István II dari Hungaria
István II (bahasa Hungaria: II István; bahasa Kroasia: Stjepan II; bahasa Slowakia: Štefan II; 1101 – awal 1131), merupakan Raja Hungaria dan Kroasia yang bertakhta dari tahun 1116 sampai 1131. Ayahandanya, Raja Kálmán, memahkotainya semasa bocah, sehingga menyangkal mahkota pamandanya Álmos. Pada tahun pertama pemerintahannya, Venesia menduduki Dalmasia dan István tidak pernah mengembalikan pemerintahannya di provinsi tersebut. Pemerintahannya ditandai oleh peperangan yang sering terjadi dengan negara-negara tetangga. Kehidupan awal (sampai 1116)István dan saudara kembarnya, László, adalah putra-putra raja Hungaria Kálmán dan istrinya Felicia dari Sisilia.[1][2] Menurut Kronik Piktum, mereka lahir "... pada tahun Tuhan kita 1101."[3][4] István dinamakan seperti raja perama Hungaria, yang dikanonisasi pada tahun 1083, menyiratkan bahwa ia adalah ahli waris ayahandanya sejak lahir.[5] Sebuah dokumen yang ditulis di Zadar pada sekitar tahun 1105 M menyebutkan "István, raja kita yang paling terkenal" bersama dengan Kálmán, membuktikan bahwa yang terakhir memiliki putra yang berusia empat tahun yang dinobatkan sebagai raja.[6][7][8] Pada saat penobatan István, Kálmán telah menunjukkan niatnya untuk menjamin suksesi bagi putranya.[8] Saudara Kálmán yang ambisius, Álmos — yang telah memberontak melawan raja pada tahun 1098 — menentang rencana ini dan meninggalkan Hungaria.[9][8] Ia pertama-tama meminta bantuan Heinrich V, Kaisar Romawi Suci, diikuti oleh sebuah pembelaan kepada Adipati Bolesław III.[9][10] Ketika semua usahanya berakhir dengan kegagalan, Álmos menyerah pada Kálmán dan kembali ke Hungaria, [11] meskipun ia melakukan beberapa usaha gagal untuk menurunkan Kálmán di dekade berikutnya.[9][12] Untuk mengakhiri ancaman yang ditunjukkan pada rangkaian suksesi István ini, Kálmán membutakan Álmos dan putranya yang masih bocah, Béla.[13][14] Ketika ia jatuh sakit parah pada awal tahun 1116, Kálmán juga memenjarakan saudaranya.[15][14] Kronik Piktum menceritakan bahwa raja yang sekarat "memerintahkan putranya dan orang-orang kepercayaannya" menyerang Rus Kiev untuk membalas dendam atas kegagalan Kálmán dalam pengepungan 1099 di Peremyshl (Przemyśl), Polandia.[16] [15] Kálmán meninggal pada tanggal 3 Februari 1116.[9] BertakhtaPeperangan dan konflik internal (1116–1127)István dinobatkan sebagai raja di Székesfehérvár dalam waktu tiga puluh hari setelah kematian ayahandanya.[17] Suksesinya yang damai menunjukkan keefektifan tindakan yang dilakukan Kálmán untuk mencegah Álmos merebut takhta. [18][19] Atas saran dewan penasihatnya, István memulai sebuah pertemuan dengan Vladislav I dari Bohemia, untuk memperbaiki hubungan negara-negara tersebut, yang telah memburuk pada dekade sebelumnya.[20][21] Kedua raja bertemu di sungai Olšava, yang menandai perbatasan wilayah mereka.[21] Namun kurangnya kepercayaan bersama menghambat pembukaan perundingan, yang menimbulkan konflik bersenjata yang meningkat menjadi sebuah pertempuran pada tanggal 13 Mei.[21] Di medan perang, pasukan István mengalami kekalahan serius.[9] Cosmas dari Praha yang kontemporer menyalahkan penasihat raja muda atas kegagalan tersebut, tetapi kemudian kronik Hungaria — yang seluruhnya diselesaikan di bawah raja-raja keturunan Álmos — menulis bahwa raja bertindak tanpa berkonsultasi dengan penasihatnya "... karena sifatnya yang tidak sabar".[22][23]
Doge Ordelaffo Falier, yang telah menaklukkan sebuah pulau di Teluk Kvarner pada tahun terakhir pemerintahan Kálmán,[25] kembali ke Dalmasia di kepala armada Venesia pada bulan Mei 1116.[26] Pad tanggal 15 Juli, ia menaklukkan tentara Hungaria yang telah tiba untuk membebaskan Zadar.[26] Setelah itu seluruh kota — termasuk Biograd na Moru, Šibenik, Split, dan Trogir — menyerah ke Venesia, mengakhiri suzerenitas István II di sepanjang garis pantai Laut Adriatik.[9][27] Namun baik pada tahun 1117 atau 1118, tentara Hungaria mampu mengalahkan bangsa Venesia, di mana Ordelaffo Falier sendiri meninggal dalam pertempuran di dekat Zadar, memungkinkan Biograd na Moru, Split, dan Trogir bergabung kembali dengan kedaulatan raja Hungaria.