Kemanukan, Bagelen, Purworejo
SejarahSejarah terjadinya Desa Kemanukan dimulai tahun 1863 sebelumnya masih belum berwujud desa, akan tetapi masih merupakan sekelompok masyarakat. Kelompok masyarakat ini di pimpin oleh seorang terkemuka yang bernama Imam Darso, dan oleh kelompok masyarakat dipercaya menjadi pimpinan yang di beri nama Kyai Imam Darso sedangkan wilayahnya dinamakan Tanjung Anom. Kemudian datang pendatang baru dari Desa Ngaran yang bernama Wongsonegoro beserta keluarganya yang selanjutnya menetap di desa Tanjung Anom. Wongsonegoro di pandang oleh masyarakat setempat lebih terkemuka, di depan rumahnya ditanam 4 pohon sawo, dulu dikenal sebagai sawo papat (sawo jajar). Karena dipandang lebih terkemuka dan berwibawa dalam kepemimpinanya di Desa Tanjung Anom, kemudian Tanjung Anom diserahkan oleh Kyai Imam Darso kepada Wongsonegoro. Karena Kepemimpinanya baik, kemudian Wongsonegoro diangkat menjadi Patih pertama Kabupaten Purworejo untuk mendampingi Bupati Cokronegoro I (Sekarang dimakamkan di Kayu lawang Purworejo) Pada tahun 1863 untuk mengisi kekosongan kepemimpinan di Desa Tanjung Anom sepeninggal diangkatnya Wongsonegoro menjadi Patih Bupati Purworejo. maka Raden Sastro Suwongso di tunjuk menjadi Lurah pertama di Desa Tanjung Anom, selanjutnya Desa Tanjung Anom diganti nama menjadi Desa Kemanukan. Batas wilayahBatas-batas wilayahnya adalah sebagai berikut:
Pembagian wilayah
Daftar pemimpinAdapan Daftar Lengkap Kepala Desa yang memerintah sejak tahun 1863:
Pendidikan
Kesenian
|