Maria Chin Abdullah
Maria Chin Abdullah (Hanzi: 陈清莲; Pinyin: Chén Qīnglián),[2] terlahir dengan nama Mary Chin Cheen Lian[1] di Paddington, London, Britania Raya pada tahun 1956,[3] adalah seorang aktivis hak asasi manusia yang memperjuangkan hak-hak perempuan di Malaysia dan merupakan ketua gerakan antikorupsi Malaysia, Bersih,[4] sebuah koalisi yang terdiri dari 84 lembaga swadaya masyarakat[5] (LSM) yang mengadvokasi reformasi sistem pemilihan umum di Malaysia untuk memastikan pemilihan umum yang bebas dan adil. Keluarga dan pendidikanLahir dalam keluarga etnis Tionghoa, Maria Chin Abdullah memiliki darah campuran orang Hakka yang berasal dari pihak ayah dan Kantonis dari pihak ibu. Kakek buyut dari pihak ayah berasal dari sebuah desa Hakka bernama Chin di Tiongkok selatan, yang datang ke Malaysia sebagai pendulang dan penambang timah. Sementara dari pihak ibunya yang merupakan orang Kantonis, juga berkecimpung dalam bisnis penambangan timah di Menglembu, negara bagian Perak.[3] Setelah berhasil menyelesaikan pendidikan sarjananya dalam bidang Ekonomi Terapan di University College London, Maria melanjutkan pendidikan pascasarjananya dan berhasil meraih gelar "Master of Science" dalam bidang Perencanaan Kota juga dari universitas yang sama.[6] Maria menikah dengan Yunus Ali pada tahun 1993, sesama aktivis yang sudah pernah saling bertemu di London. Maria kemudian memeluk Islam setelah pernikahan tersebut. Suaminya meninggal dunia pada tahun 2010.[5] Kiprah aktivis dan politikMaria telah terlibat dalam usaha hak perempuan dan hak asasi manusia sejak tahun 1985. Dia sebagian besar telah bekerja pada isu-isu gender, pembangunan, dan demokrasi dalam kelompok hak-hak perempuan seperti All Women's Action Society (Lembaga Aksi Seluruh Perempuan), Women's Centre for Change (Pusat Perempuan untuk Perubahan), Women's Development Collective (Pengembangan Perempuan Bersama), dan "Empower" (Lembaga Kesadaran Masyarakat Selangor) yang merupakan sekretariat Bersih 2.0.[3][5] Ketika Bersih diluncurkan kembali sebagai Bersih 2.0 pada bulan November 2010 - gerakan yang dipimpin sendiri oleh masyarakat sipil - Maria mulai berada di garis terdepan untuk menyerukan reformasi pemilihan umum. Selain ketua Bersih 2.0, Datuk Ambiga Sreenevasan, Maria adalah satu-satunya wanita lainnya dalam panitia pengarah. Setelah Datuk Ambiga Sreenevasan resmi mengundurkan diri pada tanggal 30 November 2013 sebagai Ketua bersama Bersih 2.0, Maria Chin Abdullah dipilih sebagai penggantinya pada tanggal tersebut di Petaling Jaya.[7] Satu hari menjelang Demonstrasi Bersih 5, polisi melakukan penggerebekan kantor Bersih pada tanggal 18 November 2016 dan menahan Maria Chin Abdullah beserta pegawai sekretariatnya, Mandeep Singh di bawah Undang-Undang Pelanggaran Keamanan (Tindakan Khusus) 2012.[8][9] Beliau merupakan ahli parliamen Petaling Jaya setelah Pemilihan umum Malaysia 2018. Referensi
Pranala luar |