Marawola, Sigi
Marawola adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, Indonesia. Sebagaimana umumnya nama wilayah di lembah Palu yang diambil dari tumbuhan atau hewan, kata Marawola juga diambil dari nama pohon yang banyak tumbuh di kawasan ini yakni pohon Maravola. Kata Maravola selanjutnya mengalami perubahan menjadi Marawola. Huruf V dalam phoneme Kaili sangat mirip dengan phoneme bahasa Inggris yakni dibaca tebal layaknya dalam kata Very, Every, atau Love. Olehnya untuk penyesuaian penyebutan maka huruf V yang dibaca tebal oleh suku Kaili diganti menjadi W agar mudah diucapkan oleh masyarakat selain suku Kaili... . Binangga adalah ibu kota tertua dari pertama berdiri binangga hingga sekarang. SejarahMarawola merupakan salah satu kecamatan tua di lembah Palu. Pusat pemerintahan Marawola awalnya berada di desa Tinggede, karena pertimbangan jarak dan pelayanan, ibu kota kecamatan pun dipindahkan ke desa Binangga. Sebelum masuk ke wilayah kabupaten Sigi, Marawola dulunya masuk dalam wilayah kabupaten Donggala. Setelah Sigi resmi mekar menjadi kabupaten pada pertengahan tahun 2008, Marawola pun masuk dalam wilayah kabupaten Sigi. Kini luas wilayah kecamatan Marawola semakin menyusut karena banyaknya pemekaran kecamatan. Ada 3 kecamatan yang lahir dari rahim Marawola yakni Kec. Kinovaro, Kec. Marawola Barat dan Kec. Pinembani. Batas WilayahMarawola berbatasan dengan 5 Kecamatan di wilayah Sigi dan Kota Palu dengan rincian: Sebelah Utara: Kota Palu Sebelah Timur: Kec. Dolo dan Kec. Sigi Biromaru Sebelah Selatan: Kec. Dolo Barat Sebelah Barat: Kec. Kinovaro dan Kec. Marawola Barat GeografisSecara geografis Kecamatan Marawola terletak pada 0° 55' 27" - 1° 00' 37" LS dan 119° 52' 57" BT membentang dari utara ke selatan dan berada di sebelah barat sungai Palu. Luas wilayah Kec. Marawola meliputi 38,65 Km² dengan 11 desa. Berdasarkan ketinggian (Elevasi), wilayah Kec. Marawola berada pada ketinggian 21 - 139 mdpl. DemografiPenduduk Kecamatan ini pada tahun 2012 tercatat sebanyak 21.428 jiwa, di mana jumlah penduduk terbanyak terdapat di Desa Tinggede yakni 6. 205 jiwa dan jumlah penduduk terendah terdapat di Desa Lebanu sebanyak 439 jiwa. Suku asli yang mendiami kawasan ini adalah suku Kaili yang terbagi dalam 2 sub-etnis yakni Kaili Ledo yang berada di lembah dan Kaili Da'a yang berada di dataran tinggi. Berdasarkan pembagian gender, jumlah penduduk laki-laki lebih tinggi dari perempuan yakni 10.788 jiwa laki-laki dan 10.694 perempuan. Penduduk di wilayah ini 100% warga negara Indonesia. Tahun 2012 juga tercatat jumlah kelahiran sebesar 580 jiwa sedangkan jumlah kematian 122 jiwa. Pada tahun yang sama juga diperoleh data penyebaran keyakinan agama sebagai berikut: Islam: 20.621 Protestan: 756 Khatolik: - Hindu: 65 Budha: 40 Jumlah bangunan ibadah pada tahun 2010 tercatat, 28 unit masjid, 6 musolah, dan 3 gereja. Pendidikan dan KesehatanSekolahTK: 13 unit SD: 18 unit SLTP: 4 unit SLTA: 2 unit Fasilitas KesehatanPuskesmas: 2 unit Puskesmas Pembantu/Polindes: 9 unit Pos KB: 11 unit Dokter: 6 orang Mantri/Bidan: 21 orang Dukun Bayi: 27 orang Pertanian dan PeternakanSelain padi, wilayah Marawola juga memiliki komoditas perkebunan yang diunggulkan yakni Kelapa dan Kakao. Jumlah pohon kelapa pada tahun 2012 tercatat 72.502 pohon, jumlahnya menurun dari tahun 2011 sebanyak 76.005 pohon. Sementara tanaman Kakao tahun 2012 tercatat 25.120 pohon, meningkat dari tahun sebelumnya sebanyak 24.952. Sementara jumlah produksi Kelapa tahun 2012 sebanyak 1.477 kwintal (tahun sebelumnya 1.527), sementara produksi Kakao 811,89 kwintal (tahun sebelumnya 789,58). Luas sawah dan tanah kering di wilayah ini pada tahun 2012 tercatat: 925 Ha sawah dan 2.884 Ha tanah kering. Perkembangan sektor peternakan dapat dilihat dari angka jumlah ternak di wilayah ini. Tahun 2012 tercatat 5 jenis ternak mamalia yang dirincikan sebagai berikut: Sapi: 2023 ekor Kuda: 101 ekor Kambing: 3485 ekor Domba: 76 ekor Babi: 48 ekor Data tentang unggas belum tercatat, namun setidaknya ada puluhan unit usaha ayam petelur dan ayam potong di wilayah ini. IndustriPerkembangan industri di wilayah ini belum pesat seperti kecamatan lain di Indonesia. Marawola bahkan belum memiliki industri skala sedang apalagi besar. Industri skala kecil di Marawola tahun 2012 tercatat sebanyak 46 unit dengan konsentrasi terbanyak di Desa Beka (40 unit), sementara Kerajinan Rumah Tangga sebanyak 265 unit dengan konsentrasi terbanyak juga di Desa Beka (187 unit). Komoditas andalah bidang industri sejauh ini adalah pembuatan batu bata, sementara itu terdapat juga potensi tambang galian C (pasir) yang banyak terdapat di Desa Tinggede, Tinggede Selatan dan Sunju. Tambang ini dapat memproduksi ratusan kubik pasir untuk kebutuhan bangunan setiap harinya. Sayangnya belum ada data terkait usaha ini. Usaha perbengkelan dan servis tercatat 51 unit bengkel motor, 8 unit bengkel sepeda, dan 14 unit jasa servis elektronik PajakJumlah wajib pajak bumi dan bangunan tahun 2012 sebanyak 10.917 meningkat dari tahun sebelumnya 10.780. Sementara realisasi penerimaan pajak bumi dan bangunan tahun 2012 sebanyak Rp 178.650.921 meningkat dari tahun sebelumnya Rp 151.861.798. Penyumbang pajak terbanyak adalah Desa Tinggede dengan jumlah Rp 95.850.753 atau 53,6%. Berikut rincian penyumbang pajak berdasarkan Desa: Tinggede: 95.850.753 Baliase: 17.663.875 Binangga: 14.749.592 Tinggede Selatan: 13.856.460 Beka: 8.687.700 Sunju: 7.060.657 Sibedi: 6.675.502 Padende: 4.960.583 Boya Baliase: 3.916.684 Bomba: 3.528.720 Lebanu: 1.700.625
|