Sanur Village Festival
Sanur Village Festival (SVF) (atau Festival Desa Sanur) adalah pesta rakyat tahunan yang diselanggarakan oleh Yayasan Pembangunan Sanur (YPS) yang berlokasi di Pantai Matahari Terbit Sanur.[1] Pada 2017, Sanur Village Festival diselenggarakan untuk yang ke-12 kali dengan tema “The New Spirit of Heritage". Menurut ketua YPS, Ida Bagus Sidharta, dalam penyelenggaraan selama 5 hari (9-13 Agustus) SVF 2017 berhasil menarik sekitar 100.000 pengunjung dengan total transaksi sekitar 45 miliar rupiah.[2] Pada 2018, Sanur Village Festival digelar untuk ke-13 kali pada 22-26 Agustus dengan tema "Mandara Giri" yang berarti lingkaran dan gunung sebagai tempat sakral bagi umat Hindu Bali.[3] Pada 2019, Sanur Village Festival diselenggarakan untuk ke-14 kali pada 21-25 Agustus dengan mengusung tema "Dharmaning Gesing", yang berarti pengagungan bambu, yang mencerminkan apresiasi masyarakat Bali terhadap peran bambu dalam kehidupan sehari-hari.[4] Sejarah SingkatYayasan Pembangunan Sanur (YPS) didirikan pada tahun 1965 oleh sekitar 22 orang tokoh yang peduli dengan perkembangan desa Sanur.[5] Pada saat itu, Sanur tercatat sebagai salah satu kawasan pariwisata dengan perkembangan paling pesat di Bali.[6] Perkembangan pariwisata menimbulkan gesekan di tengah masyarakat baik bermotif ekonomi maupun sosio-kultural (perbenturan antara pola hidup modern dengan pola tradisional). Kenyataan tersebut mendorong para pendiri YPS untuk menyediakan wadah yang dapat menjembatani kepetingan warga dengan pelaku industri pariwisata dan segenap pihak yang memiliki kepentingan di Sanur. YPS menjadi wadah penyelesaian aneka permasalahan seperti isu keamanan, kebersihan lingkungan, pelestarian budaya, dan pemberdayaan ekonomi masyarakat. YPS berprinsip, perkembangan industri pariwisata di Sanur harus dibarengi dengan peningkatan pendapatan ekonomi masyarakat sekitar dan pelestarian lingkungan, tradisi serta budaya. Karena itu, YPS menyelenggarkan berbagai kegiatan yang bertujuan meningkatkan keterlibatan warga sekitar dalam kegiatan pariwisata. Salah satu bentuk kegiatan tersebut adalah Sanur Village Festival (Festival Desa Sanur) yang digagas sejak tahun 2005.[7] Ragam KegiatanSVF merupakan gabungan dari beberapa kegiatan berskala besar menyangkut festival makanan, pameran ekonomi kreatif, berbagai kontes dan lomba, atraksi seni budaya, musik, serta berbagai jenis kegiatan ramah lingkungan. Berikut beberapa kegiatan yang diselenggarakan tiap tahun dalam SVF:
Sanur terkenal dengan tradisi layang-layang. Tradisi ini awalnya merupakan wujud kegembiraan masyarakat atas musim panen. Dalam perkembangannya Sanur kemudian menjadi salah satu tempat favorit untuk lomba layang-layang karena didukung topografi daerah pantai dengan lalu lintas angin yang kondusif untuk menerbangkan layang-layang. Selain peserta lokal (Bali dan daerah lain), festival layang-layang Sanur juga diikuti para peserta dari berbagai negara seperti seperti Swedia, Australia, Cina, Korea, India, Taiwan, Thailand,Malaysia, dan Singapura.
Kegiatan ini memberikan kesempatan bagi pelaku usaha kecil menengah memperkenalkan produk kreatifnya. Beragam produk kreatif disuguhkan kepada para pengunjung yang dapat melakukan transaksi di tempat. Kegiatan ini dalam perkembangannya mendapat perhatian pemerintah dari luar Bali yang kemudian bergabung karena mengganggap Bali sebagai pintu gerbang untuk mengenalkan produk dari daerah mereka.
Parade budaya merupakan pawai yang menampilkan potensi seni dan budaya dari seluruh banjar di kawasan Sanur. Selain itu, juga diikuti perusahaan, institusi, danlembaga yang beroperasi di daerah Sanur. Merekaberlomba menampilkan suguhan terbaik untukmengikuti karnaval ini. Parade budaya biasanya disemarakkan dengan berbagai garapan seni tradisi maupun modern.
Sanur Jukung Competition bertujuan untuk melestarikan identitas yang merupakan kampung nelayan. Dalam perkembangan industri pariwisata Jukung di Sanur lebih banyak berfungsi sebagai sarana mengantar tamu daripada sarana untuk menangkap ikan (nelayan). Melalui kegiatan ini generasi muda Sanur akan diingatkan akan asal usul mereka sebagai keturuan masyarakat maritim.
Dialog budaya untuk membangkitkan tradisi intelektual melalui diskusi tentang berbagai persoalan aktual dari sudut pandang budaya. Kegiatan dimaksudkan untuk menggali pemikiran kearifan lokal di tengah keglobalan masa kini. Dialog budaya ini dilaksanakan secara terbuka bagi masyarakat luas dari berbagai elemen. Hasil dialog selanjutnya dipublikasikan melalui pemberitaan media.Melalui dialog budaya diharapkan dapat memberikan pemahaman yang luas kepada khalayak serta menjadi masukan berharga bagi berbagai pemangkukepentingan. Topiknya sesuai dengan berbagai kebutuhandan isu yang sedang berkembang.
Sanur Run melibatkan wisatawan, komunitas pelari,masyarakat umum, dan siswa-siswi sekolah dikemasmenjadi sebuah kegiatan yang menyentuh pariwisata Sanur. Kegiatan ini dapat menggandeng wisatawan dan penggemar olahraga untuk semakin memperkenalkan destinasi pariwisata Sanur. Ada tiga kategori yangdipertandingkan, yaitu anak, 5 km, dan 10 km.
Kegiatan ini banyak diminati wisatawan yang tertarik untuk mengenal Sanur lebih dekat. Sambil bersepeda peserta dapat menikmati aktivitas nelayan,warga, dan keindahan pantai.
Kegiatan ini melibatkan para aktivisi lingkungan untuk membangun kesadaran masyarakat dan segenap pemangku kepentingan di Sanur akan pentingnya menjaga kelestarian lingkungan. Kegiatan biasanya diisi dengan penanaman pohon, pelepasan penyu, perawatan terumbu karang dan berbagai kegiatan lain yang mengusung semangat pelestarian lingkungan.
Beragam genre musik ditampilkan seperti Jazz, reggae, pop, popBali, blues, musikalisasi puisi sampai alunan gamelan tradisional, dan sesekali berdialog dengan musikkontemporer. Pertunjukan seni mengusung semangat kekuatanjati diri Desa Sanur dengan tetap tegas pada dasar tradisi. Karena itu acara ini selalu dimeriahkan dengan iringan gamelan dan tari Desa Sanur dengan garapan musik dan koreografi yang berbeda dari setiaptampilannya. Referensi
|