Penindasan orang Tionghoa di Jerman NaziMeskipun terhindar dari genosida, orang Tionghoa di Jerman masih menjadi subyek penindasan skala besar dan sistematis di Jerman Nazi. Khususnya setelah bubarnya kerja sama Tiongkok-Jerman karena Perang Dunia II dimulai di Eropa, beberapa warga Tionghoa di Jerman terpaksa meninggalkan negara tersebut karena peningkatan pengawasan dan penindasan pemerintah. Setelah Tiongkok mendeklarasikan perang terhadap Jerman setelah Serangan Pearl Harbor pada 1941, Gestapo melancarkan berbagai penangkapan massal Tionghoa Jerman dan warga negara Tiongkok di belahan Jerman,[1] dan menempatkan sebagian besar dari mereka ke Kamp Buruh Langer Morgen di Wilhelmsburg, Hamburg, menjadikan mereka pekerja paksa; beberapa diantaranya tewas akibat disiksa Gestapo atau kerja paksa.[2] Pada akhir Perang Dunia II, komunitas Tionghoa pra-perang di Berlin, Hamburg dan Bremen semuanya dihancurkan, dan tak ada keberadaan Tionghoa yang tersisa di Jerman. Referensi
|