Novri Susan
Novri Susan lahir di Klaten pada 8 November 1977 dari keluarga Wignyowinoto yang memiliki garis darah Ronggowarsitan (Solo) dan darah Sunda. Dia adalah sosiolog dari Universitas Airlangga yang secara khusus mengkaji isu-isu konflik dan perdamaian, sosiologi politik dan rekayasa sosial. Bukunya berjudul Sosiologi Konflik: Teori-teori dan Analisis (2009/2019) adalah buku rujukan utama program studi sosiologi di Indonesia. Melalui buku tersebut, Novri Susan merupakan satu-satunya ilmuwan sosial yang menciptakan konsep dan definisi kepentingan secara sosiologis. Novri meraih gelar akademik tertinggi doktoral (Ph.D) cukup cepat di Doshisha University, yaitu di usia 35 tahun dengan disertasi berjudul Democracy, Land Conflict and Governance in Indonesia. Pendidikan
Pemikiran Ilmu SosialRelasi InklusifJejak pemikiran ilmu sosial Novri Susan ditandai oleh ketertarikan terhadap pendekatan konstruktivisme dari Peter L. Berger dan berkembang pada pendekatan dualitas dari Anthony Giddens. Berbagai tulisan artikelnya di media massa dan jurnal ilmiah, pemikiran Novri Susan menawarkan konsep relasi-relasi inklusif dalam masyarakat demokrasi. Relasi inklusif merupakan kelembagaan sosial paling dibutuhkan untuk mencapai kebaikan bersama.[1] Pemikiran relasi inklusif bisa ditemukan dalam bukunya Negara Gagal Mengelola Konflik: Demokrasi dan Tata Kelola Konflik (2012). Dia menolak relasi ekslusif yang menjadi cara produksi dan reproduksi kekerasan dalam relasi negara dengan masyarakat dan masyarakat dengan masyarakat. Kekerasan bagi Novri Susan adalah proyek dualisme yang mana kekuasaan di setiap relasi mengambil bentuk represi dan monolitik. KepentinganProyek pemikiran ilmu sosial yang saat ini dikembangkan oleh Novri Susan adalah analisis kepentingan dalam memahami realitas sosial. Walaupun masih belum ada pengajian lebih dalam, melalui buku Sosiologi Konflik: Teori-teori dan Analisis dia menawarkan konsep dan definisi kepentingan yang belum pernah ada dalam pemikiran-pemikiran ilmuwan sosial sebelumnya. Pada banyak forum akademis dari awal tahun 2020, dia menyatakan kegagalan analisis sosial untuk berbagai proyek seperti pembangunan, kelola konflik, dan edukasi adalah bagian dari belum ditemukannya konsep keilmuan sosial dalam masyarakat yang terdigitalkan (masyarakat digital). Kehadiran bentuk kesadaran sosial post-truth merupakan krisis dari masyarakat digital yang dalam pemikiran Novri Susan bisa dijawab dengan analisis kepentingan. KarirSetelah lulus dari Sosiologi UGM, Novri Susan sempat menjadi asisten dosen bidang studi konflik, dan menjadi peneliti di Pusat Studi keamanan dan Perdamaian UGM. Pada tahun 2003 hijrah ke Sosiologi Universitas Airlangga dimana dipercaya menjadi tim pengajaran teori sosial. Dia juga mengampu kelas sosiologi konflik dan sosiologi politik. Selain itu, dia mengampu kelas tentang rekayasa sosial dan perencana sebagai penerapan ilmu sosiologi sampai sekarang. Selain sebagai dosen, Novri Susan juga menjadi editor jurnal baik nasional maupun internasional. Buku
Referensi |