Panjang ruas pantai di wilayah Kabupaten Buleleng sekitar 144 km, 19 km-nya melewati kecamatan Tejakula. Selain sebagai penghasil pertanian terbesar di Bali (terkenal dengan produksi salak bali dan jeruk keprok Tejakula), Kabupaten ini juga memiliki objek pariwisata yang banyak seperti pantai Lovina, pura Pulaki, Air Sanih dan tentunya kota Singaraja sendiri.
Kota Pendidikan
Buleleng merupakan salah satu wilayah di Bali yang terkenal dengan sebutannya yakni Kota Pendidikan. Memasukin tahun 1980-an didirikan Fakultas Keguruan (FKG) yang merupakan salah satu bagian fakultas dari Universitas Udayana. Tahun 1985, berubah menjadi STKIP Singaraja dan melepaskan dari bagian Universitas Udayana. Hal ini menyebabkan redupnya perkembangan kota Singaraja sebagai kota pendidikan. Setelah perjalanan panjang STKIP berubah menjadi IKIP Singaraja dan hingga saat ini dikenal dengan Universitas Pendidikan Ganesha yang terletak di Kota Singaraja.[7]
Geografi
Secara geografis Kabupaten Buleleng terletak di antara 8°3'40"–8°23'00" Lintang Selatan dan 114°25'55"–115°27'28" Bujur Timur yang posisinya berada di bagian utara Pulau Bali. Luas Kabupaten Buleleng adalah 1.365,88 km² (24,25% dari Luas Pulau Bali). Kabupaten Buleleng terdiri atas 9 Kecamatan dengan 129 desa, 19 kelurahan, 551 dusun/banjar dan 58 lingkungan.[8]
Batas wilayah
Batas-batas wilayah Kabupaten Buleleng adalah sebagai berikut:[9]
Kabupaten Buleleng yang terletak di Utara Pulau Bali yang topografinya sangat beragam, yaitu terdiri dari dataran rendah, perbukitan, dan pegunungan. Sebagian besar wilayah Kabupaten Buleleng merupakan daerah berbukit dan bergunung membentang di bagian Selatan, sedangkan di bagian Utara, yakni sepanjang pantai merupakan dataran rendah. Kondisi yang khas tersebut menjadikan topografi Kabupaten Buleleng sering disebut Nyegara Gunung.
Kondisi topografi Kabupaten Buleleng berdasarkan kemiringan lereng, perbedaan ketinggian dari permukaan laut serta bentang alamnya dapat dikelompokkan menjadi 4 (empat) satuan topografi yaitu:
Daerah datar dengan tingkat kemiringan 0 – 1,9% seluas 12.264,75 Ha atau 8,98%;
Daerah landai dengan tingkat kemiringan 2 – 24,9% seluas 70.226 Ha atau 51,41%;
Daerah miring dengan tingkat kemiringan 25 – 39,9% seluas 21.462,75 Ha atau 15,71%;
Daerah terjal dengan tingkat kemiringan diatas 40% seluas 32.634,5 Ha atau 23,89%.
Berdasarkan letak ketinggian tempat, dikelompokkan menjadi 4 (empat) ketinggian tempat, yaitu:
Dataran Rendah (0 – 24.9 m dpl dan 25 – 99.9 m dpl)
Secara stratigrafi, pelapisan batuan yang terdapat di Kabupaten Buleleng pada umumnya terdiri dari batuan bereksi, lava, tufa dan lahar yang tersebar hampir di sebagian besar wilayah Kabupaten Buleleng. Terdapat sesar/fault yang diperkirakan terdapat di wilayah Kecamatan Gerokgak, yaitu dua busur besar yang sejajar memanjang ke arah barat dan timur yang berada pada formasi Batuan Gunung Api Pulaki yang terdiri dari bereksi dan lava. Dua buah sesar mendatar yang diperkirakan di wilayah Ujung Barat Pulau Bali (di antaranya formasi Prapat Agung yang dominan ditutupi oleh batuan gamping dengan formasi palasari yang terdiri dari batu pasir, konglomerat dan batuan gamping terumbu). Dua buah sesar lagi yang diperkirakan berada di wilayah Kecamatan Tejakula yaitu terletak di antara formasi batuan tufa dan endapan lahar Buyan, Bratan dan Batur dengan formasi Buyan Bratan dan Batur Purba. Di samping struktur tersebut, di atas masih ditemukan juga struktur pelapisan pada batuan tufa, lava dari kelompok batuan api Buyan Bratan purba.[8]
Iklim
Berdasarkan klasifikasi iklim Koppen, sebagian besar wilayah Kabupaten Buleleng beriklim tropis basah dan kering (Aw) dengan suhu udara bervariasi berdasarkan ketinggian, yaitu antara 19°–33 °C. Tingkat kelembapan nisbi di wilayah ini berkisar antara 82%–75%. Oleh karena beriklim tropis basah dan kering, wilayah Buleleng memiliki dua musim, yaitu musim kemarau dan musim penghujan. Musim kemarau di wilayah Buleleng berlangsung pada periode Mei–Oktober dengan bulan terkering adalah bulan Agustus. Sementara itu, musim penghujan berlangsung pada periode Desember–Maret dengan curah hujan bulanan lebih dari 200 mm per bulan. Di antara musim kemarau dan hujan terdapat musim pancaroba yang biasanya terjadi pada bulan April dan November. Curah hujan tahunan wilayah Buleleng berkisar antara 1.000–2.300 mm per tahun dengan jumlah hari hujan berkisar antara 80–120 hari hujan per tahun.
Bupati Buleleng adalah pemimpin tertinggi di lingkungan pemerintah Kabupaten Buleleng. Bupati Buleleng bertanggungjawab kepada gubernur provinsi Bali. Saat ini, bupati atau kepala daerah yang menjabat di Kabupaten Buleleng ialah Putu Agus Suradnyana, didampingi wakil bupati I Nyoman Sutjidra. Jabatan bupati dan wakil bupati dari pasangan Suradyana dan Sutjidra ini sebagai periode kedua sejak tahun 2012 hingga 2022. Untuk peride kedua, mereka menang pada Pemilihan umum Bupati Buleleng 2017, dan dilantik pada 22 Agustus 2017.[14]
Kabupaten Buleleng terdiri dari 9 kecamatan, 19 kelurahan, dan 129 desa. Pada tahun 2017, jumlah penduduknya mencapai 814.356 jiwa dengan luas wilayah 1.364,73 km² dan sebaran penduduk 598 jiwa/km².[19][20]
Daftar kecamatan dan kelurahan di Kabupaten Buleleng, adalah sebagai berikut:
Sebagian besar suku penduduk yang ada di Buleleng adalah suku Bali. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik dalam Sensus Penduduk Indonesia tahun 2010, sebanyak 575.905 jiwa atau 92,27% dari 624.125 jiwa penduduk kabupaten Buleleng adalah suku Bali.[21] Kemudian suku Jawa sebanyak 2,41%, dan beberapa lainnya seperti suku Bali Aga, Madura, Bugis, dan beberapa suku lainnya.[21] Di Singaraja, terdapat kampung Bugis, dimana mayoritas warganya adalah orang Bugis.
Berikut adalah banyaknya penduduk kabupaten Buleleng berdasarkan suku bangsa pada tahun 2010:[21]
^Sukerta, Pande Made (1998). Peta Karawitan Bali di Kabupaten Buleleng(PDF). Proyek Pengembangan Media Kebudayaan, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. hlm. 2. ISBN979-95068-4-0. Diarsipkan(PDF) dari versi asli tanggal 2023-05-26. Diakses tanggal 2023-05-26.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)