Sin Yun-bok
Sin Yun-bok, pseudonim: Hyewon (1758-?) adalah seorang pelukis yang berasal dari Dinasti Joseon, Korea.[1][2] Bersama dengan Kim Hong-do, ia dikenal akan lukisannya yang menampilkan gambaran realistis tentang kehidupan pada akhir periode Joseon.[3] Lukisan Sin Yun-bok pada masanya dianggap cukup erotis dan tidak pantas dalam masyarakat Konfusianisme Joseon yang mementingkan kesopanan,[2] sehingga oleh penikmatnya, dikoleksi secara sembunyi-sembunyi. Pada zaman modern, lukisan-lukisan karyanya menjadi sangat bernilai karena merupakan bukti yang menjelaskan tentang kehidupan rakyat Korea pada masa itu. Beberapa lukisan yang masih tersisa dilindungi sebagai Harta Nasional Korea Selatan. Kehidupan awalTidak diketahui secara pasti kapan Sin Yun-bok dilahirkan atau meninggal, dikarenakan sedikit catatan yang ada mengenai dirinya.[4] Kehidupannya cenderung misterius. Namun, sejarawan meyakini bahwa ia mungkin hidup antara tahun 1758-1813.[2] Baru-baru ini, diketahui bahwa nama asli Sin Yun-bok adalah Sin Ka-gwon.[2] Sin berasal dari keluarga seniman profesional. Kakek dan ayahnya adalah pelukis istana di Kantor Grafik dan Lukisan (Dohwaseo) yang bertanggung jawab membuat lukisan yang berhubungan dengan peristiwa khusus di istana. Ayahnya bernama Sin Han-pyeong, pelukis ternama yang pernah ditunjuk untuk melukis potret resmi Raja Jeongjo.[5] Sin Han-pyeong bekerja di Dohwaseo selama hampir 40 tahun.[4] Bakat melukis Sin Han-pyeong menurun kepada putranya, terutama dalam teknik mewarnai.[5] Namun Sin Yun-bok, tidak tercatat pernah melukis lukisan formal seperti sang ayah, karena karya-karyanya jelas menunjukkan hal-hal di luar kaidah menurut ukuran saat itu. Beberapa sumber menyebutkan bahwa Sin Yun-bok pernah masuk ke Dohwaseo, tetapi karena ayah dan anak yang seprofesi tidak diizinkan untuk bekerja dalam satu ruangan yang sama, maka Sin Yun-bok bekerja di luar tembok istana, di lingkungan rakyat jelata.[4] Belajar teknik melukis dari ayahnya, Sin Yun-bok sering mengunjungi tempat hiburan dan melukis gisaeng.[4] Karena ketahuan melukis objek yang tidak pantas, lantas ia dikeluarkan dari Dohwaseo.[6] Genre dan gaya lukisanDalam kariernya, Sin dikaitkan dengan Kim Hong-do, salah seorang pelukis terbesar Korea.[7] Diduga Kim Hong-do memang adalah guru lukis Sin Yun-bok.[3][7] Keahlian melukis Sin Yun-bok cukup unik untuk ukuran kondisi saat itu di periode Joseon.[7] Jika Kim Hong-do melukis pemandangan dan rakyat jelata kelas bawah, Sin dapat melukis lebih dari sekadar itu, temanya meluas ke arah lukisan kelas bangsawan, penghibur, dukun, serta lukisan-lukisan bertema erotis dan pornografi.[7][8] Lukisannya memperlihatkan gambar dengan warna terang dan latar yang mendetil.[3] Wanita merupakan objek utama dalam karya Sin.[1] Para wanita tidak pernah muncul secara khusus di lukisan Korea pada periode sebelumnya, tetapi dalam karya Sin wanita memperlihatkan daya tarik dan kehangatan serta memancarkan kepandaian.[1] Abad ke-17 sampai 19 adalah masa dimana wanita mulai dikenal sebagai kaum yang independen dan masyarakat mulai mengekspresikan emosi yang bebas.[1] Karya Sin merupakan saluran yang menyajikan perubahan tersebut. Lukisannya mengandung kepekaan yang tinggi, tanpa batasan,[1] sekaligus mematahkan pandangan bahwa rakyat Korea pada masa itu adalah kelompok yang berbudaya kolot dan kaku, tetapi sebaliknya, mereka juga adalah orang yang romantis, lemah-lembut dan humoris.[4] Periode ini dalam genre lukisan dinamakan dengan istilah Jingyeong-sidae atau Zaman Pemandangan Nyata yang memperlihatkan sisi asli kehidupan rakyat Korea.[4] Dalam budaya kontemporerMenurut penelusuran sejarawan, Sin Yun-bok kemungkinan adalah pria yang berbadan tinggi dan berwajah tampan.[2] Oleh karena itu, dalam berbagai drama dan film yang mengangkat kisahnya, ia selalu diperankan oleh wanita, yang kemungkinan juga dikarenakan nama penanya yang feminin, Hyewon, yang berarti taman yang ditumbuhi dengan anggrek.[2] Kisah Sin diangkat dalam novel laris tahun 2007 yang berjudul Baram eui Hwawon (The Painter of Wind ) yang ditulis oleh Lee Jung-myung.[2] Dalam novel tersebut, Danwon (Kim Hong-do) merupakan guru Hyewon, yang mengungkap konspirasi yang terjadi di istana lewat lukisan.[2] Novel tersebut terjual sebanyak 300 ribu kopi di Korea Selatan dan diangkat menjadi serial drama televisi yang berjudul sama. Dalam drama tersebut, Shin Yun-bok diperankan aktris Moon Geun-young dan Kim Hong-do diperankan aktor Park Shin-yang. Selain itu ada pula film tahun 2008 arahan sutradara Jeon Yun-su yang berjudul Portrait of a Beauty yang juga menceritakan tentang kehidupan Hyewon. Tokoh yang memerankan Sin adalah aktris Kim Min-su.[2] Novel laris lain yang mengangkat kisah Hyewon adalah berjudul Saek, Sharaku (Color, Sharaku) yang ditulis oleh Kim Jae-hee.[2] Novel tersebut menceritakan misteri seputar Danwon dan Hyewon serta pelukis Jepang yang misterius, Toshusai Sharaku. Sharaku (1794-1795), yang merupakan salah seorang pelukis cetak kayu terbesar di Jepang disebut-sebut sebagai orang Joseon yang dikirim oleh Raja Jeongjo ke Edo sekitar tahun 1792 sebagai agen rahasia, yang tak lain adalah Sin Yun-bok. Sharaku dikenal sebagai seorang pelukis misterius yang hilang tiba-tiba setelah 10 bulan di Jepang dan hanya meninggalkan beberapa lukisan indah.[2] Lukisan-lukisan
Lihat pulaReferensi
Wikimedia Commons memiliki media mengenai Shin Yun-bok. |