Stasiun Haurpugur
Stasiun Haurpugur (HRP) merupakan perhentian atau halte kereta api yang terletak di Cangkuang, Rancaekek, Bandung. Stasiun yang terletak pada ketinggian +689 m ini termasuk dalam Daerah Operasi II Bandung. Walaupun diberi nama Haurpugur (suatu desa di Rancaekek), stasiun ini secara administratif berada di sebelah barat laut desa tersebut. SejarahStasiun Haurpugur awalnya dibangun sebagai perhentian kecil, bersama dengan Perhentian Andir, Gadobangkong, Cikudapateuh, dan Rancakendal. Rencana pembukaan perhentian-perhentian tersebut diiklankan di surat kabar de Preanger-bode pada 13 Februari 1899 oleh Eksploitasi Barat Staatsspoorwegen, yang mengumumkan bahwa perhentian-perhentian tersebut mulai beroperasi pada tanggal tanggal 20 Februari 1899. Karena ukurannya yang kecil ini, sejak awal dibangunnya perhentian ini hanya melayani kereta api lokal.[5] Sebagai perhentian kecil, bangunan Perhentian Haurpugur dahulu hanya terbuat dari kayu. Berdasarkan letak kilometernya, bangunan tersebut berada 250 di timur lokasi stasiun saat ini.[6] Bangunan tersebut kemudian dinonaktifkan dan diganti dengan bangunan baru yang lebih besar dan permanen di sisi barat jalan. Dahulu, ke arah barat Stasiun Haurpugur terdapat perhentian (stopplaats) bernama Rancakendal. Perhentian tersebut dibuka pada 20 Februari 1899, bersamaan dengan Gadobangkong, Andir, Cikudapateuh, dan Haurpugur. Dilansir dari surat kabar De Preanger-Bode yang terbit pada 15 Februari 1899, perhentian tersebut terletak di kilometer 175 atau tiga kilometer dari Stasiun Rancaekek saat ini.[6] Perhentian tersebut kemungkinan hanya berumur singkat karena tidak lagi tercantum dalam data tahun 1936.[7] Pada tanggal 30 Desember 2024, jalur ganda petak Haurpugur-Cicalengka telah resmi dioperasikan. Dengan demikian, stasiun ini diturunkan statusnya menjadi perhentian atau halte, yang ditandai dengan wesel di sebelah barat dan timur dicabut, layanan PPKA dihilangkan, serta persinyalan dikendalikan sepenuhnya dari stasiun Cicalengka. Pemberangkatan KA di stasiun ini hanya dilakukan oleh kondektur setelah sinyal keluar dinyatakan aman. Bangunan dan tata letakStasiun ini hanya memiliki dua jalur kereta api. Pada awalnya, jalur 2 merupakan sepur lurus. Terkait proyek jalur ganda lintas Bandung Raya, jalur dari stasiun ini ke arah barat (hingga Stasiun Gedebage) dan ke arah timur (hingga Stasiun Cicalengka) ditingkatkan menjadi jalur ganda. Peningkatan ini dilakukan untuk meningkatkan frekuensi lalu lintas kereta api di lintas tersebut dan juga mendukung akses menuju kereta cepat Jakarta-Bandung.[8] Setelah jalur ganda tersambung hingga Gedebage pada pertengahan Desember 2022, jumlah jalur di stasiun ini sama sekali tidak berubah. Hanya saja, semua kereta api yang datang dari arah timur saat itu diwajibkan melewati jalur 1 saja. Kemudian, sejak 31 Desember 2024, jalur ganda tersambung hingga Cicalengka sehingga stasiun ini diturunkan statusnya menjadi halte atau perhentian sehingga tidak memiliki kendali wesel atau persinyalan. Persinyalan stasiun ini digantikan dengan persinyalan blok intermediet. Sebagai akibatnya, sudah tidak ada lagi persilangan maupun penyusulan antarkereta api di stasiun ini. Per November 2022, sistem persinyalan yang sebelumnya menggunakan persinyalan mekanik kini telah diganti menjadi persinyalan elektrik produksi PT Len Industri. Bangunan baru stasiun ini telah dipakai sejak 10 Maret 2023, meskipun peron baru sudah digunakan sejak beberapa bulan sebelumnya. Bangunan lama stasiun ini sudah dibongkar total untuk pelebaran pintu akses keluar masuk penumpang di bangunan stasiun baru.
InsidenPada 5 Januari 2024 pagi hari, Commuter Line Bandung Raya dengan nomor KA 350 relasi Padalarang–Cicalengka bertabrakan dengan KA Turangga dengan nomor KA 65A relasi Surabaya Gubeng–Bandung di petak Haurpugur-Cicalengka sehingga lalu lintas kereta api lintas selatan Pulau Jawa koridor Bandung–Kroya terganggu.[9] Layanan kereta apiKereta api lokal (Commuter Line)
Galeri
Referensi
|