Justus Jonas
Justus Jonas (juga dikenal sebagai Jupiter Jones/ Terlahir Jodocus Koch) (05 Juni 1493 – 6 Oktober 1555) merupakan salah satu teolog pengikut Martin Luther pada era Reformasi Protestan terutama di Magdeburg (1529) dan di Augsburg (1530) di mana ia merumuskan Pengakuan Imam Augsburg.[1][2] Selain sebagai teolog, ia dikenal sebagai jurus (pakar ilmu hukum), profesor, dan penulis lagu gereja.[1] Kegiatan kesehariannya adalah penerjemah tulisan latin Martin Luther dan Philipp Melanchthon.[2] Riwayat HidupTerlahir sebagai Jodocus Koch, ia adalah putra dari seorang senator di Nordhausen, Jonas Koch.[1][3] Pada 1506, ia masuk sekolah di Erfurt (Universitas Erfurt) dan menerima gelar Bachelor of Arts pada 1507 dan Master of Arts pada 1510.[1] Di kota Erfurt inilah ketertarikannya dengan humanisme berkembang melalui keikutsertaannya di dalam suatu kelompok/liga humanis yang mengikuti perkembangan gerakan humanis yang sangat cepat di eropa.[1] Wittenberg dan ErfurtIa meninggalkan Erfurt pada 1510 untuk pindah ke Wittenberg untuk belajar ilmu hukum di Universitas Wittenberg bersama Henning Gode dan karena ada faktor kekecewaan terhadap kondisi gerakan humanis yang ada di Erfurt.[1] Ia kemudian mendapatkan gelar Sarjana Hukum di bidang sipil dan agama pada musim semi 1515 untuk kembali lagi ke Erfurt.[1] Di Erfurt selain menjadi pengkotbah, ia juga menjadi pakar hukum di bidang agama di St. Severi.[1] Pada 1519, ia telah mendapatkan gelar doktor di bidang hukum sipil dan agama di Universitas Erfurt, di mana ia juga mengajar di tempat yang sama.[1] Bertemu Desiderius ErasmusPada tahun yang sama pula, Frederik yang bijaksana menyarankan Jonas untuk mengambil misi diplomatik ke Belanda untuk bertemu Desiderius Erasmus dari Rotterdam di Antwerpen, Belgia.[1] Erasmus sendiri sangat berpengaruh di dalam pemikiran Justus Jonas terutama di bidang humanis dan ia sangat patuh terhadap Erasmus.[1] Hal ini dibuktikan dengan diangkatnya Jonas sebagai rektor yang baru.[1] Kesempatan ini kemudian dimanfaatkan Jonas untuk melakukan pembaruan di bidang kurikulum dengan menghapus sisa-sisa ilmu stokastik tradisional dengan humanis alternatif.[1] Keputusan ini diterapkan dengan dimasukannya pelajaran bahasa Yunani Kuno dan Ibrani ke dalam kurikulum ketika ia menjadi rektor Universitas Erfurt pada 1519.[2] Perkenalan dengan Martin LutherPerkenalan Justus Jonas dengan Martin Luther serta tokoh-tokoh Reformasi Protestan di Witterberg diawali dari perwalian.[1] Hubungan akrab dengan Martin Luther ia jalin antara lain saat bersama-sama menerjemahkan Alkitab dari bahasa Latin ke bahasa Jerman.[4] Selain itu, ia ikut menemani Martin Luther pada saat harus menghadapi Dewan Worms pada 1521.[4] Pada awalnya, Jonas berkawan dengan John Lange. Dia merupakan seorang cendekia dari Yunani yang merupakan salah satu penghuni Biara Agustinian Luther dan salah satu sahabat dekat dari Luther.[1] Di kehidupannya kelak, Justus Jonas berkawan akrab dengan Martin Luther bahkan menjadikannya sebagai ayah baptis dari Paul Luther, anak laki-laki ketiga dari Martin Luther.[5][6] Bahkan, ia termasuk salah satu orang yang menemani Martin Luther pada saat-saat susahnya saat menghadapi konfilk antar bangsawan Mansfeld dan pada saat-saat terakhir Martin Luther hidup di mana sebelumnya mereka berada di Eisleben.[7] Selama Martin Luther tinggal di Wartburg, Jonas merupakan salah satu tokoh reformasi protestan yang paling produktif di Wittenberg. Dengan pendekatan pada kotbah dan perdebatan, ia membantu gerakan reformasi melalui kemampuannya di bidang terjemahan terutama menerjemahkan tulisan Martin Luther dan Phillip Melanchthon menjadi bahasa Jerman atau Latin bahkan apabila perlu keduanya. Yang paling penting adalah Justus Jonas yang membantu Martin Luther di dalam menerjemahkan Alkitab ke dalam bahasa Jerman dari bahasa Latin (bahasa resmi Vatikan).[8][9] Justus Jonas sendiri hidup di Witterberg hingga 1544 dan kemudian pindah. Rumah yang ia tinggalkan di Witterberg kemudian ditempati oleh anaknya, Justus Jonas Muda, hingga 1558[9] Kehidupan PribadiIa menikah dengan Catherine Falk yang meninggal saat akan melahirkan salah satu anaknya (kemungkinan akibat komplikasi saat melahirkan).[10] Salah satu kalimat terakhir Catherine sebelum menghembuskan nafas terakhirnya adalah "Aku harus melahirkan kepadamu seorang anak karena aku tahu kamu sangat menyukai anak-anak".[10] Selain itu, ia memiliki anak antara lain Justus Jonas Junior dan seorang anak perempuan bernama Sophia.[11] Anak laki-lakinya yang pertama sendiri wafat akibat wabah pes yang menyerang Eropa di Abad Pertengahan. Himne yang DitulisJustus Jonas juga dikenal sebagai salah satu penulis himne gereja (lagu-lagu dalam liturgi gerejawi) yang produktif.[5] In Jesu Namen wir heben an (Kita berasal dalam nama Yesus) yang muncul pada 1524 dengan empat lagu pujian karangan Martin Luther dan tiga lainnya dari Paul Speratus. Himne yang ia tulis Wo Gott der Herr nicht bei uns hält (Apabila Tuhan tidak beserta kita) merupakan pengejawantahan dari Mazmur 124, diterbitkan oleh Erfurt Enchiridion pada 1524. Himne ini digunakan oleh beberapa komposer sebagai dasar dari musik organ dan paduan suara termasuk chorale cantata BWV 178 karya Johann Sebastian Bach.[8] Referensi
|