Jeong Mong-ju
BiografiJeong Mong-ju lahir di Yeongcheon, Provinsi Gyeongsang dari keluarga yang berasal dari Klan Yeonil Jeong. Pada usia 23, ia mengikuti tiga ujian sastra pegawai negeri yang berbeda (Gwageo) dan menerima nilai tertinggi pada masing-masing dari ujian tersebut.[2] Pada tahun 1367, ia menjadi instruktur dalam Neo-Konfusianisme di Gukjagam, yang kemudian disebut sebagai Songgyungwan, sementara secara bersamaan memegang posisi pemerintah, dan merupakan pelayan publik yang setia untuk Raja U. Raja sangat percaya pada pengetahuannya yang luas dan penilaiannya yang baik, sehingga ia berpartisipasi dalam berbagai proyek nasional dan karya ilmiahnya membuatnya sangat dihormati di istana Goryeo. Pada tahun 1372, Jeong Mong-ju mengunjungi Dinasti Ming, sebagai utusan diplomatik. Sekitar waktu itu, karena invansi Waegu (왜구/ 倭寇) (bajak laut Jepang) ke Semenanjung Korea sangat ekstrim, Jeong Mong-ju dikirim sebagai delegasi ke Kyūshū di Jepang, pada tahun 1377.[2][3] Negosiasinya menghasilkan janji bantuan Jepang dalam mengalahkan para perompak. Dia melakukan perjalanan ke ibu kota Dinasti Ming pada tahun 1384[4] dan negosiasi dengan Tiongkok menghasilkan perdamaian dengan Dinasti Ming pada tahun 1385. Ia juga mendirikan sebuah lembaga yang dikhususkan untuk teori-teori Konfusianisme. Setelah perjamuan diadakan untuknya, Jeong Mong-ju dibunuh pada tahun 1392 oleh lima pria di Jembatan Sonjuk di Gaeseong. Bermotif politik, pembunuhan itu diperintahkan oleh Yi Bang-won (kemudian Taejong dari Joseon), putra kelima Yi Seong-gye, yang menggulingkan Dinasti Goryeo untuk mendirikan Dinasti Joseon. Jeong Mong-ju dibunuh karena dia menolak untuk mengkhianati kesetiaannya pada Dinasti Goryeo. Yi Bang-won membacakan sebuah puisi (Hayeoga, 하여가 / 何如歌) untuk menghalangi Jeong Mong-ju agar tetap setia pada istana Goryeo, tetapi Jeong Mong-ju menjawab dengan puisi lain (Dansimga, 단심가 / 丹心歌) yang menegaskan loyalitasnya. Yi Seong-gye dikatakan kemudian meratapi kematian Jeong Mong-ju dan menegur putranya karena Jeong Mong-ju adalah seorang politisi yang sangat dihormati oleh rakyat jelata. Jembatan tempat Jeong Mong-ju dibunuh, saat ini di Korea Utara, kini telah menjadi monumen nasional negara itu. Bintik coklat di salah satu batu dikatakan sebagai noda darah Jeong Mong-ju dan dikatakan menjadi merah setiap kali hujan. Saat ini, keturunan langsungnya yang masih hidup adalah generasi ke-28 hingga ke-36, yang tinggal di seluruh dunia. Salah satu keturunannya yang paling terkenal adalah pendiri Hyundai Group. Dinasti Goryeo yang berusia 474 tahun secara simbolis berakhir dengan kematian Jeong Mong-ju dan diikuti oleh Dinasti Joseon selama 505 tahun (1392-1897). Kematian mulia Jeong Mong-ju melambangkan kesetiaan setianya kepada raja, dan dia kemudian dihormati bahkan oleh raja Joseon. Pada tahun 1517, 125 tahun setelah kematiannya, ia dikanonisasi di Sungkyunkwan (Akademi Nasional) bersama orang bijak Korea lainnya seperti Yi Hwang (Toegye, 1501-1570) dan Yi I (Yulgok, 1536-1584). Makamnya ada di Yongin, Gyeonggi-do, dan dia dimakamkan bersama istrinya.[5] Puisi-puisiSijo (puisi) Yi Bang-won - Hayeoga (하여가, 何如歌)이런들 어떠하리 저런들 어떠하리 此亦何如彼亦何如。 (차역하여피역하여) 만수산 드렁칡이 얽어진들 어떠하리 城隍堂後垣頹落亦何如。 (성황당후원퇴락역하여) 우리도 이같이 얽어져 백년까지 누리리라 我輩若此爲不死亦何如。 (아배약차위불사역하여) (Didasarkan pada Hanja) Apa yang akan terjadi: ini atau itu? Dinding di belakang kuil dewa kota* telah runtuh - apakah ini? Atau jika kita bertahan hidup bersama - akankah itu (* Yi Bang-won menyatakan kematian dari sebuah era - Dinasti Goryeo.) Sijo (puisi) Jeong Mong-ju - Dansimga (단심가, 丹心歌)이몸이 죽고 죽어 일백 번 고쳐 죽어 此身死了死了一百番更死了。 (차신사료사료일백번갱사료) 백골이 진토되어 넋이라도 있고 없고 白骨爲塵土魂魄有也無。 (백골위진토혼백유무야) 임 향한 일편 단심이야 가실 줄이 있으랴 向主一片丹心寧有改理也歟。 (향주일편단심유개리여) Meskipun aku mati dan mati lagi selama ratusan kali, Bahwa tulang-tulangku menjadi debu, entah jiwaku tetap ada atau tidak, Selalu setia kepada Tuanku, bagaimana hati merah ini bisa memudar? Buku-buku
Catatan
Referensi
|