Bahasa Tibet dituturkan oleh sekitar 6 juta jiwa, tidak semuanya bersuku Tibet.[3] Dengan penyebaran Buddha Tibet di seluruh dunia, bahasa Tibet telah menyebar ke dunia barat dan dapat ditemukan di banyak naskah-naskah Buddha dan kitab doa; dengan beberapa siswa barat belajar bahasa untuk terjemahan naskah-naskah berbahasa Tibet. Di luar Lhasa sendiri, bahasa Tibet Lhasa dituturkan sebanyak 200.000 jiwa perantau di India dan penjuru dunia lainnya. Bahasa-bahasa Tibet juga dituturkan oleh suku minoritas di Tibet yang telah tinggal berdekatan dengan suku Tibet selama berabad-abad, namun tetap mempertahankan bahasa dan budaya jati mereka sendiri.
Tournadre (2014)[2] menggolongkan rumpun bahasa Tibet yang terdiri dari delapan kesinambungan dialek, yang terdiri lagi atas sekitar 50 bahasa dan 200 dialek. Penggolongan ini adalah versi terbaru dari karya ilmiahnya pada tahun 2008.[7] Cabang Timur dan Tenggara memiliki kesalingpahaman yang lebih rendah, tetapi lebih terbatas di cabang Barat Laut dan antara bahasa Tibet Kham. Kesinambungan dialek itu tersebar di lima negara dengan satu pengecualian, yatu Sangdam, sebuah dialek Tibet Kham di Kachin, Myanmar.
^Hammarström, Harald; Forkel, Robert; Haspelmath, Martin, ed. (2023). "Tibet". Glottolog 4.8. Jena, Jerman: Max Planck Institute for the Science of Human History.Pemeliharaan CS1: Tampilkan editors (link)
^ abcdTournadre, Nicolas. 2014. "The Tibetic languages and their classification." In Trans-Himalayan linguistics, historical and descriptive linguistics of the Himalayan area. Berlin: Mouton de Gruyter.
^Tournadre, Nicolas (2014). "The Tibetic languages and their classification". Dalam Owen-Smith, Thomas; Hill, Nathan W. Trans-Himalayan Linguistics: Historical and Descriptive Linguistics of the Himalayan Area. De Gruyter. hlm. 103–129. ISBN978-3-11-031074-0. (preprint)
^Zemp, Marius. 2018. On the origins of Tibetan. Proceedings of the 51st International Conference on Sino-Tibetan Languages and Linguistics (2018). Kyoto: Kyoto University.
^Katia Chirkova, 2008, "On the position of Báimǎ within Tibetan", in Lubotsky et al. (eds), Evidence and Counter-Evidence, vol. 2.
^Tournadre, Nicolas (2008). "Arguments against the Concept of 'Conjunct'/'Disjunct' in Tibetan"(PDF). Dalam B. Huber; M. Volkart; P. Widmer; P. Schwieger. Chomolangma, Demawend und Kasbek: Festschrift für Roland Bielmeier zu Seinem 65. Geburtstag, Vol. 1. Halle: International Institute for Tibetan and Buddhist Studies. hlm. 282–283. Diarsipkan dari versi asli(PDF) tanggal 2011-07-20.
Sagart, Laurent; Jacques, Guillaume; Lai, Yunfan; Ryder, Robin; Thouzeau, Valentin; Greenhill, Simon J.; List, Johann-Mattis (2019), "Dated language phylogenies shed light on the history of Sino-Tibetan", Proceedings of the National Academy of Sciences of the United States of America, 116 (21): 10317–10322, doi:10.1073/pnas.1817972116, PMC6534992, PMID31061123.
Beyer, Stephan V. (1992). The Classical Tibetan Language. SUNY Press. ISBN0-7914-1099-4.
Denwood, Philip (1999). Tibetan. John Benjamins Publishing. ISBN90-272-3803-0.
Denwood, Philip (2007). "The Language History of Tibetan". Dalam Roland Bielmeier; Felix Haller. Linguistics of the Himalayas and beyond. Walter de Gruyter. hlm. 47–70. ISBN978-3-11-019828-7.
van Driem, George (2001). Languages of the Himalayas: An Ethnolinguistic Handbook of the Greater Himalayan Region containing an Introduction to the Symbiotic Theory of Language. Brill. ISBN9004103902.