Katedral Denpasar
Paroki Roh Kudus Katedral Denpasar merupakan sebuah paroki dari Gereja Katolik Roma di Keuskupan Denpasar; berpusat di Desa Sumerta Kelod, Kecamatan Denpasar Timur, Kota Denpasar, Provinsi Bali. Wilayah Paroki Katedral Denpasar mencakup sebagian wilayah Kecamatan Denpasar Timur dan wilayah Kecamatan Denpasar Selatan di Kota Denpasar. Paroki Katedral Denpasar merupakan pemekaran dari Paroki Santo Yoseph, Denpasar dengan SK Uskup Denpasar Mgr. Dr. Benyamin Yosef Bria, Pr Nomor:21 Tahun 2001.[2] Paroki Katedral Denpasar di tahbiskan pada 4 Juni 2017 oleh Uskup Denpasar Mgr. Dr. Silvester Tung Kiem San, Pr. Paroki ini pernah dilayani oleh imam dari tarekat Serikat Sabda Allah (SVD) dan saat ini dilayani oleh imam diosesan dari Keuskupan Denpasar. Sejarah ParokiMgr. H. Leven, SVD, Uskup Sunda Kecil yang berdomisili di Ende Flores, menugasi Pastor Johanes Kersten, SVD melayani umat Katolik yang ada di Bali dan untuk itu pada tanggal 11 September 1935 Pastor Johanes Kersten, SVD tiba di Bali. Lalu menyewa sebuah gudang di Jalan Kepundung 2 sebagai kapela untuk pelayanan mula-mula untuk para serdadu KNIL dan kemudian juga terhadap umat. Sekarang, tempat itu dikenal sebagai Gereja Katolik Santo Yoseph, Jalan Kepundung karena pastor Kersten sakit maka tahun 1936 diganti oleh Pastor Simon Buis, SVD. Beliau membeli tanah kapela seharga 150 gulden dari pemiliknya yang bernama I Made Reguh. Pada awalnya, wilayah paroki Santo Yoseph meliputi Kabupaten Badung dan Kota Denpasar juga melayani stasi Tuban, Tanjung Benoa, Nusa Dua, umat diaspora Kabupaten Gianyar, Bangli, Karangasem dan Klungkung. Uskup Denpasar Mgr. A. Tjijsen, SVD pada tahun 1977 meminta kepada Pastor Servatius Subhaga, SVD agar di wilayah diaspora mempunyai tempat ibadah dan melayani misa dari rumah ke rumah. Umat diaspora makin bertambah maka status berubah menjadi stasi, meningkat menjadi quasi paroki dan menjadi paroki dan saat ini dilayani oleh pastor. Di Gianyar mulai tahun 1978, Amlapura mulai tahun 1984, Klungkung mulai tahun 1985. Paroki Santo Yoseph pun dimekarkan menjadi Paroki Santo Fransiskus Xaverius Kuta (1983), Paroki Santo Petrus Monang Maning (1995), Paroki Roh Kudus Katedral (2001) dengan SK Uskup Denpasar Mgr. Dr. Benyamin Yoseph Bria,Pr Nomor: 21 Tahun 2001. Sebelum Gereja Katedral digunakan untuk tempat ibadat, digunakan Gedung Komsos Jalan PB Sudirman. Gereja di jalan Kepundung sudah tidak bisa menampung umatnya karena itu dibangun di lokasi LC Ubung “Griya Bhakti Pastoral (Pastoral Care) Paroki St. Yoseph Denpasar”. Gereja KatedralGereja Katedral Roh Kudus Denpasar direncanakan sejak masa kegembalaan Mgr. Paulus Sani Kleden, SVD kemudian dilanjutkan oleh Mgr. Antonius Thijssen, SVD, Mgr. Vitalis Djebarus, SVD dan Mgr. Benyamin Bria, Pr. Meskipun panitia pembangunan sempat berganti-ganti namun akhirnya pada tanggal 15 Agustus 1993 dilakukan peletakan batu pertama pembangunan Gereja Katedral. Sejak tahun 1998, bangunan Gereja Katedral sudah bisa dimanfaatkan untuk perayaan ekaristi setiap hari Minggu. Imam-imam yang pernah melayani di Paroki Katedral adalah;
