Bahasa purba

Bahasa purba (disebut juga bahasa induk atau bahasa proto) adalah sebuah bahasa hipotetik yang merupakan perintis dari semua bahasa yang termasuk ke dalam suatu rumpun bahasa.

Dalam kebanyakan kasus, bahasa purba tidak dapat diketahui secara langsung dan harus direkonstruksi dengan membandingkan anggota-anggota dari rumpun bahasa. Melalui proses komparasi ini, hanya sebagian dari struktur dan kosakata bahasa purba dapat direkonstruksi. Semakin tua bahasa purba, semakin kabur rekonstruksinya. Contoh dari bahasa purba yang telah direkonstruksi adalah bahasa Indo-Eropa purba, bahasa Ural purba, bahasa Bantu purba.

Ciri-ciri bahasa purba

Bahasa purba setidaknya memiliki lima ciri yaitu:

  1. Merupakan bahasa duga. Wujud asli bahasa induk tidak dapat diteliti lagi, karena hanya berupa data lisan yang tidak dapat diperoleh lagi. Kesimpulan diambil berdasarkan penelitian atas bahasa-bahasa yang berkerabat saat ini.
  2. Bukan merupakan bahasa tulis. Bahasa yang telah memiliki tradisi tulis telah memiliki sejarah, dengan demikian bahasa tersebut dapat diteliti berdasarkan tulisan yang ditemukan.
  3. Sangat kompleks. Bahasa yang sekarang memiliki tradisi tulis sangat mungkin telah melewati tahapan yang cukup kompleks sebagai bahasa lisan.
  4. Pada zaman modern tidak digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
  5. Merupakan rekonstruksi yang dilakukan oleh ahli bahasa (ahli linguistik komparatif).[1]

Referensi

  1. ^ Masalah Rekonstruksi Bahasa Induk (Melayu Purba)[pranala nonaktif permanen], diakses tanggal 28 Februari 2013

Lihat pula


Kembali kehalaman sebelumnya