Manubar, Sandaran, Kutai Timur'DESA MANUBAR KECAMATAN SANDARAN''
Desa Manubar Dahulunya Bernama Perpat Tunggal nama ini di ambil dari suatu peristiwa yang terjadi di Desa Tersebut. Manubar adalah sebuah Desa yang berada di Pesisir Pantai. Tepat di Depan Desa Manubar terdapat pulau yaitu Pulau Birah - Birahan. Terdengar cerita daerah pedesaan yang subur,disepanjang sungai terdapat tumbuhan yang menghijau diatas tanah yang datar dan pegunungan yang ditumbuhi oleh pohon yang masih lebat (hutan rimba) dan didalamnya banyak terdapat tumbuhan rotan,hiduplah sekelompok masyarakat rukun dan damai yang terletak ditepi sungai yang belum tahu apa namanya sungai tersebut kemudian terdapat tiga orang tokoh yang sangat rukun dan cukup disegani, ketiga tokoh tersebut melakukan pekerjaan yaitu mengambil hasil hutan berupa rotan,setelah hasil tersebut terkumpul,mereka kemudian melakukan transaksi (jual-beli) untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Waktu ke waktu terus berjalan,hasil yang mereka peroleh tidak memuaskan ditambah lagi sering terjadi perselisihan diantara mereka terutama masalah pembagian hasil sehingga tiga tokoh tersebut sepakat untuk berpisah / bubar untuk mencari kehidupan yang lebih baik. Dari nama BUBAR tersebutlah sampai saat ini dikenal masyarakat dengan ” Sungai Manubar ”. Pada tahun 1916 berdirilah Desa/Kampung kecil yang dipimpin oleh seorang pemimpin yang disebut ” Petinggi IDRIS ” dan pada saat itu mereka memberi nama awal berdirinya Desa dengan sebutan ” TAKAT ” yang mana memiliki sebuah arti/makna yaitu Tekad yang kuat untuk membangun sebuah perkampungan untuk masa depan yang lebih baik yang dipimpinnya sampai tahun 1926. Tahun 1927 kepemimpinan digantikan oleh ” IMAM ACHMAD/IMAM PONGKOL ” sampai tahun 1939.karena Desa memiliki wilayah yang cukup luas dan mata pencaharian pokok rata-rata masyarakat adalah Petani dengan cara Ladang berpindah-pindah sehingga Pelayanan Masyarakat dirasakan kurang maksimal sehingga ” IMAM KYAI ” selaku Camat pada saat itu membagi Desa TAKAT menjadi dua yaitu Desa Takat dan Desa Tadoan. Pada tahun 1939 terjadi lagi perubahan kepemimpinan yang saat itu ditunjuk langsung oleh masyarakat Takat untuk melanjutkan pada tahun 1940 yaitu ” M.SALEH ” dan pada saat itu terjadi gejolak dan terjadinya penjajahan oleh Belanda terhadap Bangsa ini dan terjadi perang disana sini yang tidak merasa tentram lagi dalam masyarakat / was-was tetapi kepempimnan beliau dapat teratasi rasa ketakutan dan lain sebagainya terhadap warga masyarakat sampai kemerdekaan Republik Indonesia dikumandangkan oleh Soekarno-Hatta dan tahun 1955 berakhirnya tugas beliau sebagai Petinggi Takat,terjadi lagi perubahan untuk melanjutkan kepemimpinan Beliau maka diadakan musyawarah dan mufakat maka terpilihlah ” ABDUL MUIS ” petinggi selanjutnya pada tahun 1956.Petinggi Abdul Muis memindahkan tempat atau ibu kota di Muara Sungai Manubar,seberang Kanan Sungai dari arah dalam sungai Manubar sampai tahun 1970,terjadi lagi perubahan kepemimpinan yang saat itu masa tugasnya sudah selesai dan masyarakat mengadakan musyawarah untuk melanjutkan kepemimpinan,pada tahun 1971 terpilihlah ” H. HARUN ” dan terjadi lagi perubahan tempat tinggal Petinggi (Kepala Desa) keseberang Kiri Sungai Manubar dan diberi nama ” PERPAT TUNGGAL ” konon dahulunya ada sebuah pohon yang hidup ditepi pantai dengan ukuran yang sangat besar yang berdiri kokoh/tegak ditepi Pantai tersebut yang ditumbuhi oleh pohon-pohon PERPAT lainnya dan sampai saat ini yang dikenal masyarakat karena sampai saat ini letak Pusat pemerintahan Desa berada di Tepi Pantai. Secara singkat Desa tersebut diberi nama ” DESA MANUBAR ” lama-kelamaan menjadi ramai dengan adanya pendatang yang ingin menetap dan tinggal di desa itu dan tak kalah lagi Desa Manubar sudah terkenal dikalangan penduduk atau Desa sekitar bahkan terdengar sampai keluar Kabupaten/Kota .ada cerita yang melekat dimasyarakat Desa ini yang disebut ”BULAN JANDA” Ada tahun dimana Pada Musim Angin selatan angin tersebut bertiup sangat kencang disertai dengan gelombang yang Sangat besar pula sampai berbulan-bulan lamanya sehingga bagi para pendatang yang datang berlayar tidak dapat pulang dan meninggalkan istrinya terlalu lama karena suami mereka tidak dapat berlayar pulang istri mereka diibaratkan menjadi janda karena terlalu lama ditinggal suami.Sungai Manubar juga belakangan ini dikenal karena keganasan buayanya yang sempat menelan korban. Waktu terus berjalan sehingga terjadi suatu perubahan yang sangat tak terduga sama sekali oleh masyarakat bahwa Desa Manubar akan dijadikan Ibu Kota Kecamatan yang akan dimekarkan dari induknya yaitu dari Kecamatan Sangkulirang dan tahun 1999 terjadilah Pemekaran sebuah Kecamatan yang disebut ”Kecamatan Sandaran”. Dan secara singkat diceritakan dari berbagai informasi yang dapat dihimpun,namun masih jauh dari kesempurnaan data atau keadaan terjadi sebuah Desa pada saat itu,tetapi tidak tertutup kemungkinan ada yang terlewatkan cerita ini dari asal usul Desa Manubar,maka perlu ada penyempurnaan sejarah singkat lebih lanjut. Sejarah Kepemimpinan DesaNAMA-NAMA KEPALA KAMPUNG/PETINGGI/KEPALA DESA SEBELUM DAN SESUDAH BERDIRINYA DESA MANUBAR
|