Sitz im Leben
Maksud dan tujuannya di sini adalah koneksi sosial, atau konteks hidup dimana dua cerita muncul.[2] Pokok-pokok tertentu di dalam Kitab Perjanjian Lama hanya dapat dipahami dengan menghubungkannya dengan kebudayaan dan kehidupan sosial Israel Kuno.[2] Sebelumnya, Pentateukh disusun dari bahan yang berasal dari sumber-sumber tertentu.[2] Bahan-bahan itu disampaikan dengan lisan, contohnya saja konteks peribadahan.[2] Hal inilah yang disebut dengan Sitz im Leben.[2] Ciri situasi masyarakat menentukan gaya dalam meneruskan berita tersebut.[2] Di dalam Tradisi Perjanjian Baru, orang-orang berupaya menghubungkan ucapan Yesus Kristus dengan Sitz im Leben Gereja Perdana.[2] Sitz im Leben Yesus itu sendiri yang menjadi tempat lahirnya ucapan-ucapan itu.[2] Istilah ini sangat umum dipakai di dalam teologi.[1] Istilah ini pun dipakai untuk mengkritisi Alkitab. Salah satu model dalam proses Hermeneutik menggunakan Sitz im Leben.[1] Dengan mengetahui situasi dan kondisi teks pada waktu itu, pesan dapat ditemukan.[1] Referensi |