Agung dan gubernur dari Rhode Island. Hopkins dikenal karena perannya sebagai penandatangan Deklarasi Kemerdekaan Amerika Serikat pada tahun 1776.[1] Kehidupan awalHopkins lahir di Koloni Rhode Island pada tanggal 3 Maret 1707 sebagai putra dari pasangan William Hopkins dan Ruth Wilkinson Hopkins. Ia merupakan anak kedua dari 9 bersaudara.[2] Ibu Hopkins adalah cucu dari Lawrence Wilkinson, seorang letnan di pasukan Charles I yang dipenjara oleh pasukan Skotlandia dan akhirnya pindah ke New England. Kakek Hopkins, William Hopkins, adalah seorang Deputi dari Providence, Asisten, Juru Bicara dari Dewan Perwakilan, serta walikota.[2] Kakek buyutnya, Thomas Hopkins, adalah salah satu imigran awal di Providence.[3] Pendidikan Hopkins sangatlah terbatas. Ia hanya bersekolah dalam waktu yang singkat. Pendidikan-pendidikan dasar diajarkan oleh ibunya sendiri. Sementara kakek dan pamannya mengajarinya matematika sekolah dasar. Meski begitu, Hopkins dikenal sangat terampil dalam menulis, berhitung, dan mengukur tanah. Ia juga senang membaca buku-buku klasik Bahasa Inggris di perpustakaan kecil kakeknya.[4] Hopkins juga tertarik dalam ilmu astronomi. Pada tahun 1769, bersama dengan astronomer Joseph Brown dan Benjamin West, ia melakukan pengamatan terhadap Transit Venus.[5] Pernikahan dan keturunanPada tahun 1726, Hopkins menikahi Sarah Scott, putri bungsu dari Walikota Sylvanus Scott dan istrinya, Joanna Jenks. Dari pernikahan tersebut, mereka dikaruniai 5 orang anak laki-laki dan 2 orang anak perempuan. Sarah meninggal pada tahun 1753 dan Hopkins menikahi Anne Smith, adik dari Benjamin Smith. Mereka tidak memiliki anak dari pernikahan tersebut.[6] Perjalanan politikPerjalanan politik Hopkins dimulai ketika Kota Scituate memisahkan diri dari Providence pada tahun 1732. Ke depannya ia menjabat sebagai moderator di pertemuan kota pertama Scituate, juru tulis kota, ketua dari Dewan Kota, hakim, gubernur, dan petugas Pengadilan Negeri Providence Permohonan Rakyat.[6] Sebagai gubernurPada tahun 1755, Hopkins pertama kali menjabat sebagai gubernur. Saat itu perang dengan Perancis sedang berlangsung. Hopkins menjadi perwakilan dari Rhode Island untuk Kongres Albany yang membicarakan tentang penggabungan koloni-koloni di Amerika dalam perang menghadapi Perancis.[7] Selama ia menjabat sebagai gubernur, ia dan Benjamin Franklin membuat rencana untuk menyatukan koloni. Namun rencana tersebut ditolak oleh koloni dan Britania Raya.[8] Pada tahun 1758, Hopkins kembali menjadi gubernur setelah gubernur terpilih William Greene meninggal secara tiba-tiba. Dilanjutkan dengan tahun 1763–1765 dan 1767–1768, Hopkins menjabat sebagai gubernur. Ia bersaing dengan Samuel Ward yang merupakan seorang pendukung utama mata uang keras dan pemenang dari Newport yang merupakan kota asalnya.[9] Pada tahun 1764, Hopkins dan Ward akhirnya menunjukkan kesepakatan. Hal itu ditunjukkan dengan kerja sama mereka di universitas di Rhode Island dimana Hopkins menjadi rektor dan Ward menjadi wakil rektornya.[10] Hopkins menjadi rektor disana hingga akhir hayatnya pada tahun 1785.[11] Sebagai hakim agungPada tahun 1747, Hopkins pertama kali menjabat sebagai hakim di Pengadilan Tertinggi Rhode Island. Pada tahun 1751, ia ditunjuk sebagai Hakim Agung ketiga Pengadilan Tinggi Rhode Island.[12] Salah satu kasus besar yang pernah ditangani Hopkins sebagai Hakim Agung adalah Peristiwa di Gaspee dimana para pedagang Rhode Island yang tidak puas dengan gerakan pemerintah Britania dalam memberantas usaha penyelundupan membakar HMS Gaspee dan kapal-kapal Britania yang lewat .[13] Dalam kasus tersebut, Hopkins dan wakil gubernur Darrius Sessions mendukung para pericuh dan berusaha keras menghilangkan segala barang bukti, mengancam saksi mata, dan mengabaikan para saksi. Para penduduk Rhode Island juga mendukung para pericuh dan tidak membocorkan identitas mereka. Akhirnya kasus tersebut di akhiri tanpa ada pelaku yang dihukum.[13] Setelah masa jabatannya sebagai Hakim Agung ketiga berakhir pada tahun 1755. Hopkins kembali menjabat sebagai Hakim Agung kelima pada tahun 1755–1756 dan Hakim Agung ke-17 pada tahun 1770–1775.