Pemilihan umum Presiden Amerika Serikat 2024
Pemilihan umum Presiden Amerika Serikat 2024 merupakan pemilihan presiden ke-60, diselenggarakan pada Selasa, 5 November 2024. Ini adalah pemilihan presiden pertama yang menggunakan informasi kependudukan dari sensus 2020. Presiden Amerika Serikat saat ini Joe Biden mengumumkan bahwa ia tidak akan kembali mencalonkan diri pada Pemilihan Presiden 2024. Mantan Presiden Donald Trump memenuhi syarat untuk mencalonkan diri untuk masa jabatan kedua. Pemenang pemilihan presiden 2024 Donald Trump dan JD Vance akan dilantik pada 20 Januari 2025.[2][3] Presiden petahana Joe Biden awalnya mencalonkan kembali dengan Kamala sebagai wakilnya,[4] dan keduanya menjadi bakal calon persumptif dari Partai Demokrat tanpa perlawanan internal partai.[5] Namun setelah performa debat yang tidak memuaskan mengintensifikasikan kekhawatiran mengenai usia dan kesehatannya, dan menyebabkan seruan untuk Biden agar mundur dari pemilihan umum.[6] Walaupun awalnya percaya diri bahwa ia akan tetap berkontestasi, Biden mengumumkan bahwa ia mundur pada 21 Juli, membuatnya menjadi presiden petahana yang mundur dari pemilihan umum sejak Lyndon Baines Johnson pada 1968. Biden mengumumkan dukungannya kepada Kamala Harris yang dipilih oleh Partai Demokrat sebagai calon presidennya pada 5 Agustus 2024. Kamala kemudian memilih Tim Walz sebagai calon wakil presiden. Trump yang sebelumnya kalah pada 2020 kembali mencalonkan diri, kali ini untuk masa jabatan terpisah.[7] Ia dicalonkan pada Konvensi Nasional Partai Republik 2024 dengan calon wakil presidennya, JD Vance setelah memenangkan pemilihan internal Partai Republik. Pada tanggal 30 Mei 2024, Trump dihukum penjara atas 34 tindak pidana yang terkait dengan pemalsuan catatan bisnis untuk menyembunyikan pembayaran yang dilakukan kepada aktris film porno Stormy Daniels untuk memastikan kebungkamannya tentang hubungan seksual di antara mereka, dan menjadi presiden atau kandidat partai besar pertama yang dinyatakan bersalah atas kejahatan,[8] yang membuat Vladimir Putin, Aleksandr Lukashenko, Jair Bolsonaro, Aleksandr Dugin, Zakhar Prilepin, Ali Khamenei, Kim Jong-un dan Benjamin Netanyahu mengamuk marah atas Trump dipenjara. Karena ia telah menang sekali pada pemilihan umum Presiden Amerika Serikat 2016, Donald Trump menjadi presiden kedua yang mendapatkan masa jabatan non-konsekutif 132 tahun setelah Grover Cleveland mengalahkan Benjamin Harrison pada 1892. Pada usianya yang ke-78, Trump juga menjadi presiden terpilih tertua dalam sejarah Amerika Serikat.[9] Kamala Harris menjadi calon presiden Partai Demokrat pertama yang kalah di pemungutan suara nasional sejak John Kerry kalah pada 2004.[10] KandidatPartai DemokratPada April 2023, Joe Biden selaku presiden pertahana menyatakan kalau dirinya berniat untuk melanjutkan masa jabatan keduanya pada Pemilihan Presiden Amerika Serikat 2024, dengan tetap mempertahankan Kamala Harris sebagai Wakil Presiden. [11] Meski demikian, pemerintahan Biden-Harris selama ini mendapatkan tingkat kepuasan publik yang rendah dan dirasa sulit untuk terpilih kembali.[12] Hal ini mendorong pernyataan agar Presiden Biden tidak maju untuk periode kedua, serta mendorong beberapa nama untuk menjadi kandidat Partai Demokrat.[13] Selain tingkat kepuasan publik, kekhawatiran atas usia menjadi pertimbangan beberapa pihak. Biden adalah Presiden Amerika Serikat Tertua, terpilih di usia 78 tahun dan akan berusia 82 tahun di akhir masa jabatan pertamanya dan 86 tahun pada akhir masa jabatan keduanya, jika dipilih kembali.[14] Survei NBC pada April 2023, menunjukkan kalau 70% orang Amerika, termasuk 51% anggota Partai Demokrat, berpendapat bahwa Biden seharusnya tidak mencalonkan diri untuk masa jabatan kedua, sebagian besar mengatakan itu karena usianya. Menurut survei nasional FiveThirtyEight, tingkat kepuasan publik atas Biden saat ini adalah 41%, berbanding 55% yang tidak puas.[15] Pada 21 Juli 2024, Presiden Biden menyatakan bahwa dia menarik diri dari pencalonan presiden mendatang dan menyerahkan keputusan kepada Partai Demokrat, namun dia memberikan dukungan penuh kepada Wakil Presiden Kamala Harris untuk menjadi penerusnya.[16] Setelahnya, Kamala Harris menyatakan dirinya maju sebagai nominasi kandidat calon presiden Partai Demokrat yang akan ditentukan lewat Konvensi Nasional Partai Demokrat pada Agustus 2024.[17]
