Satelit Satria
Satelit SATRIA (Satelit Republik Indonesia) adalah Satelit Multifungsi (SMF) yang dirancang khusus untuk koneksi internet.[3] Satelit ini dibuat oleh perusahaan Perancis, Thales Alenia Space [4] dan diluncurkan oleh roket SpaceX Falcon 9 menuju target orbit 146 Bujur Timur yang berada di atas langit Papua pada Senin, 19 Juni 2023 pukul 5.21 WIB. SATRIA ditargetkan akan menempati orbit pada bulan November 2023 dan beroperasi penuh mulai Januari 2024. SATRIA ditujukan untuk meningkatkan kualitas layanan internet publik melalui pemerataan konektivitas di seluruh wilayah Indonesia, khususnya di daerah 3T (terdepan, terluar, dan tertinggal) dan perbatasan. Melalui proyek ini diharapkan seluruh layanan pendidikan, fasilitas kesehatan, administrasi pertahanan dan keamanan, serta pemerintahan daerah di seluruh wilayah Indonesia dapat terkoneksi dengan internet. SATRIA Berkapasitas 150 Gbps dengan teknologi High Throughput Satellite (HTS) frekuensi Ka-Band, dan mencapai hampir 150 ribu titik layanan publik di seluruh wilayah Indonesia. Satelit ini diproyeksikan akan mendukung jaringan komunikasi untuk 93.900 sekolah, 47.900 kantor pemerintahan daerah, 3.700 puskesmas, dan 3.900 markas polisi dan TNI yang sulit dijangkau kabel optik.[5] Penjelasan ProyekPada April 2019, Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) mengumumkan konsorsium PSN memenangkan tender pengadaan Satelit SATRIA, dengan nilai proyek mencapai Rp 20,7 triliun. Konsorsium PSN terdiri dari empat perusahaan, yakni PT Pintar Nusantara Sejahtera, PT Pasifik Satelit Nusantara, PT Dian Semesta Sentosa, dan PT Nusantara Satelit Sejahtera. Konstruksi dimulai akhir tahun 2019 dan diluncurkan pada kuartal kedua tahun 2022. Pada 2023, Satelit SATRIA diharapkan sudah dapat beroperasi untuk mendukung konektivitas layanan, serta meningkatkan ekonomi digital Indonesia.[3] Bakti memiliki mekanisme dengan skema KPBU, yaitu kerja sama dengan pemerintah dan badan usaha. Di mana, PT Satelit Nusantara Tiga merupakan badan usaha pelaksana yang memiliki dua tugas. Pertama, mencari pembiayaan dan kedua, mencarikan pabrikan/vendor yang mengerjakan secara teknik pabrikasi satelitnya, peluncuran, dan pengoperasiannya. Adapun komposisi konsorsium proyek Satelit Multifungsi ini terdiri atas PT Pintar Nusantara dengan komposisi 50 persen, PT Dian Satelit Sejahtera 25 persen, PT Nusantara Satelit Sejahtera 24 persen, dan PT Pasifik Satelit Nusantara 5 persen. BPI France dari Prancis dan Asian Infrastructure Investment Bank (AIIB) dari Tiongkok adalah perusahaan sponsor mengenai porsi pendanaan. Lihat pulaReferensi
Pranala luar
|