Padangsche OperaPadangsche Opera adalah grup teater yang beraktivitas di Kampung Nias, Padang pada masa Hindia Belanda.[1] Grup ini didirikan pada tahun 1920-an di bawah pimpinan Amiruddin atau Amir gelar Marah Soelaiman. Grup ini terkenal lewat adaptasi panggung garapan Andjar Asmara dari novel populer sezaman seperti Melati van Agam (Parada Harahap) dan Sitti Nurbaya (Marah Roesli).[2][3] Lakon lainnya yakni Sitti Djamilah, Laras Simawang, dan Kenanga dari Padang.[4] Popularitas Padangsche Opera tak terlepas dari figur Andjar yang membawa pembaruan dalam gaya pementasan dari semula serba dinyanyikan atau dialognya diucapkan menjadi bentuk toneel, sandiwara yang dikenal sekarang ini.[5][3] Andjar mendorong Padangsche Opera tidak lagi hanya mementaskan cerita khayal, tetapi cerita kejadian yang sebenarnya. Adaptasi panggung Sitti Nurbaya pada 1923 (setahun setelah novelnya terbit) membawa Padangsche Opera mendulang popularitas dan melakukan tur ke seluruh Jawa, termasuk Batavia.[6] Matthew Isaac Cohen dalam New Theatre Quarterly menulis Padangsche Opera membawa perubahan besar dalam praktik teater di Sumatera secara umum.[7] Referensi
|