Salem, Brebes
Salem (Aksara Sunda: ᮞᮜᮨᮙ᮪) adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, Indonesia. Kecamatan ini terletak di ujung barat daya wilayah Kabupaten Brebes. Ibu kotanya berada di Desa Salem. Jarak ibu kota Kecamatan Salem dengan ibu kota Kabupaten Brebes yaitu sekitar 62 Km berkendara melalui Kecamatan Banjarharja. Kecamatan ini merupakan daerah yang dikelilingi pegunungan. Informasi lebih lanjut mengenai Kecamatan Salem bisa menghubungi Pulung Aguswanto di no WA 082324522276 Semua penduduk Kecamatan Salem berbahasa dan berkebudayaan Sunda sejak berabad-abad yang lampau, sehingga mereka adalah penduduk asli di daerah ini. Pada masa lampau, daerah Salem termasuk dalam wilayah Kerajaan Galuh dan Kerajaan Pajajaran. Peninggalan penduduk pertama tersebut, sebagian dapat dilihat di situs Gunung Sagara (Lautan). Pada abad ke-19 ditemukan naskah lontar tua di situs Gunung Sagara yang menggunakan bahasa Sunda kuno[butuh rujukan]. Naskah ini dibawa bupati Brebes RAA. Tjandranegara dan diserahkan kepada seorang ahli bahasa KF. Holle untuk kemudian disimpan di Batavia. Paling tidak ada dua naskah Sunda yang terkenal, yaitu Sewaka Darma dari Kabuyutan Ciburuy, Garut dan Carita Ratu Pakuan, yang menyebutkan sendiri bahwa (isi) naskahnya berasal dari (dan hasil bertapa dari) Gunung Kumbang (1218). Gunung Kumbang masa lampau mungkin adalah sebuah tempat lemah dewasasana, kabuyutan, dan tempat bagi para intelektual masa kerajaan Sunda. Mungkin di sini termasuk pula Gunung Sagara, di mana Gunung Sagara terletak di lereng selatan Gunung Kumbang tersebut. Daerah Sunda di daerah Salem dan sekitarnya mempunyai perbedaan kebiasaan dengan daerah Sunda lainnya (Priangan, Banten, Karawang, dsb). Perbedaan tersebut terutama dapat dilihat dalam hal adat budaya, bahasa, detail bentuk-bentuk kesenian, dan juga dalam tatacara beragama. Tata cara beragama penduduk Salem kelihatannya masih terdapat unsur kegamaan Hindu dengan campuran campuran adat setempat yang kental. Pada zaman Hindia Belanda, penduduk Salem masih ada yang melestarikan atau melaksanakan praktek perkawinan model animisme. Misalnya, jika penduduk bermaksud hendak melaksanakan pernikahan, maka mereka akan mendaki dahulu ke lereng Gunung Sagara. Jika di lereng Gunung Sagara terlihat ada burung yang melakukan perkawinan, artinya kedua mempelai tersebut direstui oleh penghuni Gunung Sagara. Wilayah Salem merupakan kecamatan terpencil, tetapi sempat juga ditetapkan menjadi sebuah kawedanan pada masa penjajahan Belanda. Penetapan ini diperkirakan disebabkan strategisnya daerah Salem. Pada era awal perang kemerdekaan, Salem juga menjadi pusat pertahanan atau tempat mengungsi Bupati Brebes pro Republik. Waktu itu bupati kembar, yang pro Belanda disebut bupati Recomba berkantor di Brebes (Gandasuli), sementara bupati RI berkantor di desa Bentarsari, Salem. Mengingat daerahnya yang strategis tersebut, setelah Perang kemerdekaan usai daerah ini juga pernah menjadi daerah basis pemberontak DI/TII pimpinan Amir Fatah. Tahun 1960-an di daerah ini juga muncul gerakan-gerakan yang berafiliasi dengan pemberontakan G.30.S/PKI di Jakarta. Hal itu konon erat kaitannya dengan keberadaan pasukan TNI yang pernah bertugas di daerah Salem. Bagi masyarakat setempat tidak bisa dilupakan, ketika ada pasukan penumpas DI/TII (konon dari Div 449). Kejadian terakhir inilah yang menarik. Salem adalah daerah basis pesantren tradisional, tetapi kenapa banyak ditemukan anasir-anasir yang bertentangan dengan semangat pesantren. Batas wilayah