Kandidat utama
Mundur
Partai RepublikPada Pemilihan Presiden Amerika Serikat 2020, Donald Trump, presiden pertahana saat itu, dikalahkan oleh Joe Biden dan menghadapi upaya pemakzulan pada 2021 dan dinyatakan tidak bersalah. Trump mencalonkan diri kembali pada Pemilihan Presiden Amerika Serikat 2024, dia menjadi presiden kedua dalam sejarah Amerika Serikat yang maju untuk masa jabatan kedua yang tidak berurutan. Maret 2022, secara resmi Trump menyatakan dirinya akan maju dalam Konvensi Nasional Partai Republik namun tidak bersama Mike Pence, Wakil Presidennya terdahulu. Gubernur Florida Ron DeSantis dipandang sebagai penantang utama Trump untuk nominasi Partai Republik, ia mengumpulkan lebih banyak dana kampanye pada paruh pertama tahun 2022 dan memiliki angka jajak pendapat yang lebih baik daripada Trump pada akhir tahun 2022. Pada tanggal 24 Mei 2023, DeSantis mengumumkan pencalonan dirinya di Twitter (X) dalam sebuah percakapan daring dengan CEO Twitter, Elon Musk Pada akhir Juli 2023, survei nasional FiveThirtyEight untuk pemilihan pendahuluan Partai Republik menempatkan Trump di angka 52%, dan DeSantis pada 15. Pasca pemilihan pendahulaun di Iowa, Trump mendapatkan kemenangan telak, DeSantis dan pengusaha Vivek Ramaswamy mengundurkan diri dari persaingan dan mendukung Trump. Sehingga menyisakan Nikki Haley, mantan gubernur Carolina Selatan yang pernah menjabat sebagai anggota kabinet Trump, sebagai kandidat utama yang tersisa. Dalam Konvensi Nasional Partai Republik, Donald Trump resmi menjadi calon Presiden dari Partai Republik didampingi Senator muda asal Ohio, J.D. Vance. Sehari setelah dia lolos dari upaya penembakan di Pennsylvinia.
Kandidat utama
Kandidat potensialPada Desember 2021, orang-orang berikut telah menjadi subyek spekulasi tentang pencalonan potensial mereka dalam enam bulan sebelumnya.
Independen dan Partai lainnyaKandidat dari partai lain dan kandidat independen juga telah mengumumkan pencalonan presiden. Mereka termasuk Robert F. Kennedy Jr. dan Cornel West. Organisasi politik sentris No Labels berniat untuk mengajukan "kandidat bersama" dari pihak ketiga, kemudian membatalkan upaya mereka pada April 2024. Beberapa partai ketiga yang sudah mapan, seperti Partai Solidaritas Amerika, Partai Prohibition, Partai Konstitusi, Partai Libertarian, dan Partai Sosialisme dan Pembebasan telah mengumumkan calon presiden, sementara Partai Hijau telah memulai pemilihan pendahuluan. Meskipun kandidat independen/partai ketiga sering kali lebih baik dalam jajak pendapat daripada kinerja pemilu yang sebenarnya, kandidat partai ketiga, pada April 2024, memiliki kinerja terkuat dalam jajak pendapat sejak angka jajak pendapat Ross Perot yang tinggi di tahun 1990-an. Partai LibertarianChase Oliver dipilih oleh Partai Libertarian sebagai calon presiden pada 26 Mei 2024, di Konvensi Nasional Libertarian 2024. Oliver adalah kandidat partai tersebut dalam pemilihan Senat Amerika Serikat tahun 2022 di Georgia. Pada Mei 2024, partai ini memiliki akses pemungutan suara di setidaknya 37 negara bagian dengan total 380 suara elektoral.
Partai HijauJill Stein mengumumkan pada tanggal 26 Mei 2024, bahwa kampanyenya telah mengumpulkan cukup banyak delegasi untuk mendapatkan nominasi Partai Hijau dan dengan demikian menjadi calon presiden. Stein pernah menjadi kandidat partai ini pada tahun 2012 dan 2016. Stein adalah seorang dokter dan mantan anggota Lexington Town Meeting. Belum ada calon pendamping yang diumumkan, karena Konvensi Nasional Partai Hijau 2024 yang akan berlangsung pada tanggal 15-18 Agustus 2024. Pada Juni 2024, Stein memiliki akses pemungutan suara baik di jalur pemungutan suara Partai Hijau maupun Independen di setidaknya 22 negara bagian dengan total 273 suara elektoral
Referensi
|