Partono

Partono Parwitokusumo
Menteri Perhubungan Udara
Masa jabatan
2 April 1965 – 28 Maret 1966
PresidenSoekarno
Sebelum
Pendahulu
R. Iskandar
Pengganti
Sutopo
Sebelum
Informasi pribadi
Lahir(1924-06-29)29 Juni 1924
Semarang
Meninggal6 Desember 1988(1988-12-06) (umur 64)
Jakarta
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Bantuan penggunaan templat ini

Kapt. Partono Parwitokusumo adalah salah satu kapten penerbang berkebangsaan Indonesia pertama dari maskapai Garuda Indonesia dan kemudian menjabat sebagai Presiden Direktur Garuda Indonesia pada 1961-1965. Ia juga menjabat sebagai Menteri Perhubungan Udara dalam Kabinet Dwikora I dan Kabinet Dwikora yang Disempurnakan pada 2 April 1965 sampai 28 Maret 1966 karena keberaniannya mengambil risiko untuk menerbangkan rombongan presiden melalui rute Tokyo ke Biak pada 20 Januari 1965 tanpa persiapan sebelumnya.

Sejarah dan Karier

Awal hidup dan karier pilot

Partono Parwitokusumo lahir di Semarang, 29 Juni 1924. Setelah lulus SMA tahun 1945, dia melanjutkan ke sekolah penerbang. Ia lulus dengan memiliki ijazah penerbang militer (Groet Militair Brevet atau Brevet Penerbang Tingkat Atas) dan ijazah penerbang sipil (SOPL). Partono kemudian bergabung dengan Angkatan Udara Republik Indonesia. Ia termasuk generasi kedua AURI yang mengikuti pendidikan penerbang di India dan Andir, Bandung. Di AURI, Partono sempat memimpin Sekolah Penerbang Lanjutan di Andir dengan pangkat Letnan Udara II. Jabatan terakhirnya di AURI adalah Wakil Komandan Pendidikan PU Halim berpangkat Kapten Udara.[1]

Lisensi pilot Partono Parwitokusumo dari Delhi
Partono sebagai Komandan Wing 011 Garuda Indonesia

Partono kemudian pindah dan mulai bekerja di Garuda Indonesia pada 1 Mei 1954 sebagai kapten pesawat De Havilland Heron dan Dakota. Pada 15 Juni 1955, Partono bersama empat pilot lainnya, R. Soehardjono Teksosoehardjo, Soedjalmo, Soedarmo, dan Suharso Hadinoto, dilantik sebagai kapten penerbang (gezagvoerders) di Garuda Indonesia Airways (GIA), yang dilantik langsung oleh Presiden Direktur saat itu, Ir. Sutoto. Kelimanya merupakan kapten penerbang berkebangsaan Indonesia pertama; kelimanya juga dinaikkan pangkatnya dari penerbang kelas empat menjadi kelas tiga. Partono diangkat sebagai Kapten Heron/Dakota.[2] Pelantikan itu awalnya akan dilakukan pada April 1955, namun ditunda karena kelima penerbang itu mengangkut delegasi Konferensi Asia-Afrika dari Jakarta - Bandung dan sebaliknya.

Karier Partono di dunia penerbangan mencapai puncaknya saat ia menjabat sebagai Presiden Direktur Garuda Indonesia pada 1961-1965.

Penerbangan rombongan presiden dan Karier politik

Pada Januari 1965, kunjungan kenegaraan Soekarno ke Jepang menghadapi masalah ketika akan kembali ke Indonesia, di mana rute terbang melalui Okinawa, Hong Kong, dan Manila dinyatakan tidak aman. Setelah menerima laporan itu, Sukarno meminta bantuan kepada Kapten Partono, menanyakan apakah sanggup untuk menerbangkan rombongan presiden secara non-stop melalui rute di luar peta penerbangan, yakni dari Tokyo langsung ke Biak, Irian Barat (sekarang Papua). Kapten Partono menyatakan kesanggupannya untuk menerbangkan pesawat melalui rute yang panjang itu, "walaupun penerbangan semacam itu, dengan membawa presiden, biasanya didahului dengan beberapa kali penerbangan penjajakan".[3]

Tanpa persiapan sebelumnya dan dengan diam-diam melalui rute yang panjang, Kapten Partono menerbangkan rombongan presiden pada malam hari 20 Januari 1965 dari Tokyo. Pesawat mendarat dengan aman pada subuh keesokan harinya. Di Biak, Sukarno pindah pesawat dan sampai di Jakarta dengan selamat sebelum pukul delapan pagi. Kapten Partono memimpin kembali penerbangan melalui rute itu pada perjalanan berikutnya.[1]

Keberanian Partono mengambil penerbangan yang dianggap berisiko itu "memperlihatkan kembali kepercayaan presiden kepada semangat pemuda".[3] Sukarno kemudian melantik Partono sebagai Menteri Perhubungan Udara pada 2 April 1965 hingga 28 Maret 1966.

Kapten Partono Parwitokusumo, beserta istri dan keempat anaknya
Kolase foto Kapten Partono semasa bakti sebagai pilot dan Menteri Penerbangan Udara

Meninggal

Partono meninggal dunia akibat serangan jantung pada 12 Juni 1988 di Rumah Sakit Pertamina, Jakarta. Ketika itu, ia menjabat sebagai Presiden Direktur PT Dacrea Avia.[1] Ia dimakamkan di Makam Mangkunegaran Astana Bibis Luhur, Surakarta.

Dalam karya fiksi

  • Nama Partono dijadikan salah satu karakter dalam novel Keberangkatan karya Nh. Dini. Dalam novel ini, digambarkan bahwa Kapten Partono berhasil membawa pesawat selamat sampai di tanah kembali setelah terbang dengan satu mesin.[1]

Referensi

  1. ^ a b c d Isnaeni, Hendri F. "Pilot Jadi Menteri". historia.id. Diakses tanggal 27 Juli 2020. 
  2. ^ Antara, Maryati (15 Juni 1955). "Antara Doeloe : Kapten-kapten penerbang bangsa Indonesia jang pertama". ANTARA News. Diakses tanggal 27 Juli 2020. 
  3. ^ a b Harsono, Ganis (1985). Cakrawala Politik Era Sukarno. Jakarta: Inti Idayu Press. hlm. 170. ISBN 979-421-125-8. 
Kembali kehalaman sebelumnya