Desa/kelurahanGeografiKecamatan Salem merupakan salah satu wilayah di Kabupaten Brebes bagian Selatan sebelah barat. Kecamatan ini merupakan daerah yang dikelilingi pegunungan dengan ketinggian antara 400-900 mdpl dengan suhu udara berkisar 16-22 °C. Kecamatan ini umumnya memiliki topografi berupa pegunungan dan perbukitan dengan sebuah lembah dan daratan rendah yang luas di bagian tengah sehingga mirip seperti mangkuk. Di sebelah utara terdapat Pegunungan Lio Kumbang yang memanjang dari batas Jawa Barat ke timur dibatasi aliran Sungai Pemali dengan sejumlah puncaknya seperti Gunung Pojoktiga, Gunung Lio, Gunung Kumbang, Gunung Sagara dan lainnya. Sementara di bagian selatan terdapat Perbukitan Baribis Kutabima. Dengan kondisi daerah tersebut wilayahnya merupakan daerah yang masih cukup terisolir. Sungai besar yang ada di wilayah ini adalah Sungai Cigunung dan Sungai Cibinong. Sungai Cigunung yang berhulu di gunung Pojok Tiga, melewati desa Tembong Raja, Indrajaya, Banjaran Salem dan Bentarsari dan Cibentar dan bermuara ke Sungai Pemali. Luas Wilayahnya berdasarkan Peraturan pemerintah Nomor 22 Tahun 2007 lebih kurang 15.402 ha terbagi menjadi 21 Desa. Kondisi wilayah Kecamatan Salem terdiri dari tanah sawah 2.642 Ha ( 17 %, ) tanah Kering 4.286 Ha ( 28 % ), hutan Negara 8.474 Ha ( 55 % ).Dengan daerah yang dimiliki tersebut, maka secara militer wilayah Salem merupakan daerah pertahanan yang efektif. Dengan menyandang daerah pertanian yang subur, maka tidak aneh wilayah kecamatan Salem merupakan daerah strategis secara politis. PendudukDemografiJumlah penduduk Kecamatan Salem tahun 2010 sebanyak 61.294 orang, terdiri dari penduduk laki-laki 30.747 orang (51 %) dan penduduk perempuan 30.547 orang (49 %). Jumlah penduduk lahir 51 orang, mati 28 orang, datang 15 orang dan pindah 8 orang. Jumlah KK pada tahun 2010 sebanyak 18.256 KK. Sebagian besar penduduk Kecamatan Salem adalah petani. AgamaAgama yang dianut oleh penduduk kecamatan Salem adalah Islam. Jika ada penduduk yang beragama selain Islam, mereka umumnya adalah pendatang dari luar kecamatan. Mereka datang ke Salem, biasanya karena melaksanakan tugas kantor, entah itu guru, aparat keamanan, petugas kesehatan, petugas Bank atau aparat Pemda lainnya. BudayaSemua penduduk Salem menggunakan bahasa Sunda dialek Timur Laut sebagai bahasa sehari-hari. Budaya dan kesenian banyak memiliki kesamaan dengan kesenian yang berkembang di daerah Priangan Timur, seperti kiliningan, wayang golek, reog, calung, dsb. Demikian juga untuk kalangan santri terdapat kesenian terbang atau gembyung, dan seni tari rudat.Untuk budaya dan kesenian tertentu terpengaruh dari budaya & kesenian khas Cirebon, seperti kesenian tarling. Dengan keberadaannya, kecamatan Salem menjadi sebuah wilayah beretnis Sunda. Demikian juga untuk kecamatan yang lain seperti kecamatan Banjarharja dan Bantarkawung. PotensiPertanianHasil pertanian di Kecamatan Salem umumnya adalah padi, kelapa, sayur mayur, dan palawija. Selain hasil pertanian, Kecamatan Salem merupakan penghasil kayu hasil hutan lainnya, terutama kayu pinus, bambu, mahoni dan al-basiah (umumnya hasil perkebunan rakyat), serta getah pinus. Hasil pertanian lain yang juga cukup banyak adalah hasil buah-buahan seperti mangga, durian, petai, pisang, nangka dan buah lainnya. Batik SalemKecamatan Salem menjadi daerah penghasil batik di Kabupaten Brebes. Batik Salem atau biasa juga dikenal batik Brebesan memiliki motif bunga yang lebar. Pengrajin batik Salem mayoritas adalah pengrajin batik tulis. Para ibu-ibu petani di kala sedang tidak beraktivitas di ladang/sawah mereka mengisi waktu dengan membatik. Namun sekarang banyak Industri industri rumahan yang memproduksi Batik Salem secara serius. Pemasaran pun sudah berkembang dengan semakin maraknya toko toko yang menjual