Jalan Jenderal Ahmad Yani (Medan)Jalan Jenderal Ahmad Yani adalah sebuah jalan raya di Kota Medan, Sumatera Utara. Jalan ini terletak di daerah yang terkenal dengan nama Kesawan. Termasuk salah satu daerah ketika Medan mulai ada, dan terkoneksi sebagai daerah Kesawan dari sepanjang jalan searah dengan Jalan Jenderal Ahmad Yani adalah Jalan Pemuda, Jalan Brigadir Jenderal Katamso dan Jalan Balaikota yang merupakan titik pusat kilometer nol di Kota Medan. Jalan Jenderal Ahmad Yani saat ini telah berubah menjadi dominasi toko dan pusat perdagangan Kota Medan yang berinteraksi dengan jalan-jalan perdagangan disekitarnya, seperti pajak ikan lama, yang telah menjadi ikon perdagangan tekstil besar di kota ini. Toko-toko yang mendominasi adalah toko-toko peralatan olahraga dan peralatan musik yang umumnya berasal dari suku Tamil termasuk Kampung Madras dan Little India.[1] SejarahBerbagai jejak sejarah di Jalan Jenderal Ahmad Yani (yang lebih dikenal dengan daerah Kesawan) masih terlihat di sepanjang jalan ini. Daerah ini sudah ada sejak tahun 1880 yang dihuni oleh orang-orang Melayu, kemudian orang-orang Tionghoa yang datang dari Malaka, Malaysia sebagai ekses dari pesatnya perdagangan lintas selat Malaka di jaman itu. Rumah Tjong A FieRumah peninggalan Tjong A Fie,[2] seorang pengusaha, banker dan kapitan yang sukses dan berasal dari Tiongkok Daratan yang masih berdiri kokoh di pinggir jalan. Tjong A Fie dikenal sangat dermawan dan tokoh Tionghoa yang sangat berpengaruh di zamannya, sehingga diangkat menjadi Kapitan pada tahun 1911 oleh pemerintah kolonial Belanda waktu itu. Di samping itu Tjong A Fie juga sangat dekat dengan Sultan Deli, Makmun Al Rasyid Perkasa sebagai penguasa Tanah Deli.[3] Rumah kediaman Tjong A Fie berada satu jalan searah dengan Istana Sultan Deli, sekarang dikenal dengan nama Istana Maimun. Di dekat Istana Maimun ada Mesjid Raya Al-Mashun, salah satu masjid tertua di Medan yang merupakan masjid keluarga Kesultanan Deli. Walaupun dekat, Mesjid Raya tidak berada dalam satu jalan dengan Istana Maimun maupun rumah Tjong A Fie, namun berada di persimpangan dengna Jalan Sisingamagaraja. Restoran Tip TopRestoran Tip Top juga merupakan jejak sejarah yang masih tertinggal di Jalan Jenderal Ahmad Yani. Restoran yang pada awalnya merupakan toko roti (bakery) yang didirikan oleh Jankie pada tahun 1929.[4] Selain menyediakan aneka kue yang terkenal, saat ini Restoran Tip Top juga memiliki kafe, pertunjukan musik, dan restoran. Tempat ini ramai dikunjungi dari siang sampai malam hari, terutama bagi turis asing yang ingin bernostalgia. Bentuk bangunan lamanya masih dipertahankan sampai saat ini. Gedung PP London Sumatra (Lonsum)Gedung ini didirikan sejak tahun 1909[5] oleh Harrisons & Crosfield, sebuah perusahaan perkebunan karet asal Inggris. Menurut catatan sejarah, gedung inilah yang mempunyai lift pertama kali di Medan.[6] Sekarang gedung ikonik ini telah menjadi tempat para milenial berswafoto dan bahwa tempat foto pra-pernikahan,[7] telah menjadi milik PP London Sumatra Indonesia, sehari-hari orang mengenalnya gedung Lonsum. Arsitektur gaya Eropa di abad 18 hingga 19 masih menghiasi kota Medan.[8] Persimpangan jalanJalan Jenderal Ahmad Yani merupakan jalan satu arah dari antara bangunan Istana Maimun sampai ke Balai Kota. Nama jalan yang ditemui diantaranya:
DestinasiPerubahan nama jalan di daerah Kesawan, Medan Barat, Medan, menyebabkan jalan Jenderal Ahmad Yani sangat pendek. Potongan jalannnya hanya sekitar 500 meter, sedangkan jalan searahnya masih panjang, namun berbeda nama jalan ketika bertemu persimpangan. Beberapa gedung ikonik bersejarah serta bangunan baru yang berdekatan dengan jalan ini seperti:
Referensi
|