Nada Sōsō (film)

涙そうそう
Nada Sōsō
(Tears for You)
SutradaraNobuhiro Doi
ProduserKazuya Hamana
Atsushi Nasuda
Junichi Shindo
Ditulis olehNoriko Yoshida
Berdasarkan
Nada Sōsō oleh Begin dan Ryoko Moriyama
PemeranSatoshi Tsumabuki
Masami Nagasawa
Kumiko Asō
Penata musikAkira Senju
SinematograferTakeshi Hamada
PenyuntingJunnosuke Hogaki
Perusahaan
produksi
DistributorToho Company
Tanggal rilis
Jepang 30 September 2006 (2006-09-30)
Hong Kong 8 Maret 2007 (2007-03-08)
Republik Tiongkok 30 Maret 2007 (2007-03-30)
Korea Selatan 17 Mei 2007 (2007-05-17)
Durasi118 menit
Negara Jepang
BahasaJepang
Pendapatan
kotor
Domestik:
JPY 3.006.000.000
Luar negeri:
USD 6.402.070

Nada Sōsō (涙そうそう, Air Mata Tak Berhenti Mengalir) (juga dikenal dengan judul Tears for You) merupakan sebuah film Jepang yang dirilis pada tahun 2006, disutradari oleh Nobuhiro Doi. Film ini dibintangi oleh Satoshi Tsumabuki dan Masami Nagasawa. Film ini ditayangkan perdana di Jepang pada tanggal 30 September 2006 di Toho Theatre.

Film ini menceritakan perjuangan seorang pemuda yang bekerja keras agar dapat membuka restoran. Ia tinggal bersama adik tirinya, dan menyayanginya meskipun tidak ada hubungan darah di antara mereka. Bahkan ia mengesampingkan kondisi kesehatannya demi bekerja keras agar dapat melihat adiknya hidup bahagia. Pada akhirnya, maut memisahkan mereka. Cerita tersebut terinspirasi dari lirik lagu yang ditulis oleh penyanyi Jepang Ryoko Moriyama dengan judul yang sama, yang mengekspresikan perasaan kehilangan seorang saudara.[1] Sutradara Nobuhiro Doi mengadopsinya menjadi motif cerita untuk menggambarkan kehangatan cinta antara kakak adik yang tidak memiliki hubungan darah.[1]

Alur cerita

Nada Sōsō bercerita tentang kehidupan seorang pemuda bernama Yōtaro Aragaki (Satoshi Tsumabuki) yang hidup mandiri di Naha, sebuah kota di kepulauan Okinawa. Pada suatu hari, Kaoru (Masami Nagasawa)—adiknya yang tinggal terpisah dengannya selama bertahun-tahun di pulau lain—memutuskan untuk melanjutkan sekolah sebagai siswi SMA di Naha. Yōtaro tahu bahwa ia tidak memiliki hubungan darah dengan adiknya; namun Kaoru tidak mengetahuinya. Ayah Kaoru adalah seorang musikus Jazz, yang kemudian pergi meninggalkan keluarganya. Seiring kepergiannya, ibu Yōtaro jatuh sakit, kemudian meninggal. Akhirnya, Yōtaro dan Kaoru tinggal bersama nenek mereka. Pada usia 16 tahun, Yōtaro kembali ke Naha, tidak melanjutkan pendidikan dan memutuskan untuk bekerja. Setelah Yōtaro dan Kaoru bertemu kembali, kehidupan Yōtaro semakin ramai.

Atas bantuan Tuan Kameoka, Yōtaro berhasil mendapatkan lahan dan modal untuk membangun restoran. Tetapi saat impian itu terwujud, ia menyadari bahwa ia telah ditipu, dan lahan yang dipakainya untuk mendirikan restoran adalah ilegal. Demi membantu kakaknya, Kaoru bekerja sambilan secara diam-diam, tetapi Yōtaro mengetahuinya dan sangat tidak setuju. Kaoru pun kecewa, dan dalam perjalanan pulang, ia bertemu dengan ayahnya, yang memberitahu bahwa tidak ada hubungan darah antara Yōtaro dengannya. Hari berikutnya, setelah melihat pengumuman kelulusan di SMA, Kaoru memutuskan untuk tinggal terpisah dengan Yōtaro dengan alasan agar lebih dekat dengan kampusnya, Universitas Ryukyu. Kemudian, Yōtaro mengetahui bahwa ayah tirinya telah membeberkan rahasia kepada Kaoru. Yōtaro marah atas tindakan ayah tirinya, tetapi semua sudah telanjur terjadi; Kaoru tetap pergi meninggalkan Yōtaro.

