Stadler Rail
Stadler Rail adalah sebuah produsen bakal pelanting perkeretaapian asal Swiss yang fokus memproduksi kereta rel regional dan trem. Perusahaan ini juga fokus memproduksi barang yang tidak diproduksi oleh banyak perusahaan lain, seperti menjadi satu-satunya produsen bakal pelanting rel gerigi yang tersisa di Eropa. Stadler Rail berkantor pusat di Bussnang, Swiss. Perusahaan ini memiliki sembilan anak usaha dan memiliki fasilitas di Aljazair, Jerman, Italia, Belanda, Austria, Polandia, Swiss, Spanyol, Republik Ceko, Hungaria, Belarusia, dan Amerika Serikat. Perusahaan ini juga berencana membuka fasilitas di Indonesia bersama INKA. Stadler Rail mempekerjakan sekitar 6.100 orang pada tahun 2012, yang meliputi 2.750 orang di Swiss, 1.200 orang di Jerman, 1.000 orang di Belarusia, 400 orang di Hungaria, dan 400 orang di Polandia.[3] Pada tahun 2017, jumlah pekerjanya meningkat menjadi 7.000 orang.[4] SejarahStadler Rail memulai sejarahnya sebagai sebuah kantor rekayasa yang didirikan oleh Ernst Stadler pada tahun 1942.[5] Tiga tahun kemudian, perusahaan ini mulai memproduksi lokomotif, baik tipe baterai-elektrik maupun diesel. Selama sebagian besar sejarahnya, Stadler Rail beroperasi sebagai sebuah perusahaan keluarga yang relatif kecil di Swiss, dan secara tradisional fokus memproduksi kendaraan rel sesuai pesanan klien.[5] Klien perusahaan ini biasanya adalah bagian dari pasar ceruk, seperti operator sepur sempit dan perkeretaapian pegunungan, bukan operator perkeretaapian konvensional. Stadler Rail bahkan masih merupakan produsen bakal pelanting yang relatif kecil hingga dekade 1990-an. Pada pertengahan dekade 1990-an, Stadler diberitakan hanya memiliki 100 orang pekerja.[5] Pada tahun 1984, Stadler Rail memutuskan untuk mulai memproduksi kereta penumpang.[5] Selama pertengahan hingga akhir dekade 1990-an, perusahaan ini melanjutkan ekspansinya melalui peluncuran produk baru, serta mengakuisisi dua pabrik lain asal Swiss yang memproduksi kendaraan rel khusus untuk jalur rel gerigi dan sepur sempit. Stadler Rail pun mengalami perkembangan bisnis yang cukup besar selama akhir dekade 1990-an.[5] Kliennya juga terus berkembang selama dua dekade kemudian, sehingga perusahaan ini menjadi salah satu produsen perkeretaapian paling inovatif dan paling cepat tumbuh di Eropa. Stadler Rail pun menjadi kompetitor di sejumlah kategori untuk produsen perkeretaapian besar tradisional, seperti Alstom, Bombardier, dan Siemens. Perusahaan ini juga berhasil mendapatkan pesanan besar dari operator perkeretaapian di sejumlah negara.[5] Pada tahun 1999, Stadler Rail membentuk sebuah perusahaan patungan bersama Adtranz untuk memproduksi Regio-Shuttle RS1, dengan Stadler Rail memegang 67% saham perusahaan patungan tersebut.[5][6] Namun, pasca akuisisi Adtranz oleh Bombardier pada tahun 2000, regulator Uni Eropa meminta agar jajaran produk trem dan kereta api regional milik Adtranz dijual. Sebagai hasilnya, pada tahun 2001, Stadler Rail memegang 100% saham pabrik Pankow di Berlin, sehingga menjadi pusat produksi pertamanya di Jerman. Produksi RS1 kemudian dilanjutkan, dan menjadi trem terkemuka di Jerman.[5] Salah satu produk Stadler Rail yang paling sukses adalah FLIRT (Fast Light Innovative Regional Train), yang meliputi berbagai macam konfigurasi untuk menyesuaikan berbagai kebutuhan, mulai dari kereta api regional kecil hingga kereta api antar kota mewah, serta versi sepur lebar untuk Finlandia dan negara bekas Uni Soviet.[5] Pada tahun 2004, Stadler Rail menyelesaikan produksi rangkaian kereta api pertama untuk Swiss Federal Railways. Hingga tahun 2019, lebih dari 1.400 unit FLIRT telah dipesan oleh operator perkeretaapian di 16 negara yang tersebar di Eropa, Amerika Serikat, Aljazair, dan Azerbaijan.[5] Untuk memungkinkan peningkatan pesanan dan klien, perusahaan ini pun mengembangkan kapabilitas produksinya. Untuk melayani Eropa Timur saja, pada tahun 2005, sebuah pabrik perakitan baru dibangun di Hungaria, serta di Polandia setahun kemudian. Enam tahun kemudian, fasilitas produksi ketiga resmi dibuka di Belarusia.