Kemladean
Kemladean, benalu cengkih[a] atau pasilan cengkih[1] (Dendrophthoe pentandra) adalah spesies tumbuhan benalu yang termasuk ke dalam Genus Dendrophthoe.[2] Tanaman ini merupakan tumbuhan benalu/pengganggu pada tanaman kakao, cengkih, mangga, belimbing, kenanga, duku, sirsak, kepel, mahkota dewa, dan teh dan spesies pohon lainnya.[2][3][4] Kemladean memiliki banyak aktivitas biologis seperti antioksidan, antikanker, antidiabetes, dan hipertensi.[4][5] Di Indonesia sendiri terdapat bermacam-macam jenis benalu, di antaranya adalah Dendrophthoe pentandra (L.) Miq. dan Scurrula atropurpurea (BI.). Sepintas lalu kedua jenis tanaman liar ini sukar dibedakan terutama dalam bentuk simplisia yang sudah tidak utuh lagi.[6][7] Tumbuhan ini merupakan jenis benalu yang paling banyak menyerang tumbuhan di Indonesia.[5] Nama lainDendrophthoe pentandra memiliki nama lain di Nusantara seperti: kemladean, kamadean, benalu cengkeh (Jawa), pasilan cengkih, benalu cengkih (Bahasa Indonesia); disebut pula sesuai dengan tumbuhan inangnya seperti benalu kakao,[2] juga benalu mangga, karena sering tumbuh sebagai benalu di tumbuhan mangga.[8] DeskripsiD. pentandra merupakan jenis benalu yang masuk dalam suku Loranthaceae. D. pentandra ditemukan di daerah hutan hujan atau di hutan yang terbuka, di perkebunan, di taman-taman kota, hingga di sekitar permukiman penduduk. Penyebarannya terjadi melalui burung-burung pemakan bijinya. Kemampuan benalu ini tidak hanya menyerang jenis tumbuhan inang tertentu melainkan dapat memarasit berbagai jenis tumbuhan inang, baik berupa semak ataupun pohon, selama beberapa tahun. D. pentandra dapat hidup pada jenis-jenis tumbuhan yang beragam serta rentang sebaran ekologis yang cukup luas.[5] ManfaatKemladean banyak digunakan secara tradisional di Indonesia sebagai tumbuhan obat, salah satunya sebagai anti kanker.[9][10] Kanker adalah salah satu penyakit degeneratif yang diakibatkan oleh adanya radikal bebas yang berlebihan dalam tubuh di mana antioksidan dapat mengurangi risiko terjadinya penyakit degeneratif. Benalu dilaporkan memiliki kandungan senyawa golongan flavonoid yang diketahui memiliki aktivitas antioksidan. Potensi ini perlu diteliti sehingga pemanfaatannya dapat lebih dikembangkan. Uji aktivitas antioksidan menggunakan metode “DPPH free radical scavenger” dan toksisitas dengan menggunakan metode BSLT (Brine Shrimp Lethality Test) telah dilakukan pada ekstrak air dan etanol benalu (Dendropthoe pentandra (L.) Miq.) yang tumbuh pada berbagai inang (mangga, belimbing, kenanga, duku, sirsak, kepel, mahkota dewa, dan teh). Hasil uji aktivitas antioksidan menunjukkan bahwa ekstrak etanol dan air benalu pada semua inang mempunyai aktivitas sebagai antioksidan (nilai IC50 antara 6.4 - 51.8 µg/mL).[4] Galeri
Referensi
Catatan kaki
Wikimedia Commons memiliki media mengenai Dendrophthoe pentandra. |