[14] Sebagai perwakilan kongresPada tahun 1774, Kongres Benua Pertama diadakan dan Hopkins serta Samuel Ward terpilih sebagai perwakilan Rhode Island. Hopkins yang saat itu berumur 68 tahun menjadi yang paling senior di antara wakil-wakil lainnya. Selain itu, Hopkins dan Benjamin Franklin menjadi satu-satunya wakil yang juga pernah menghadiri Kongres Albany 20 tahun yang lalu.[15] Pada tahun 1775, Hopkins kembali menjadi wakil dari Rhode Island untuk menghadiri Kongres Benua Kedua yang tepatnya diadakan pada tanggal 10 Mei. Kongres tersebut diadakan setelah terjadinya Pertempuran Lexington dan Concord yang merupakan konflik bersenjata antara Kerajaan Britania Raya dan 13 negara koloni di Amerika.[16] Kongres ini berujung pada deklarasi kemerdekaan 13 negara koloni dari Britania Raya. Pada tahun 1775, sistem pos nasional yang dirancang oleh William Goddard diberlakukan dan Benjamin Franklin ditunjuk sebagai Jendral Ketua Pos Pertama.[17] Sebagai penandatangan Deklarasi Kemerdekaan Amerika SerikatPada tanggal 4 Juli 1776, 13 negara koloni mengadakan Deklarasi Kemerdekaan Amerika Serikat dimana mereka menyatakan kemerdekaan dari Britania Raya. Stephen Hopkins yang saat itu sudah berusia lanjut harus menggunakan tangan kirinya untuk membantu tangan kanannya yang lumpuh untuk menandatangani dokumen deklarasi. Ia berkata, "tanganku gemetar, namun hatiku tidak."[17] John Trumbull mengabadikan deklarasi kemerdekaan tersebut dalam sebuah lukisan. Disana Hopkins digambarkan mencolok sebagai pria yang berdiri dan menggunakan topi.[18][19][20] Esai The Rights of Colonies ExaminedPada tahun 1764, Hopkins menerbitkan esai yang diberi judul The Rights of Colonies Examined.[21][10] Esai tersebut langsung tersebar secara luas dan diterima dengan positif oleh banyak orang. Karena esai tersebut, Hopkins dikenal sebagai salah satu pemimpin opini publik di dalam koloni. Esai ini berisi tentang kritikan terhadap sistem perpajakan dan parlemen Britania Raya.[22] Esai ini dimulai dengan kalimat, "Kemerdekaan adalah anugerah terbesar yang dapat dinikmati manusia, dan perbudakan adalah kutukan terberat yang berasal dari sifat manusia."[23] Sejarawan Thomas Bicknell menyebut esai tersebut sebagai "dokumen paling luar biasa yang dikeluarkan selama periode sebelum Perang Revolusi."[24] Sementara gubernur Massachusetts, Thomas Hutchinson menulis tentang esai tersebut sebagai "esai yang tingkatannya lebih tinggi dibanding esai koloni lain."[23] Hopkins dan perbudakanHopkins adalah salah satu pemilik budak. Ia memiliki total 5 orang budak yang terdiri dari seorang pria bernama Saint Jago, seorang wanita bernama Fibbo, dan tiga orang anak laki-laki.[25] Ia menyerahkan budak-budak tersebut kepada anggota keluarganya untuk dirawat setelah ia mati. Namun hal itu tidak pernah terwujud karena nyatanya Hopkins masih hidup 25 tahun setelah menulis wasiat tersebut.[26] Empat tahun sebelum ia menandatangani deklarasi kemerdekaan, Hopkins membebaskan seorang budaknya, Saint Jago, seorang pria keturunan negro yang telah berumur 33 tahun. Hopkins menyebutnya sebagai pelayan yang sangat jujur dan setia. Selain itu, Hopkins juga menyebut perbudakan sebagai perbuatan yang melanggar kehendak Tuhan.[27] Meski begitu, empat budak lainnya tetap tidak dibebaskan bahkan hingga akhir hayatnya. Namun, dua budaknya (Primus dan Bonner Jr.) telah hidup setengah bebas beberapa tahun sebelum kematian Hopkins.[28] Kematian dan peninggalanPada tanggal 13 Juli 1785, Hopkins meninggal dunia di kediamannya di Providence di usianya yang ke-78 tahun dan dimakamkan di North Burial Ground. Kondisi kesehatan Hopkins memang telah menurun sejak tahun 1776 yang memaksanya untuk berhenti dari Kongres Benua dan pulang ke kampung halamannya.[29][30] Setelah kematiannya, Hopkins memiliki beberapa peninggalan, seperti Perpustakaan Providence yang ia dirikan pada tahun 1753 saat ia menjadi anggota dari Komunitas Filosofi Newport.[31][32] Selain itu, ia juga meninggalkan sebuah rumah di Jalan Hopkins 15 yang kini menjadi National Historic Landmark di Amerika Serikat.[33] Nama Hopkins diabadikan menjadi nama sebuah kota di Rhode Island dan nama sebuah kapal liberti (SS Stephen Hopkins) yang merupakan kapal Amerika Serikat pertama yang menenggelamkan kapal perang Jerman di Perang Dunia II.[33] Referensi
Pranala luar
|