Stephanie Kwolek
Stephanie Kwolek, yang memiliki nama lengkap Stephanie Louise Kwolek, (lahir pada tanggal 31 Juli, 1923 di New Kensington, Pennsylvania, Amerika Serikat-dan meninggal dunia pada tanggal 18 Juni, 2014 di Wilmington, Delaware), adalah seorang ahli kimia berkebangsaan Amerika, yang merupakan pelopor dalam penelitian polymer.[1] Dari penelitiannya tersebut, ia berhasil menghasilkan kevlar, materi terbaik dan terkuat yang menjadi bahan pembuatan rompi anti-peluru. Pendidikan dan KarierAyah Kwolek adalah seorang pekerja pengecoran, yang meninggal pada saat ia berusia 10 tahun.[2] Hal tersebut kemudian mengakibatkan ia dan saudara laki-lakinya diasuh oleh ibunya seorang diri. Pada tahun 1946, ia menerima gelar sarjana pada jurusan kimia dari the Carnegie Institute of Technology (yang sekarang dikenal sebagai Carnegie Mellon University), Pittsburgh, Pennsylvania.[2] Pada awalnya, ia berniat untuk melanjutkan studinya di sekolah kedokteran, tetapi kemudian ia akhirnya bekerja sebagai ahli kimia laborat di departemen rayon milik Perusahaan DuPont di Buffalo, New York.[3] Pada saat itu, DuPont baru saja memperkenalkan nilon, tepat sebelum perang dunia II. Selanjutnya, pada era setelah peperangan berakhir, DuPont mengalihkan usahanya ke arena pasar yang jauh lebih kompetitif, yakni serat sintetik. Dengan visi baru perusahaan ini, Kwolek kemudian makin terlibat dalam penelitian baru yang jauh lebih dinamis. Sebagai konsekuensinya, ia kemudian terus bertahan di DuPont. Pada tahun 1950, ia beralih ke laboratorium inisiasi milik perusahaan di Wilmington, Delaware dan pensiun sebagai jawatan penelitian pada tahun 1986.[3] Setelah pensiun, dengan banyak paten dan penghargaan, ia masih aktif bekerja sebagai konsultan dan pembicara di berbagai acara publik. Pada tahun 1950-1960an, Kwolek dikenal atas kerjanya di bidang aramids, atau "poliamida aromatik", salah satu jenis polimer yang dapat menghasilkan serat yang kuat, kaku, dan tahan api. Riset laboratoriumnya tentang aramid dikerjakan di bawah supervisi Paul W. Morgan, yang berkalkulasi bahwa aramid dapat membentuk serat yang kaku karena aramid memiliki cincin bensol/cincin aromatik tebal dalam rantai molukelnya. Namun, pada saat yang sama, mereka juga harus mempersiapkan solusi lain karena aramid ini hanya akan meleleh saat temperaturnya sangat tinggi. Kwolek kemudian memastikan bahwa pelarut dan kondisi polimerisasi yang cocok untuk memproduksi poly-m-phenylene isophthalamide, suatu senyawa yang dirilis DuPont pada tahun 1961 sebagai serat yang tahan api dengan nama dagang "Nomex". Kwolek kemudian memperluas risetnya dengan poly-p-benzamide dan poly-p-phenylene terephthalamide, yang ia nyatakan sebagai solusi molekul reguler rodlike yang memiliki tingkat adaptasi tinggi. Dari dua cairan polimer kristal ini (yang dipersiapkan secara pertama kali), seratnya kemudian dipintal dan selanjutnya ditampilkan daya kekakuan dan keregangannya. Poly-p-phenylene terephthalamide kemudian dirilis secara komersial pada tahun 1971 dengan nama dagang 'Kevlar', serat yang banyak digunakan dalam pembuatan kapal, rompi anti-peluru, dan sebagainya.[3] Referensi
Pranala luar
Media tentang Stephanie Kwolek di Wikimedia Commons
|