Satu setengah tahun kemudian, Kaoru mengirimkan surat pada Yōtaro bahwa ia akan mengikuti upacara Hari Kedewasaan. Yōtaro pun bekerja keras agar dapat memberikan hadiah kepada adiknya saat upacara itu berlangsung. Pada suatu malam, badai melanda wilayah Okinawa, merusak jendela rumah kontrakan Kaoru. Dalam keputusasaan, Yōtaro muncul dan segera menolongnya. Saat badai mereda, Kaoru menyadari bahwa Yōtaro sedang demam tinggi. Setelah dibawa ke rumah sakit, dokter mengatakan bahwa Yōtaro menderita radang penyakit jantung parah, yang disebabkan kerja keras secara berlebihan. Tak lama kemudian, Yōtaro meninggal dunia.

Tak beberapa lama setelah pemakaman kakaknya, Kaoru menerima hadiah yang dikirim oleh Yōtaro lewat pos, yang dipersiapkan jauh sebelum hari kematiannya. Setelah dibuka, ia mendapati sebuah kimono dan sepucuk surat. Ia pun membaca surat tersebut, kemudian menangis dan menyadari bahwa selama ia kuliah, kakaknya telah bekerja keras demi memberikan hadiah itu untuknya.

Pemain

Yōtaro (Satoshi Tsumabuki) mengizinkan Kaoru (Masami Nagasawa) tidur bersama demi menjaga perasaan Kaoru karena Yōtaru tahu bahwa mereka tidak memiliki hubungan darah.
  • Satoshi Tsumabuki sebagai Yōtaro Aragaki, pemuda pekerja keras yang hidup mandiri di Naha, Okinawa. Ia bekerja sambilan sebagai tukang pengantar sayuran dan pegawai restoran demi mendapat modal untuk mendirikan restorannya sendiri. Sejak ayahnya pergi dan ibunya meninggal, ia menjadi sosok seorang ayah sekaligus kakak bagi adiknya, Kaoru. Ia selalu berusaha memberikan yang terbaik untuk adiknya dengan giat bekerja keras bahkan tanpa menghiraukan kondisi tubuhnya. Akhirnya ia meninggal dunia saat sedang melindungi adiknya dari badai karena efek dari kerja yang terlalu keras yang dilakukannya. Adegan Yōtaro semasa kecil diperankan oleh Ryohei Hirota.
  • Masami Nagasawa sebagai Kaoru Aragaki, adik Yōtaro. Kaoru adalah sosok remaja yang ceria. Ia tidak tahu bahwa tidak ada hubungan darah antara dirinya dengan Yōtaro, sampai ayahnya kembali dan menceritakan kejadian yang sebenarnya. Setelah mengetahui hal tersebut, ia memutuskan untuk tinggal terpisah dari Yōtaro. Aegan Kaoru semasa kecil diperankan oleh Mao Sasaki.
  • Kumiko Asō sebagai Keiko Inamine, pacar Yōtaro. Ia merupakan mahasiswi jurusan kedokteran. Ia mendukung usaha Yōtaro untuk membuka restoran sendiri.
  • Eiichiro Funakoshi sebagai Tuan Kameoka. Pemberi modal bagi Yōtaro untuk mendirikan restoran di pinggir pantai. Pada akhirnya diketahui bahwa Kameoka seorang penipu dan tanah tempat Yōtaro mendirikan restoran adalah ilegal.
  • Isao Hashizume sebagai ayah Keiko.
  • Tatsuya Nakamura sebagai ayah Kaoru, musikus jaz yang pergi meninggalkan keluarganya tanpa alasan yang jelas saat Yōtaro dan Kaoru masih kecil. Ia kembali ke Naha saat Kaoru sudah remaja dan menceritakan bahwa Kaoru bukanlah adik kandung Yōtaro.
  • Kyoko Koizumi sebagai Mitsue (ibu Yotaro), seorang wirausaha kedai pinggir pantai. Sejak ditinggalkan oleh suaminya, ia aktif merokok hingga sakit. Sebelum meninggal, ia berpesan kepada Yōtaro untuk menjaga dan melindungi Kaoru.

