Perikarditis akut
Perikarditis akut merupakan salah satu tipe perikarditis (inflamasi pada perikardium,yang terjadi kurang dari 6 minggu. PenyebabBerdasarkan penelitian terkini,,[1] penyebab paling sering dari perikarditis akut adalah:
Tanda dan gejalaNyeri dada merupakan gejala perikarditis akut yang paling sering. Hal ini biasanya terjadi tiba-tiba, terjadi pada dada anterior dan mungkin bersifat pleuritik --- yang mana merupakan nyeri tajam, dan bertambah buruk dengan adanya inspirasi, akibat peradangan pleura yang juga menyertainya. Nyeri mungkin saja berkurang dengan posisi duduk dan membungkuk ke depan, dan memburuk pada posisi berbaring. Nyeri ini juga dapat menjalar ke punggung, ke satu atau dua otot trapezius. Akan tetapi, nyeri dapat juga tumpul dan tidak terpengaruh oleh perubahan posisi, menirukan nyeri dada pada infark miokard akut. Sebagaimana nyeri dada lainnya, penyebab lain harus disingkirkan, misalnya GERD, emboli paru, nyeri otot, dll. Pericardial rub merupakan tanda perikarditis akut yang spesifik. Akan tetapi tidak adanya tanda ini tidak menyebabkan diagnosis perikarditis akut dapat disingkirkan. Tanda ini dapat didengar melalui stetoskop pada linea sternalis, yang terdengar sebagai bunyi nyaring atau garukan, yang menirukan bunyi bahan kulit yang saling menggaruk. Bunyi ini harus dibedakan dari bunyi murmur, yang hampir mirip namun lebih seperti bunyi desiran daripada garukan. Tanda ini disebut-sebut berasal dari proses friksi akibat dari dua lapisan perikardium yang mengalami peradangan; Bagaimanapun juga, efusi perikadium yang besar sekalipun tidak menyebabkan bunyi ini. Bunyi ini terdengar lebih baik selama pergerakan maksimal dari jantung. Demam dapat juga terdapat pada perikarditis akut, mengingat ini merupakan proses peradangan. KomplikasiSatu dari sekian banyak komplikasi yang paling ditakuti akibat perikarditis akut adalah tamponade jantung. Kondisi ini sangat fatal bila tidak diatasi segera. Bila berlangsung pada waktu yang lama (lebih dari 3 bulan), perikarditis akut dapat menjadi perikarditis konstriktif.[2] Tatalaksana definitif untuk perikarditis konstriktif ini adalah pelepasan perikardium. DiagnosisPenanda inflamasi. Pemeriksaan darah lengkap dapat menunjukkan adanya peningkatan sel darah putih dan CRP serum. Penanda jantung. Perikarditis akut berhubungan dengan adanya sedikit peningkatan pada CK-MB serum[3][4] dan cardiac troponin I (cTnI),[5][6] Peningkatan kedua substansi ini berhubungan dengan peradangan miokard. Elevasi segmen ST juga merupakan tanda yang lebih sering terjadi pada pasien dengan cTnI > 1.5 µg/L.[6] Angiografi koroner pada pasien ini menunjukkan adanya perfusi vaskuler yang normal. Peningkatan biomarker ini hanya sementara saja dan akan kembali ke nilai normal dalam waktu satu minggu. Bila peningkatan terus berlangsung maka perlu dipertimbangkan adanya miopericarditis. Sementara itu troponin juga meningkat 35 - 50% pada orang-orang dengan perikarditis.[7] Elektrokardiogram (EKG). Perubahan EKG pada perikarditis akut mengindikasikan adanya peradangan epikardium (lapisan yang langsung meliputi jantung), oleh karena jaringan fibrosa perikard merupakan jaringan yang inert (tidak menghantarkan listrik). Contohnya saja pada uremia, di mana tidak terjadi peradangan epikardium, hanya terjadi deposisi fibrin, dan gambaran EKG pada perikarditis uremia akan tampak normal. Perubahan EKG yang khas pada perikarditis akut antara lain[8][3]
Karena kebanyakan penyebab elevasi segmen ST adalah infark miokard akut, dan karena perikarditis akut dapat juga merupakan komplikasi jangka pendek dari infark miokard akut, harus dilakukan perbandingan pada dua pembacaan EKG tersebut. Rontgen dada. Biasanya normal pada perikarditis akut, tetapi dapat menunjukkan adanya kardiomegali jika efusi perikadium lebih dari 200 mL. Dan sebaliknya pasien dengan kardiomegali onset baru harus selalu ditatalaksana sebagai perikarditis akut. Ekokardiogram. Biasanya normal namun dapat menunjukkan adanya efusi perikardium. PengobatanPasien dengan perikarditis akut tanpa komplikasi dapat ditatalaksana dan dipantau selama rawat jalan. Namun pada pasien dengan risiko tinggi mengalami komplikasi harus dirawat di rumah sakit, kebanyakan di ruang perawatan intensif. Pasien dengan risiko tinggi antara lain:[9]
Perikardiosintesis dilakukan pada kondisi berikut:[10]
OAINS pada perikarditis virus atau idiopatik. Pasien dengan perikarditis akut selain akibat dari virus, penyebab spesifik harus diterapi. Tujuan terapi adalah mengurangi nyeri dan peradangan. Obat pilihan adalah ibuprofen karena efek samping yang jarang, efek yang lebih baik pada aliran darah koroner, dan dosis yang lebih besar.[10] Protokol alternatif adalah aspirin.[9] Pada perikaditis akibat infark miokard akut, OAINS selain aspirin harus dihindari karena dapat mengganggu pembentukan jaringan parut. Sebagaimana penggunaan OAINS lainnya, harus diberikan juga gastrointestinal protektor. Kegagalan respon OAINS dalam waktu satu minggu (ditandai oleh demam yang persisten, perburukan kondisi, efusi perikardium yang baru, atau nyeri dada yang berlanjut) mengindikasikan penyebab lain selain proses virus atau idiopatik. Kolkisin dapat digunakan sendirian atau bersamaan dengan OAINS untuk mencegak perikarditis rekuren dan pengobatan dari perikarditis rekuren.[11][12][13] Kortikosteroid biasanya digunakan untuk kasus refrakter yang jelas serta penyebab spesifik tidak ditemukan. Referensi
|