Termasuk wilayah Paroki Katedral adalah Gereja Ekumene Emanuel dengan pastor yang melayani Romo Thomas Almasan, Pr. yang beralamat di Gereja Ekumene Emanuel Jl. Sudirman Denpasar Belakang RSAD Denpasar. Stasi Kepaon juga termasuk wilayah Paroki Katedral Roh Kudus. Buku permandian dibuat sejak tahun 1998. Jumlah permandian dewasa sampai dengan Mei 2010, laki-laki 304 jiwa dan perempuan 496 jiwa. Permandian anak-anak sampai Mei 2010, laki-laki 998 orang dan perempuan 1.015 orang. Jumlah perkawinan 1.071 pasang dan jumlah penerima sakramen krisma 736 orang.Jumlah umat laki-laki 2.070 orang dan perempuan 2.300 orang. Anak-anak laki-laki 926 orang dan perempuan 950 orang. Jumlah orang muda katolik, laki-laki 72 orang dan perempuan 65 orang. Jumlah kepala keluarga 1.504 KK. Untuk menjalankan program pastoral dibentuk Dewan Pastoral Paroki dengan pengurus inti seperti yang tercantum dalam halaman Pengurus DPP & DK Pastor Karya pastoral di wilayah paroki Katedral adalah di bidang pendidikan; TKK Santo Yoseph Denpasar, TKK Kuncup Mekar, SDK Santo Yoseph I, SDK Santo Yoseph II, SMPK Santo Yoseph dan SMAK Santo Yoseph. Sekolah-sekolah ini bernaung di bawah Yayasan Insan Mandiri milik Keuskupan Denpasar. Kelompok-kelompok kategorial; PD Kharismatik, Legio Maria, KTM, Karmelit Awam, Sovernia, ME, WKRI, Rukun Ibu Paroki, Gamaliel Sonora, Saint Egidio, Rukun Kematian dan Sekami.[3] Gereja KatedralBangunan gereja pusat paroki ini, Gereja Roh Kudus, merupakan gereja katedral—tempat tahta uskup Keuskupan Denpasar; peletakan batu pertama dilakukan pada 15 Agustus 1993 dan sejak tahun 1998 resmi digunakan untuk perayaan Ekaristi setiap minggu. Sebelumnya yang menjadi gereja katedral adalah Gereja Santo Yoseph—dimana saat itu paroki ini statusnya adalah Quasi Paroki Katedral—yang sekarang menjadi gereja pusat Paroki Santo Yoseph, Denpasar.[2][4] Karya pastoralKarya pastoral di wilayah Paroki Katedral Denpasar terutama adalah di bidang pendidikan, yaitu: TKK Santo Yoseph Denpasar, TKK Kuncup Mekar, SDK Santo Yoseph I, SDK Santo Yoseph II, SMPK Santo Yoseph, dan SMAK Santo Yoseph. Sekolah-sekolah tersebut bernaung di bawah Yayasan Insan Mandiri milik Keuskupan Denpasar. Kelompok-kelompok kategorial cukup banyak, antara lain: PD Karismatik, Legio Maria, Komunitas Tritunggal Mahakudus, Karmelit Awam, Sovernia, Marriage Encounter, Wanita Katolik Republik Indonesia (WKRI), Rukun Ibu Paroki, Paduan Suara 'Gamaliel Sonora', Sant'Egidio, Rukun Kematian, dan Sekami.[2] StasiParoki Katedral Denpasar memiliki 2 stasi:[2]
Lihat jugaReferensi
|