Respons dan penghargaan

Film ini merupakan salah satu film terlaris di Jepang, termasuk film dengan penghasilan kotor tertinggi saat dirilis pada akhir tahun di Jepang,[2] dengan pendapatan melebihi 3 miliar yen.[3] Dari perilisannya di beberapa negara di Asia, film ini memperoleh pendapatan sebanyak USD 6.402.070.[4] Film ini menempati peringkat ke-9 sebagai film terlaris di Jepang pada tahun 2006, dengan film Tales from Earthsea menempati posisi puncak.[5] Meskipun demikian, film ini dinominasikan sebagai film terburuk pada tahun 2006 dalam ajang Bunshun Kiichigo Awards (Bunshun Rapsberry Awards).[6] Film ini menempati urutan ke-4 sebagai film terburuk tahun itu, sedangkan film Tales from Earthsea menempati peringkat pertama.[6] Dalam penghargaan yang sama, Masami Nagasawa yang memerankan Kaoru Aragaki dinominasikan sebagai aktris terburuk pada tahun 2006 atas perannya dalam film itu.[7]

Komentar Mark Schilling dalam The Japan Times menyatakan bahwa film tersebut "memiliki rasa lebih dari sekadar perjuangan keras, waktu dan tempat yang terkesan hidup, namun kegigihan, pengorbanan, dan kematian tokoh utama sudah biasa didapati seperti mencari sumpit."[8] Kritikus film Victor Chan mengomentari film tersebut, dan menyatakan "Nada Sou Sou mengumbar akting bagus para pemainnya, dan gaya sederhana namun bersahajanya mengimbangi latar pedesaan Okinawa yang kuat, membuat film ini sebagai penguras air mata yang tidak hanya menghibur remaja penggemar film Jepang, tapi juga penonton yang lebih tua yang ingin mendapatkan film bagus yang bisa mencucurkan air mata."[9]

Calvin McMillin, yang mengulas untuk LoveHKFilm, mengkritik hubungan antara Tsumabuki dan Nagasawa, dan berkata bahwa mereka "melakukan pekerjaan sebagai pasangan kekasih yang cocok, tetapi penampilan mereka agak kurang memuaskan saat pembuatannya. Meski cukup menyenangkan, tampaknya Tsumabuki tidak mampu menangani adegan emosional, sebagaimana ia selalu kelihatan mau tertawa bahkan saat berurai air mata." Ia mengkritik akting Nagasawa dengan menyatakan "[ia] terlalu riang gembira (mungkin tak disengaja) di bagian awal film sehingga lebih cocok sebagai tokoh yang kehadirannya mengganggu daripada tokoh yang harus disayangi. Bagaimanapun, penampilan Nagasawa berkembang pesat seiring banyaknya aspek dramatis alur cerita mulai memuncak." Ia juga menggarisbawahi bahwa kegagalan utama film itu saat mencoba mematuhi estetika "Cinta Sejati" yang para pembuat film benar-benar mengabaikan rintangan yang dapat muncul dari hubungan romantis antara saudara tiri dengan sengaja menghindari masalah bagaimanapun caranya." [10]

Referensi

  1. ^ a b Japanese Movie Database. "Nada Sōsō". Diakses tanggal 2010-10-03. [pranala nonaktif permanen]
  2. ^ Movie Exclusive. "Nada Sou Sou". Diakses tanggal 2010-10-31. 
  3. ^ IMDB. "Nada Sōsō". Diakses tanggal 2010-10-03. 
  4. ^ The Numbers. "Box Office History for Japan Movies". 
  5. ^ Hoga News. "2006 Box office top 10 in Japan". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2007-01-15. Diakses tanggal 2010-10-31. 
  6. ^ a b Animekon. "Raspberry Award Goes to Earthsea". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2010-08-10. Diakses tanggal 2010-10-31. 
  7. ^ Celebrity Ring.info. "Masami Nagasawa: Pictures & Biography". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2008-05-06. Diakses tanggal 2010-10-31. 
  8. ^ Schilling, Mark. "Swimming in tears, and then a trippy dip". The Japan Times. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-07-16. Diakses tanggal 12 April 2011. it has the feel of a more hardscrabble, pure-spirited time and place, when struggle, sacrifice and premature death for the virtuous on-screen heroes were as common as chopsticks. 
  9. ^ Chan, Victor. "Nada Sou Sou". Diakses tanggal 12 April 2011. boasts of all-round great acting by its cast, and its simple but homely style neatly complements the strong rural Okinawan setting, making this movie a classic triple hanky tearjerker which should appeal to not just the young Japanese movie fan, but also older audiences who have been starved for good tearjerkers. 
  10. ^ McMillin, Calvin. "Tears for You". LoveHKFilm. Diakses tanggal 12 April 2011. 

Pranala luar

Kembali kehalaman sebelumnya