Peri (mitologi Jermanik)

Dalam mitologi Jerman, Peri atau Elf merupakan ras Dewa kesuburan, tinggal di tempat-tempat yang alami dan asri seperti: gunung, hutan, telaga, mata air, dan air terjun. Mereka dilukiskan sebagai manusia yang selalu tampak muda dan cerah.

Penamaan peri di negara Eropa

Peri termasuk salah satu makhluk legendaris yang sering muncul dalam cerita rakyat dari berbagai negara Eropa. Mereka memiliki sebutan khusus sesuai dengan negaranya, yakni:

  • Jerman: Elfen, Elben, Alben (yang terakhir - Alben - dipakai oleh Richard Wagner)
  • Inggris: addler (istilah kuno)
  • Belanda: elfen, elven, alven
  • Denmark: alfer, elvere, elverfolk, ellefolk atau huldrer.
  • Islandia: álfar, álfafólk dan huldufólk (makhluk tersembunyi)
  • Norwegia: alver, alfer atau elvefolk
  • Swedia: alfer, alver atau älvor (Älvor diterjemahkan sebagai fairy (Inggris) atau peri (Indonesia)

Pandangan mengenai Peri pertama kali muncul dalam mitologi Nordik. Dalam bahasa Norwegia kuno, mereka disebut “álfar”. Karakter Peri dalam negara-negara Skandinavia sudah biasa muncul dalam dongeng-dongeng dan cerita rakyat Eropa lainnya. Peri dalam negara-negara rumpun Jerman disamakan dengan Nymph dalam mitologi Yunani dan Rusalka dalam mitologi negara rumpun Slavia.

Peri dalam cerita fiksi modern

Kisah fantasi modern meminjam karakter Peri sebagai makhluk setengah Dewa dan lebih hebat daripada manusia. Penggambaran peri dalam Novel The Broken Sword yang terbit tahun 1954 merupakan novel pelopor yang menggambarkan tentang bangsa peri dalam cerita fiksi modern, walaupun penulis J.R.R. Tolkien dalam kisah fiksi fantasinya The Lord of The Rings lebih dahulu menggambarkan bangsa elf.

Lihat pula

Kembali kehalaman sebelumnya