[5] Hingga tahun 2019, perusahaan ini diberitakan telah mempekerjakan lebih dari 7.000 orang di berbagai lokasi di 20 negara. Tiap tahun, perusahaan ini dapat memproduksi ratusan kendaraan rel, termasuk trem, lokomotif, dan kereta.[5] Selain produksi, perusahaan ini juga menyediakan jasa perawatan dan perbaikan untuk operator perkeretaapian di seantero Eropa, Amerika Serikat, Timur Tengah, dan Afrika Utara.[5] Perusahaan ini juga tumbuh melalui sejumlah akuisisi, termasuk Winpro AG asal Winterthur pada tahun 2005, Voith Rail Services asal Belanda pada tahun 2013, dan Vossloh Rail Vehicles Valencia pada tahun 2015. Ketiganya kini telah diintegrasikan ke Stadler Rail, sehingga memperluas produk dan jasa yang ditawarkan.[5] Selama beberapa tahun, Peter Spuhler menjadi CEO perusahaan ini, dan menjadi pemegang sahamnya.[5] Wakil Presiden Eksekutif Pemasaran dan Penjualan Stadler Rail, Peter Jenelten, menyebut bahwa struktur perusahaan ini yang relatif ramping memungkinkan pengambilan keputusan yang sangat cepat dan mengurangi waktu produksi, sehingga menjadi keunggulan perusahaan ini di mata klien. Rail Magazine pun mengklaim bahwa Stadler Rail menjadi pihak yang diuntungkan dari ketidakpuasan klien terhadap kompetitor, terutama di bidang produksi dan sertifikasi.[5] Pada tahun 2014, Stadler Rail mengumumkan pembentukan sebuah perusahaan patungan bersama International Railway Distribution LLC asal Azerbaijan untuk memproduksi bakal pelanting di sana. Sebulan sebelumnya, Stadler telah menerima kontrak senilai SFr120 juta untuk memproduksi 30 unit kereta tidur dan kereta makan.[7] Bakal pelanting yang awalnya ditujukan untuk Rusia kemudian juga dijual ke Azerbaijan dan Georgia.[5] Secara tradisional, Stadler Rail menghindari klien dari Britania Raya, karena peraturan di sana cukup kompleks.[5] Namun pada tahun 2017, manajemen memutuskan untuk masuk ke Britania Raya, baik untuk menerima pesanan dari operator perkeretaapian asal Britania Raya maupun untuk mendirikan fasilitas produksi dan perbaikan. Perusahaan ini pun mendapat pesanan senilai £610 juta dari Abellio Greater Anglia. Pada akhirnya, sebanyak 378 unit FLIRT berhasil diproduksi di Bussnang sesuai batas ukuran Britania Raya.[5] Glasgow Subway kemudian memesan 17 unit kereta bawah tanah, yang dioperasikan dengan sistem otomatis tanpa masinis, sehingga menjadi yang pertama bagi Stadler. Merseytravel lalu juga memesan kereta rel listrik.[5] Pada bulan April 2019, Stadler Rail resmi melantai di SIX Swiss Exchange, sehingga mengurangi saham perusahaan ini yang dipegang oleh Spuhler menjadi hanya 40%.[8] Sebelumnya, Spuhler memegang 80% saham perusahaan ini, sementara RAG Stiftung memegang 10% saham, dan sisanya dipegang oleh sejumlah pekerja senior.[9] Baru-baru ini, sektor kereta ringan dan metro menjadi klien yang cukup penting bagi Stadler Rail.[5] Sejumlah operator perkeretaapian di Jerman, Norwegia, dan Britania Raya pun telah mengoperasikan trem Variobahn buatan perusahaan ini. Pada tahun 2015, Stadler Rail menerima kontrak produksi kereta bawah tanah pertamanya. Pada bulan Desember 2015, perusahaan patungan yang didirikan oleh Stadler Rail bersama Siemens mendapat pesanan hingga 1.380 unit kereta untuk S-Bahn di Berlin, dengan kereta terakhir direncanakan selesai pada tahun 2023. Pada tahun 2019, Stadler Rail diberitakan berupaya mengkapitalisasi operator perkeretaapian yang lebih kecil, karena meningkatnya tren regionalisasi dan operasi akses terbuka, agar produksi kereta, kereta ringan, dan kereta relnya tetap dapat berjalan lancar.[5] Pabrik
ProdukStadler memasarkan berbagai macam kendaraan modular standar, termasuk:
Setelah membeli Vossloh España pada tahun 2016, Stadler Rail juga memproduksi bekas rancangan Vossloh berikut:
Referensi
Pranala luarWikimedia Commons memiliki media mengenai Stadler Rail. |