Percakapan MalinaPercakapan Malina adalah serangkaian lima percakapan ekumenis informal yang diadakan dari tahun 1921 hingga 1927 yang menjajaki kemungkinan-kemungkinan reuni korporat antara Gereja Katolik Roma dan Gereja Inggris, sehingga membentuk satu tahap dialog Anglikan-Katolik Roma. SejarahDorongan untuk terjadinya percakapan ini sebagian besar muncul dari persahabatan antara pemimpin gereja Anglikan, Charles Lindley Wood, Second Viscount of Halifax, dan pendeta Katolik Roma Prancis Fernand Portal . Meskipun sikap ultramontanis dari hierarki Katolik Roma di Britania Raya membuat perundingan langsung antara umat Anglikan Britania dan umat Katolik Roma Britania menjadi tidak mungkin dilakukan, Seruan Lambeth pada tahun 1920 membuka pintu bagi umat Katolik Roma pada benua. Kardinal Désiré Joseph Mercier , Uskup Agung Malines, setuju untuk menjadi tuan rumah diskusi ekumenis pribadi yang diinginkan oleh Lord Halifax dan Abbé Portal. Percakapan tersebut diadakan di primatial Tahta Episkopal di Malines (menjadi nama Perancis untuk kota Mechelen) dari tahun 1921 hingga 1927 dengan dukungan diam-diam dari Vatikan dan Uskup Agung dari Canterbury dan York, Randall Davidson dan Cosmo Gordon Lang masing-masing. Jumlah peserta bervariasi tetapi termasuk pihak Anglikan Lord Halifax, uskup Walter Frere dan Charles Gore, dan Armitage Robinson (Dean of Wells). Para peserta Katolik Roma termasuk Mercier sendiri, Pierre Batiffol, Hippolyte Hemmer, Portal dan penerus Mercier, Jozef-Ernest van Roey, yang mengakhiri pembicaraan pada tahun 1927. Sebuah konsensus muncul selama lima percakapan, dari yang hanya empat poin pertama yang terbukti penting, bahwa Gereja Anglikan harus "dipersatukan kembali" dengan—bukan sekadar "digabungkan" oleh—Gereja Roma. Makalah Dom Lambert Beauduin tahun 1925 "L'église anglicane unie, mais non absorée" mendapat komentar khusus. Van Roey secara pribadi kurang menyukai gagasan persatuan dibandingkan pendahulunya, dan Kardinal Bourne, Uskup Agung Westminster, berhasil mendesak Vatikan untuk menarik dorongannya, sejalan dengan Leo XIII' s bull Apostolicae curae (1896), yang telah menyangkal keabsahan ordo Anglikan. Meskipun perbincangan tersebut memicu kontroversi di kedua gereja dan gagal membuahkan hasil nyata, perbincangan tersebut membuka jalan menuju diskusi ekumenis di masa depan antara Katolik Roma dan Anglikan. Bibliographi
|