Perang Bintang 2011
Perang Bintang 2011 merupakan pertandingan Perang Bintang yang merupakan Perang Bintang ke-5 dalam sejarah persepak bolaan Indonesia. Pertandingan ini diselenggarakan pada akhir musim Liga Super Indonesia 2010–11.[2] Pertandingan ini berlangsung di stadion markas tim juara Liga Super Indonesia 2010–11, Stadion Mandala, Kota Jayapura, Papua, Indonesia, dan dimulai pada pukul 17.30 waktu setempat.[3] Pertandingan ini dipimpin oleh wasit Indonesia asal Jakarta,[4] Jimmy Napitupulu.[5] Sebelumnya, pertandingan dijadwalkan dilaksanakan pada Minggu, 26 Juni 2011.[6] Namun pertandingan diundur menjadi Rabu, 29 Juni 2011,[7] karena menyesuaikan dengan sponsor, Djarum, karena berbentrokan dengan jadwal pertandingan final dan penutupan Indonesia Terbuka 2011, yang juga disponsori oleh Djarum.[7] Pertandingan ini diikuti oleh Persipura Jayapura, selaku juara Liga Super Indonesia 2010–11 dengan tim All-Star, yang diisi gabungan pemain dari tim-tim yang berkompetisi pada Liga Super Indonesia.[8] Pertandingan ini dimenangkan oleh Persipura Jayapura dengan skor 2–1.[5] Dua gol Persipura, keduanya dicetak oleh pemain asal Liberia, Zah Rahan Krangar, sementar gol tim All-Star, dicetak pemain Indonesia yang bermain untuk Sriwijaya FC, Muhammad Ridwan.[9][10] Pada pertandingan ini, trofi juara Liga Super Indonesia diserahkan kepada Persipura Jayapura oleh ketua Komite Normalisasi Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia, Agum Gumelar.[10] Tempat penyelenggaraanSelaku juara Liga Super Indonesia 2010–11, Persipura Jayapura menjadi tuan rumah penyelenggara pertandingan Perang Bintang tahun ini, sehingga Stadion Mandala menjadi tempat penyelenggaraan pertandingan.[2][8][11] Stadion Mandala memiliki kapasitas 30.000 orang penonton.[12][13] Upacara pembukaan dan penutupanPertandingan dibuka aksi tari-tarian yang diikuti 200 orang penari yang merupakan pelajar SMA Kota Jayapura.[14] Atraksi dikemas dalam bentuk tari-tarian adat (yospan) yang dipadukan dengan tari-tarian modern pada upacara pertandingan pembukaan ini.[14] Hal ini disambut secara meriah oleh para penonton.[14] Grup musik nasional, Jamrud dan Boomerang juga tampil pada upacara pembukaan tersebut.[14] Tari-tarian juga dilakukan saat penyerahan trofi juara kepada Persipura Jayapura, juga dengan penampilan dua grup musik nasional.[15] Tim All-StarTim All-Star dipilih oleh masyarakat melalui mekanisme layanan pesan singkat yang berlangsung hampir satu bulan, dari enam puluh empat pemain yang dinominasikan oleh PT Liga Indonesia melalui Techical Study Group dengan ketua Jopie Leepel.[8] Tim All-Star ini sama sekali tidak beranggotakan satupun pemain Persipura Jayapura yang akan menjadi lawan mereka.[16] Dari jumlah tersebut, akan terpilih 18 pemain, dengan komposisi: 2 penjaga gawang, 6 pemain belakang, 6 pemain tengah, dan 4 pemain depan.[16] Untuk seragam tim All-Star, PT Liga Indonesia bekerja sama dengan PT Mitra Adiperkasa Tbk, sehingga para pemain mengenakan seragam bermerek Umbro.[8][17] Tim All-Star dilatih oleh pelatih asal Indonesia yang melatih Semen Padang, Nil Maizar.[18] Sementara, jabatan manajer dipegang oleh Johny Toekan dari PT Liga Indonesia.[8] Berikut merupakan daftar pemain yang dinominasikan[8][19] dan yang terpilih.[16][20][21]
Yongki Aribowo menggantikan M. Safee Sali yang tidak dapat bermain, karena bermain untuk Malaysia pada Kualifikasi Piala Dunia 2014, di mana Safee Sali sesungguhnya mendapatkan suara lebih banyak.[21] Pejabat pertandinganSeluruh perangkat pertandingan pada pertandingan ini berasal dari Indonesia.[1] Pertandingan ini dipimpin oleh wasit asal Jakarta, Jimmy Napitupulu.[1] Sebelumnya, wasit asal Sidoarjo, Setiyono Midi Nitrorejo juga dicalonkan menjadi wasit utama,[4] namun pada akhirnya bertugas menjadi wasit cadangan.[1] Wasit Jimmy Napitupulu dibantu dua orang asisten wasit, yaitu: Jaka Mulyono AMA dari Semarang dan Dadang Sutisna dari Bandung.[1] Bertindak sebagai pengawas pertandingan pada pertandingan ini adalah Sakka Jamain dari Makassar.[1] Detail pertandingan
Referensi
Lihat jugaPranala luar
|