Laut Dendang, Percut Sei Tuan, Deli Serdang
Laut Dendang adalah desa di kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara, Indonesia. Jika Anda ingin merasakan pengalaman yang membumi, Anda harus mengunjungi Laut Dendang. Jika Anda penggemar makanan Durian, Anda mungkin juga menemukan penjual durian di sepanjang Desa Laut Dendang. Laut Dendang secara harfiah berarti Laut Bersenandung. satu-satunya bagian yang menghubungkan desa dengan laut adalah Delta di Bagan percut dimana sungai dari dusun kamboja mengalir. Jika Anda ingin pergi ke delta, Anda dapat dengan mudah meminta sopir untuk membawa Anda ke restoran terapung (warung seafood di tengah delta) Laut dendang adalah desa wisata kecil (kampung turis), desa ini menyambut semua backpacker di seluruh dunia untuk "tetap seperti penduduk lokal". Kondisi geografisDesa Laut Dendang merupakan salah satu desa yang terdapat di kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang dengan luas wilayah 170 Ha.Secara administratif desa Laut Dendang terdiri dari 9 Dusun . Adapun batas-batas desa Laut Dendang adalah sebagai berikut : - Sebelah utara berbatasan dengan : Desa Sampali - Sebelah timur berbatasan dengan : Sungai Tembung /Bandar Setia - Sebelah selatan berbatasan dengan : Desa Bandar Khalipah dan Medan Estate - Sebelah barat berbatasan dengan : Desa Medan Estate dan Sampali Sejarah' Cikal bakal Desa Laut Dendang diawali dengan terbentuknya desa induk seluas lebih kurang 20 ha yang terletak dibagian timur desa dan berbatasan dengan sungai Tembung, dan diapit sekelilingnya oleh perkebunan Vereningde Deli Matchapij (VDM). Pada desa induk tersebut telah diterbitkan dasar surat berupa Grant Sulthan Deli kepada 8 orang penduduk pribumi bertarikh 1927. Kampung Laut Dendang pada masa itu masih bergabung dengan kampung Indrakasih (sekarang kelurahan Indrakasih Kecamatan Medan Tembung ) dalam hal urusan surat menyurat. Kata “Laut Dendang” sendiri masih sulit dicari dasar penamaannya. Namun dari legenda tanah melayu dalam kisah Sri Putih Cermin, Laut Dendang berasal dari kata Laut (rawa) tempat untuk berdendang (bernyanyi) karena merupakan daerah persinggahan Sri Putih Cermin bersama tunggangannya seekor burung rangkok raksasa diiringi ribuan pengiringnya. Sehingga lambat laun rawa tersebut tertimbun kotoran burung rangkok tersebut sehingga menjadi darat. Keadaan sekitarnya yang berupa bandar; seperti Bandar Setia, Bandar Khalipah dan Bandar Selamat seringkali mendengar dendang dari tengah rawa (laut). Kemudian mereka menamai “Laut Dendang”. Pada tahun 1950-an, Vereningde Deli Matchapij setelah dinasionalisasi menjadi Perusahaan Negara Perkebunan negara perkebunan (PNP) IX memberikan suguhan kepada masyarakat. Kemudian terjadi perluasan wilayah sampai ke Balairejo (Pasar XII) dan perbatasan dengan Kebun Pisang (sekarang Medan Estate) sehingga terbentuklah Desa Laut Dendang yang ada sekarang. Kepala Desa Laut Dendang yaitu: Suwardi
|