Lima Pokok Calvinisme
Lima Pokok Calvinisme, kadang-kadang dikenal dengan mnemonik TULIP, merupakan ringkasan dari soteriologi Reformed. Meskipun mereka dinamai menurut nama Yohanes Calvin, mereka sebagian besar mencerminkan ajaran Pasal-Pasal Dordrecht. Lima Poin Calvinisme menegaskan bahwa Allah menyelamatkan setiap orang yang Ia berbelas kasihan, dan bahwa usaha-Nya tidak dapat dihambat oleh kejahatan atau ketidakmampuan manusia. Dalam bahasa Inggris, mereka diringkas dengan akrostik TULIP: total depravity (kerusakan total), unconditional election (pemilihan tanpa syarat), limited atonement (penebusan terbatas), irresistible grace (anugerah yang tidak dapat ditolak), dan perseverance of the saints (ketekunan orang-orang kudus).[1] Kelima pokok secara populer dikatakan sebagai ringkasan dari Pasal-Pasal Ajaran Dordrecht. Namun, tidak ada hubungan historis antara keduanya, dan beberapa sarjana berargumen bahwa bahasa mereka mendistorsi makna dari Pasal-Pasal, teologi Calvin, dan teologi dari ortodoksi Calvinistik abad ke-17, khususnya dalam bahasa kerusakan total dan penebusan terbatas.[2] Kelima pokok tersebut baru-baru ini dipopulerkan dalam buklet tahun 1963 yang berjudul Lima Pokok Calvinisme Didefinisikan, Dipertahankan, Didokumentasikan oleh David N. Steele dan Curtis C. Thomas. Asal-usul dari kelima pokok dan akrostiknya tidak diketahui dengan jelas, tetapi mereka tampaknya diuraikan dalam Kontra Remonstransi tahun 1611, sebuah tanggapan Reformed yang kurang dikenal terhadap kaum Arminian, yang ditulis sebelum Pasal-Pasal Ajaran Dordrecht.[3] Akrostik tersebut digunakan oleh Cleland Boyd McAfee sedini sekitar tahun 1905.[4] Munculnya akrostik ini dalam penerbitan dapat ditemukan dalam buku tahun 1932 karya Loraine Boettner, Doktrin Predestinasi Reformed.[5] Kerusakan TotalKerusakan total (juga disebut kerusakan radikal)[6] menegaskan bahwa sebagai akibat dari kejatuhan manusia ke dalam dosa, setiap orang diperbudak dosa. Manusia tidak dalam naturnya cenderung untuk mengasihi Allah, tetapi cenderung untuk melayani kepentingan mereka sendiri dan menolak pemerintahan Allah. Oleh sebab itu, semua orang dengan kemampuan mereka sendiri secara moral tidak mampu untuk memilih untuk mempercayakan Allah untuk keselamatan mereka dan diselamatkan. Istilah total dalam konteks ini merujuk pada dosa mempengaruhi setiap bagian dari seseorang, bukan bahwa setiap orang adalah sejahat yang mereka mungkin bisa menjadi.[7] Doktrin ini diambil dari interpretasi Calvin dari penjelasan Agustinus tentang Dosa Asal.[8] Meskipun frasa "rusak total" dan "benar-benar menyimpang" digunakan oleh Calvin, yang dimaksudkan adalah ketidakmampuan untuk menyelamatkan diri sendiri dari dosa, dan bukan ketiadaan kebaikan. Frasa-frasa seperti "kerusakan total" tidak dapat ditemukan dalam Pasal-Pasal Ajaran Dordrecht, dan Pasal-Pasal beserta teolog ortodoks Reformed terkemudian dapat dikatakan menawarkan pandangan yang lebih moderat dari Calvin mengenai natur manusia yang jatuh.[9] Referensi
|