Min MahagiriMin Mahagiri (bahasa Burma: မင်းမဟာဂီရိ, diucapkan [məhà ɡìɹḭ]; lit. "Penguasa Gunung Besar;") merupakan Nat pelindung kota-kota di Burma bersama dengan saudarinya yaitu Nat Hnamadawgyi; ia juga disebut Eindwin Nat dalam fungsinya sebagai Nat pelindung semua rumah tangga di Myanmar.[1] Keduanya memiliki kuil kecil di Gerbang Tharabha yang berada di sisi timur kota Bagan,[2] Min Mahagiri di sebelah kanan sementara Hnamadawgyi di kiri.[3][4][5] Min Mahagiri digambarkan mengenakan topi dan jubah menteri pada masa Dinasti Konbaung serta membawa kipas di tangan kanannya sebagai cerminan kedudukannya.[6] SejarahPutra dari seorang pandai besi bernama U Tint Daw, nama yang diberikan kepadanya adalah Maung Tint De (Nga Tinde) atau "Tuan Tampan". Ia menjadi pandai besi yang sangat kuat dan bahkan mampu mematahkan gading seekor gajah. Raja dari Tagaung (Tagaung Min) merasa khawatir jika Maung Tint De akan merebut tahtanya, akibatnya Maung Tint De bersembunyi di sebuah desa. Sebagai tipu muslihat, si raja menikahi saudari Maung Tint De, yaitu Saw Me Ya yang juga dipanggil Myat Hla atau Shwe Myet-hna (Wajah Emas), untuk menjadi salah satu dari ratunya. Raja membujuk Saw Me Ya untuk meminta saudaranya keluar dari persembunyian agar dapat menduduki sebuah jabatan yang tinggi. Namun, saat Maung Tint De keluar dari persembunyiannya, raja menyuruh untuk menangkap dan mengikatnya pada sebuah pohon Cempaka wangi (sagawabin), lalu membakarnya hidup-hidup.[3][7] Saudarinya ikut tewas bersama dengan dirinya. Kedua roh bersaudara tersebut berubah menjadi sepasang Nat penuh dendam yang mendiami pohon cempaka tersebut. Secara berkala, setiap orang yang berjalan di bawah bayangan pohon kediaman mereka menjadi mati. Raja Tagaung menyuruh pohon tersebut dicabut dan dibuang ke Sungai Irrawaddy. Kayu pohon mengapung terbawa arus hingga sampai ke wilayah Bagan yang saat itu dipimpin oleh Raja Thinligyaung (344-387). Kedua roh Nat tersebut muncul dalam mimpi raja dan mengisahkan nasib buruk yang menimpa mereka, kemudian mengajukan diri untuk menjaga kota jika raja memberi mereka tempat untuk tinggal. Raja Thinligyaung memerintahkan batang pohon kediaman roh kedua Nat untuk dibawa ke Gunung Popa, memotongnya menjadi dua (setengah bagian untuk masing-masing Nat), dan memahatnya menjadi kepala patung. Semenjak saat itu, Maung Tint De dikenal dengan nama "Penguasa Gunung Besar" atau Min Mahagiri.[8] Raja-raja selanjutnya membuatkan kepala-kepala dari emas untuk mereka. Kepala emas yang berasal dari tahun 1812 masih ada di Gunung Popa dan digunakan untuk bersembahyang hingga sekarang. KultusFestival nasional Nat ditujukan kepada Min Mahagiri. Sebagai pelindung rumah tangga ein dwin (အိမ်တွင်းနတ်) atau ein saung (အိမ်စောင့်နတ်), persembahan berupa kelapa (နတ်အုန်းသီး) digantung pada tiang utama rumah bagian tenggara (ဥရူတိုင်), diberi gaung baung (hiasan kepala) dan parfum, sebagai persembahan kepada Min Mahagiri.[4] Persembahan yang berupa pisang, beras, teh, dan berbagai makanan lainnya diganti setiap bulan. Ia tidak menyukai persembahan berupa makanan matang.[9] Karena pada masa hidupnya ia bekerja sebagai pandai besi, masyarakat Burma memberinya penghormatan kepadanya setiap hendak menggunakan peralatan dari logam. Ia tidak menyukai api, persetubuhan, serta tidak menyukai kelahiran dan kematian yang terjadi di dalam rumah. Jika ada salah satu anggota keluarga yang sakit berat, persembahan kepada Min Mahagiri diturunkan dari tiang agar tidak menyinggung perasaannya.[9] Referensi
|