Pekan Olahraga Nasional 1948
Pekan Olahraga Nasional 1948 (PON I/1948) adalah edisi pertama Pekan Olahraga Nasional Indonesia yang diadakan di Kotapraja Surakarta pada 9–12 September 1948. Tanggal pembukaannya, 9 September, kemudian diperingati setiap tahunnya sebagai Hari Olahraga Nasional. Gelaran ini dilaksanakan di tengah Revolusi Nasional Indonesia yang sedang berlangsung. Sekitar 600 atlet bertanding pada 9 cabang olahraga yang memperebutkan 108 medali. Pesertanya bukan pada tingkat provinsi melainkan pada tingkat kota/kabupaten dan karesidenan, sebanyak 13 partisipan ikut serta. Juara umumnya adalah Keresidenan Surakarta dengan total medali sebanyak 36 medali. Setelah dibentuk pada tahun 1946, Persatuan Olahraga Republik Indonesia (PORI) yang dibantu oleh Komite Olimpiade Republik Indonesia (KORI) – keduanya telah dilebur dan saat ini menjadi Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) – mempersiapkan para atlet Indonesia untuk mengikuti Olimpiade Musim Panas XIV di London, Inggris, pada tahun 1948. Usaha Indonesia untuk mengikuti Olimpiade Musim Panas pada saat itu menemui banyak kesulitan. PORI sebagai badan olahraga resmi di Indonesia pada saat itu belum diakui dan menjadi anggota Komite Olimpiade Internasional (IOC), sehingga para atlet yang akan dikirim tidak dapat diterima dan berpartisipasi dalam acara olahraga sedunia tersebut. Pengakuan dunia atas kemerdekaan dan kedaulatan Indonesia yang belum diperoleh pada waktu itu menjadi penghalang besar dalam usaha menuju London. Paspor Indonesia pada saat itu tidak diakui oleh Pemerintah Inggris, sedangkan kenyataan bahwa atlet-atlet Indonesia hanya bisa berpartisipasi di London dengan memakai paspor Belanda tidak dapat diterima. Alasannya karena delegasi Indonesia hanya mau hadir di London dengan membawa nama Indonesia. Alasan yang disebut terakhir ini menyebabkan rencana kepergian beberapa anggota pengurus besar PORI ke London menjadi batal dan menjadi topik pembahasan pada konferensi darurat PORI pada tanggal 1 Mei 1948 di Solo. Mengingat dan memperhatikan pengiriman para atlet dan beberapa anggota pengurus besar PORI ke London sebagai peninjau tidak membawa hasil seperti yang diharapkan semula, konferensi sepakat untuk mengadakan Pekan Olahraga yang direncanakan berlangsung pada bulan Agustus atau September 1948 di Solo. Pada saat itu PORI ingin menghidupkan kembali pekan olahraga yang pernah diadakan ISI pada tahun 1938 (yang terkenal dengan nama ISI Sportweek atau Pekan Olahraga ISI). Dilihat dari penyediaan sarana olahraga, pada saat itu Surakarta telah memenuhi semua persyaratan pokok dengan adanya stadion Sriwedari yang dilengkapi dengan kolam renang. Pada saat itu Surakarta termasuk kota dengan fasilitas olahraga terbaik di Indonesia. Selain itu seluruh pengurus besar PORI berkedudukan di Surakarta sehingga hal inilah yang menjadi bahan-bahan pertimbangan bagi konferensi untuk menetapkan Kota Surakarta sebagai kota penyelenggara Pekan Olahraga Nasional yang pertama. Selain itu PON I juga membawa misi untuk menunjukkan kepada dunia luar bahwa bangsa Indonesia dalam keadaan daerahnya dipersempit akibat Perjanjian Renville, masih dapat membuktikan sanggup mengadakan acara olahraga dengan skala nasional. Pesta OlahragaUpacara PembukaanPembukaan PON pertama ini diresmikan oleh Presiden Pertama Republik Indonesia Soekarno. Upacara PenutupanAcara penutupan dilakukan oleh Sri Sultan Hamengkubuwono IX Selaku Ketua Komite Olimpiade Republik Indonesia (KORI) (sebelum bergabung dengan KONI dan sejak 2007 menjadi Komite Olimpiade Indonesia). Cabang Olahraga
Kota/Kabupaten/Karesidenan PesertaPerolehan Medali
Tabel perolehan medali Pekan Olahraga Nasional I 1948 berdasarkan provinsi
Galeri
Rujukan
Pranala luar
|