Perang Yahudi–Romawi Pertama
Perang Yahudi-Romawi Pertama (66–73 M) adalah konflik militer besar antara pemberontak Yahudi di Yudea dan Kekaisaran Romawi. Ini adalah yang pertama dari serangkaian pemberontakan yang dikenal sebagai Perang Yahudi-Romawi, dan berakhir dengan kehancuran Bait Suci Kedua di Yerusalem dan kekalahan besar bagi kaum Yahudi. Latar BelakangPerang ini terjadi pada periode ketidakstabilan politik dan sosial di Yudea, yang dipicu oleh ketidakpuasan Yahudi terhadap pemerintahan Romawi. Provinsi Yudea berada di bawah kekuasaan Romawi sejak 6 M, setelah kematian Raja Herodes Agung, dan digabungkan dengan provinsi-provinsi Romawi lainnya di Timur Tengah. Meskipun pada awalnya terdapat semacam otonomi, penguasa Romawi seringkali tidak peka terhadap tradisi dan keyakinan Yahudi, sehingga menyebabkan ketegangan yang meningkat. Kebijakan perpajakan yang berat, korupsi pejabat Romawi, dan tindakan keras terhadap kelompok-kelompok agama Yahudi yang radikal memperburuk situasi. Kelompok-kelompok seperti kaum Zelot mulai memprovokasi perlawanan bersenjata terhadap Romawi. Ketidakpuasan ini mencapai puncaknya pada tahun 66 M, ketika pemberontakan bersenjata dimulai di Yerusalem. PenyebabBeberapa faktor yang mendorong pecahnya Perang Yahudi-Romawi Pertama meliputi:
Tahapan PerangPerang Yahudi-Romawi Pertama terdiri dari beberapa tahapan yang berlangsung selama tujuh tahun, dengan beberapa pertempuran kunci di berbagai wilayah Yudea. 1. Pemberontakan di Yerusalem (66 M)Perang dimulai pada tahun 66 M ketika pemberontakan besar terjadi di Yerusalem, dipicu oleh ketidakpuasan terhadap kekuasaan Romawi. Gubernur Romawi di Yudea, Gessius Florus, mencoba mengambil harta dari Bait Suci, yang memicu kemarahan luas. Pasukan Yahudi mengepung garnisun Romawi di Yerusalem, dan tidak lama kemudian seluruh provinsi Yudea bergabung dalam pemberontakan. Tentara Romawi yang dikerahkan untuk menekan pemberontakan, dipimpin oleh Cestius Gallus, gagal dan menderita kekalahan dalam Pertempuran Beth Horon. 2. Pengepungan dan Kehancuran Yerusalem (70 M)Setelah kekalahan awal, Romawi di bawah Kaisar Nero menunjuk Vespasianus sebagai komandan baru. Vespasianus dan putranya, Titus, memimpin pasukan besar untuk menaklukkan kembali Yudea. Pada tahun 68 M, Vespasianus berhasil merebut sebagian besar wilayah utara Yudea, termasuk Galilea. Namun, saat situasi di Roma menjadi tidak stabil setelah bunuh diri Nero, Vespasianus ditarik kembali ke Roma untuk diangkat sebagai kaisar. Titus melanjutkan pengepungan Yerusalem pada tahun 70 M, di mana pasukan Romawi mengepung kota selama berbulan-bulan, menimbulkan kelaparan dan wabah di dalam kota. Akhirnya, Titus memerintahkan serangan besar-besaran, yang menghancurkan Bait Suci Kedua dan menewaskan puluhan ribu orang Yahudi. Bait Suci, pusat kehidupan religius Yahudi, dibakar hingga rata dengan tanah. Penghancuran ini merupakan titik balik dalam sejarah Yahudi, menyebabkan diaspora besar-besaran. 3. Pengepungan Masada (73 M)Sisa-sisa pasukan Yahudi mundur ke benteng Masada di tepi Laut Mati, di bawah pimpinan Eleazar ben Yair. Pengepungan Masada berlangsung hingga 73 M, ketika pasukan Romawi yang dipimpin oleh Lucius Flavius Silva akhirnya merebut benteng setelah membangun tanjakan pengepungan yang monumental. Namun, ketika Romawi menembus tembok Masada, mereka menemukan bahwa hampir semua pemberontak di dalam benteng telah melakukan bunuh diri massal untuk menghindari penangkapan. Akibat PerangKekalahan dalam Perang Yahudi-Romawi Pertama membawa dampak yang sangat besar bagi bangsa Yahudi dan Kekaisaran Romawi.
Lihat PulaReferensi
Pranala luarWikisumber memiliki naskah asli yang berkaitan dengan artikel ini:
Wikimedia Commons memiliki media mengenai Jewish war. |