batik Salem, Pemasaran secara Online dan dibukanya Beberapa gerai Batik Salem diberbagai kota. Batik Salem semakin menunjukan tajinya di kancah nasional dan internasional. Banyak agenda rutin untuk mempromosikan batik salem baik itu dengan Mengikuti Pameran Di JIE Expo Jakarta, Semarang Fashion Week, Brebes Fashion week. Bahkan Desainer ternama Indonesia Poppy Dharsono pun pernah menyelenggarakan Acara khusus Pameran busana dengan menggunakan kain Batik Salem. Secara umum hasil kerajinan yang dapat dijumpai di Salem adalah: Batik, Boboko/Cepon, dingkul,ayakan,nyiru,tampir, tikar anyaman pandan, dan masih banyak lagi kerajinan yang sudah di pasarkan ke berbagai kota. PerekonomianPerekonomian di Kecamatan Salem terpusat di Desa Bentar, Desa Bentarsari dan Desa Salem. Ada 3 Pasar di kecamatan ini yaitu Pasar Pahing di Salem, Pasar Manis di Bentar dan Pasar Pagi di Bentarsari. Untuk komplek pertokoan banyak berjejer sepanjang Jalan desa Bentar Sampai Ciputih, Jalan raya sawah gede sampai Desa Salem terdapat Berbagai toko, dealer2, rumah makan, dll yang akan terus berkembang seiring kebutuhan warga Kecamatan Salem yang terus meningkat. Kecamatan Salem sendiri termasuk yg memiliki pertumbuhan ekonomi tercepat kedua setelah kecamatan Bumiayu di wilayah Brebes Selatan. PendidikanTingkat SMP/MTsDaftar Sekolah Menengah Pertama dan Madrasah Tsanawiyah baik negeri maupun swasta 1. SMP Negeri 1 Salem (Desa Salem) 2. SMP Negeri 2 Salem (Jl. Raya Kalinyamat, Pasir Panjang) 3. SMP Negeri 3 Salem ( Jl. Pasarean No 1 Desa Bentarsari) 4. SMP Negeri 4 Salem (Desa Indrajaya) 5. SMP Negeri 5 Salem (Desa Capar) 6. SMP Negeri 6 Salem (Desa Kadumanis) 7. SMP Negeri 7 Salem (Desa Citimbang) 8. SMP 6 Ma'arif NU Ciputih (Desa Ciputih) 9. Mts Assalam Salem (Desa Salem) 10. Mts PSA Ganggawang (Desa Ganggawang) 11. SMP Islam Ganggawang (Desa Ganggawang) 12. SMP Islam Al-Amanah (Jl. Kauman, Bentar) 13. MTs Al Azhar Tembongraja (Jl. Tamansari) Tingkat SMA/SMK/MADaftar Sekolah Menengah Atas atau yang sederajat baik negeri maupun swasta: 1. SMA Negeri 1 Salem (Jl. Raya Bentar-Salem, Salem) 2. SMK Izzul Islam Salem (Jl. Raya Cilangkap, Salem) 3. SMK Islam Al-Amanah (Jl. Kauman, Bentar) 4. SMK Al-Azhar Salem (Jl. Tamansari, Tembongraja) 5. MA Ganggawang ( Jl. Ganggawang, Desa Ganggawang ) Fasilitas umumJaringan PLN baru masuk ke wilayah tersebut sejak tahun 1997. Jaringan telepon satelit akhir-akhir ini semakin populer, sebab jaringan telepon line belum tersedia. Untuk Jaringan Internet sendiri sudah bisa dinikmati oleh seluruh Warga. Dan bisa diakses oleh siapa saja dengan banyaknya Cafe Internet yang tersebar serta Area HotSpot di beberapa Gedung. Untuk Sekolah dan Intansi pemerintahan wajib terkoneksi dengan jaringan internet.
TransportasiSalem dapat diakses dengan jalan darat melalui tiga jalur utama yaitu: dari Bumiayu (timur) sekitar 40 km, dari Majenang (selatan) sekitar 20 km, atau dari Banjarharja melalui desa Sindangheula dan mendaki Gunung Lio utara (sekitar 30 km). Akses menuju Salem dari jalur manapun harus melalui jalan yang terjal dan sempit. Untuk dilalui kendaraan roda empat cuma ketiga jalur tersebut. Akan tetapi harus ekstra hati-hati karena terjal, terutama dari arah Sindangheula (utara). Ada satu lagi jalur alternatif, yaitu jalur barat Kuningan melalui desa Capar - Ciwaru, tetapi harus dengan jalan kaki. Untuk jalanan utama di Kecamatan Salem Sendiri kualitasnya cukup baik dan terawat. Pariwisata1. Pegunungan Lio
2. Bukit Bintang
3. Ranto Canyon
4. Alun-Alun Salem
5. Wisata Alam dan Kolam Renang Tonjong
6. Water Boom Tiga Putri
7. Curug Panyusuhan
8. Curug Sabuk
9. Curug Kadumanis
10. Curug Panenjoan
Referensi
|