Kebakaran kilang minyak Indramayu 2021
Kebakaran Kilang Minyak Pertamina Balongan terjadi pada 29 Maret 2021, pukul 00.45 di Balongan, Kabupaten Indramayu. Kegiatan bisnis utama di kilang ini adalah mengolah minyak mentah dari Duri dan Minas menjadi produk-produk BBM (Bahan Bakar Minyak), non BBM dan petrokimia.[2] Terdapat 29 orang yang mengalami luka ringan, 6 mengalami luka berat, dan 932 orang mengungsi. 500 orang lainnya akan turut mengungsi dari Desa Majakerta. Sejumlah desa lainnya terdampak antara lain Desa Balongan, Rawadalem, Sukareja, Tegalurung, dan Sukaurip (semua berada di Kecamatan Balongan, Indramayu). Dugaan sementara kebakaran ini disebabkan ledakan yang dipicu sambaran petir meskipun kemudian hal ini telah dibantah oleh pihak BMKG.[3][4][5][6][7] Dugaan lain oleh ahli, peristiwa ini bukan musibah. Tetapi direncanakan. Berdasarkan beberapa indikasi diantaranya. Pertama, kebakaran kilang minyak di indramayu sudah pernah terjadi 2 kali sebelumnya. Dampak dari kebakaran ini ialah tingginya impor minyak di Indonesia. Artinya ada pihak yang tidak ingin indonesia memiliki kilang minyaknya sendiri dan memanfaatkan momentum ini. Kedua, kilang minyak modern seharusnya tahan terhadap petir dibuktikan dengan pendapat BMKG yang menyatakan tidak ada petir pada saat peristiwa terjadi, sehingga kemungkinan dugaan pertama tidak terbukti.[8] Direktur utama PT Pertamina Nicke Widyawati menyampaikan permohonan maaf atas insiden ini.[1][9] 932 pengungsi akibat peristiwa ini dibagi dalam 3 titik pengungsian antara lain di Pendopo Kabupaten Indramayu, GOR Bumi Patra, dan Masjid Islamic Centre Indramayu. Selain itu, sebagai akibat dari insiden ini, seorang warga yang diketahui mempunyai riwayat penyakit jantung meninggal dunia yang diakibatkan oleh terkejut.[10] Menurut penuturan warga, pada hari Minggu (28 Maret 2021) sudah tercium bau yang menyengat dan pada senin dini hari terdengar dentuman keras yang bersumber dari kilang minyak Balongan.[9] Sebagai imbas dari kebakaran ini, dua desa telah dikosongkan dan hingga radius 2 kilometer akan diadakan pengosongan wilayah.[11] Kilang minyak Pertamina di Balongan Indramayu telah ada semenjak 1994. Pada 2007, kilang yang menghasilkan pasokan bahan bakar minyak (BBM) untuk DKI Jakarta dan sekitarnya itu pernah terbakar. Saat itu kebakaran hanya melahap fasilitas pembuangan limbah dan tidak membakar hingga fasilitas produksi. Terulang lagi pada Senin 4 februari 2019 salah satu area Pertamina EP Balongan tersebut juga pernah terjadi kebakaran. Akan tetapi, s aat itu Pertamina EP memastikan kebakaran itu bukan terjadi di kilaninyak mg melainkan di wilayah kerja fasilitas Oil and Gas Transportation (OGT) Pertamina EP Asset 3 .[12] Salah satu rilis terakhir menyebutkan bahwa penyebab dari ledakan dan kebakaran ini akibat adanya kebocoran pada jaringan perpipaan dan tangki yang terdapat di fasilitas kilang minyak Balongan.[13][14][15][16][17] Referensi
{{ |