Linguistika LGBT
Linguistika LGBT merujuk kepada bahasa dan subbidang linguistika seputar orang yang mengidentifikasi diri sebagai gay, lesbian, biseksual, transgender, dan queer (LGBTQ). Istilah yang terkait atau bersinonim adalah linguistika lavender, dikemukakan oleh William Leap pada 1990-an, yang "mencakup bentangan luas mengenai bahasa praktis sehari-hari" pada komunitas LGBTQ,[1] dan linguistika queer, yang lebih khusus merujuk kepada linguistika yang lebih mengutamakan heteronormativitas.[2] Istilah sebelumnya berasal dari keterkaitan yang cukup lama antara warna lavender dengan komunitas LGBTQ.[1] "Bahasa", dalam maksud di sini, lebih merujuk ke aspek praktik lisan atau tulisan, termasuk pola bicara dan pengucapan, penggunaan kosakota tertentu, dan dalam beberapa hal, sebuah leksikon pengganti yang rumit seperti Polari. Lihat pulaReferensi
|