Pahala Mansury
Pahala Nugraha Mansury, S.E., M.B.A. (lahir 8 April 1971) adalah seorang ekonom dan bankir asal Indonesia. Pahala pernah menjabat sebagai Wakil Menteri Luar Negeri dari Juli 2023 hingga Oktober 2024. Sebelumnya ia menjabat sebagai Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara tahun 2020 hingga 2023 menggantikan Budi Gunadi Sadikin yang menjadi Menteri Kesehatan.[1] Sebelumnya, ia adalah direktur utama Bank Tabungan Negara sejak 27 November 2019.[2] dan ia pernah menjabat sebagai Direktur Keuangan Pertamina[3] serta Direktur Utama Garuda Indonesia.[4] Pendidikan
KarierPahala memulai karier sebagai change management consultant di Andersen Consulting Jakarta hingga tahun 1997. Setelah itu ia bekerja di sebuah perusahaan pengelolaan investasi di New York, bersamaan saat ia menjalani pendidikan S2 nya.[4] Tahun 1999 menjadi tahun dimana karier Pahala semakin baik dengan bergabung ke Booz Allen Hamilton sebagai konsultan senior. Pada tahun yang sama, ia juga beberapa pemimpin proyek perbankan di Asia Tenggara[4] yang dilakukan oleh Boston Consulting Group.[3] Pada kurun waktu 2003-2006, Bank Mandiri lalu merekrutnya dan ia berganti-ganti posisi sebagai group head corporate development lalu pindah ke divisi change management office, divisi accounting, dan divisi economic research. Pada tahun 2006 ia diangkat menjadi EVP Coordinator Finance & Strategy and Chief Financial Officer. Kegiatan Wirausaha Muda Mandiri (WMM) yang diadakan Bank Mandiri juga merupakan buah pemikirannya. Pada tahun 2017, Pahala dijadikan menjadi direktur utama Garuda Indonesia melalui Rapat Pemegang Saham (RUPS). Pada awal masa kepemimpinannya kerugian perusahaan membengkak hingga 283,8 juta dolar AS, walaupun angka tersebut bisa ditekan menjadi 213,4 juta dolar AS pada akhir tahun. Padahal pada tahun 2016 Garuda Indonesia mencatatkan laba bersih sebesar 9,3 juta dolar AS. Pada kuartal pertama 2018, Garuda Indonesia kembali mengalami kerugian sebesar 64 juta dolar AS, padahal penumpang secara tahunan naik 5% dan kargo yang dimuat juga naik 3,2%. Pahala berdalih bahwa perusahaan terbebani dengan naiknya biaya operasional yang dipicu kenaikan harga minyak dunia. Selain itu saham Garuda Indonesia (IDX : GIAA) juga tidak pernah melewati harga Rp 500 per lembar saham. Hubungan dengan serikat pekerja dan asosiasi pilot juga tidak baik, karena asosiasi menuntut direksi yang tidak cakap dicopot saja. Protes dilakukan dengan mengancam mogok kepada perusahaan saat menjelang Idul Fitri. Selain beberapa masalah, capaian positif juga dicatatkan Garuda Indonesia pada era kepemimpinan Pahala, yaitu tingkat keterisian penumpang yang naik 71 persen dan kinerja ketepatan waktu penerbangan mencapai 88,8 persen atau meningkat dibandingkan OTP tahun lalu sebesar 86.5 persen. Hal lain yang meningkat adalah aircraft utilization (rata-rata pesawat mengudara dalam periode 24 jam), dari 9.19 jam menjadi 9.41 jam.[5] Pada 11 September 2018, Pahala dicopot dari jabatan Direktur Utama Garuda dan digantikan oleh Ari Askhara. Ia lalu dipindahkan sebagai Direktur Keuangan Pertamina di bawah Direktur Utama Nicke Widyawati.[6] Setahun kemudian, ia diangkat oleh Menteri BUMN Erick Thohir menjadi direktur utama Bank Tabungan Negara (BTN)[2] setelah kisruh yang terjadi bank tersebut saat pencopotan direktur utama Maryono oleh Menteri BUMN Rini Soemarno dan digantikan oleh Suprajarto yang sebelumnya menjabat direktur utama BRI. Suprajarto menolak pengangkatan tersebut dan BTN dipimpin pejabat sementara Oni Febriarto Rahardjo.[7] Ia diangkat menjadi dirut bersama dengan pengangkatan Komisiaris Utama Chandra Hamzah, yang dulunya merupakan komisioner KPK. Sebelum menjadi direktur utama BTN, nama Pahala juga disebut sebagai kandidat direktur utama Bank Mandiri. Meskipun akhirnya yang terpilih adalah Royke Tumilaar.[8] Referensi
|