[25] Namun Doge baru, Domenico Michiel, menyerang dan menaklukkan kemali seluruh Dalmasia.[21] Gencatan senjata selama lima tahun disimpulkan pada tahun 1117 atau 1118, mensahkan Status quo: perebutan Dalmasia oleh Venesia.[21] Pasukan István melancarkan serangan penjarahan ke Austria pada tahun 1118, memprovokasi serangan balik oleh Luitpold III dari Austria, kemudian pada tahun yang sama.[21][28] Borivoj II dari Bohemia, mendukung Luitpold dan menjarah wilayah barat laut Kerajaan Hungaria.[21][29] Meskipun demikian, ketika Vladislaus I memecat saudaranya Bořivoj pada tahun 1120, Bořivoj melarikan diri ke Hungaria dan menetap di istana István.[29] István menikahi putri Robert I dari Capua, pada awal tahun 1120-an.[30] Sejarahwan Paul Stephenson menulis bahwa aliansi pernikahan István dengan Norman di Italia selatan "... pastilah sebagian ditujukan terhadap bangsa Venesia."[31] Pangeran-pangeran Norman di Capua adalah pendukung setia Paus selama Kontroversi Penobatan, menunjukkan bahwa pernikahannya juga melanjutkan kebijakan luar negeri ayahandanya yang pro-Kepausan.[30] Menurut Włodzimierz Dworzaczek, István pada tahun 1121 menikahi Adelhaid, putri Heinrich, burkgraf Regensburg.[32][33] Sepupu István dan putri pamandanya Álmos, Adléta, yang suaminya Soběslav yang diusir dari Moravia, tiba di Hungaria pada awal tahun 1123.[34] Menurut Cosmas dari Praha, István "dengan hormat menerimanya ... mengakuinya sebagai kerabatnya",[35] yang menyiratkan bahwa hubungannya dengan pamandanya ramah pada sekitar waktu itu.[34] Pada tahun yang sama, raja muda tersebut meluncurkan sebuah ekspedisi militer melawan Kepangeranan Volhynia untuk membantu pangeran yang diusir, Iaroslav Sviatopolchich, mendapatkan kembali takhtanya.[30] Meskipun Sviatopolchich terbunuh pada awal pengepungan bekas kursinya, Volodymyr-Volynskyi,[30] István memutuskan untuk melanjutkan perang.[36] Namun menurut Kronik Piktum, komandannya mengancam untuk memecatnya jika ia melanjutkan agresi tersebut, memaksa István untuk mengangkat pengepungan tersebut dan kembali ke Hungaria.[37][38]
Memanfaatkan keuntungan dari tidak adanya armada Venesia dari Laut Adriatik karena ekspedisi angkatan laut di Levant, István menyerang Dalmasia pada paruh pertama tahun 1124.[30] Piagamnya yang mensahkan pembebasan Split dan Trogir pada bulan Juli 1124 aalah bukti bahwa daerah pusat Dalmasia kembali ke pemerintahannya.[40][31] Namun setelah kembalinya armada Venesia, kota-kota Dalmasia sekali lagi menyerah, satu demi satu.[31] Menurut Historia Ducum Veneticorum, anya warga kota Biograd na Moru "... berani melawan Doge dan tentaranya ...", akan tetapi "... kota mereka diratakan sampai ke fondasinya."[31] Menurut Kronik Piktum, Álmos yang buta, "... takut mati di tangan Raja István ...",[41] melarikan diri ke Kekaisaran Bizantium.[42][43] Banyak partisannya mengikutinya, dan Kaisar Ioannes II Komnenos menempatkan mereka di sebuah kota di Makedonia.[44] Sejarahwan Bizantium Ioannes Kinnamos menegaskan bahwa kaisar memandang Álmos "... dengan baik dan menerimanya dengan keramahan."[45] Ia menambahkan bahwa István "mengirim utusan-utusannya ke kaisar dan menuntut agar ...[Álmos]... diusir dari"[46] Kakaisaran Bizantium, tetapi permintaannya ditolak.[44][47] Sumber tersebut tidak menentukan tanggal kapan Álmos melarikan diri, tetapi kemungkinan terjadi pada sekitar tahun 1125.[44] Sejarahwan Ferenc Makk menulis bahwa Álmos terpaksa melarikan diri dari Hungaria karena ia telah memanfaatkan kegagalan István di Volhynia dan Dalmasia, dan bersekongkol melawan István.[43] István bertemu dengan Adipati Bohemia, Sobeslav — yang istrinya adalah Adelhaid — pada bulan Oktober 1126.[40][48] Pertemuan kedua raja tersebut mengakhiri permusuhan antara kedua negara mereka.[40] Pada sekitar tahun yang sama, István juga menyimpulkan sebuah kesepakatan dengan Uskup Agung Konrad I dari Salzburg.[40][48] Tahun-tahun terakhir (1127–1131)Menurut kronikus Bizantium Niketas Choniates, warga kota Bizantium Braničevo "menyerang dan menjarah bangsa Hungaria yang datang ke Kekaisaran Bizantium "untuk berdagang, melakukan kejahatan terburuk terhadap mereka."[47][49] Sebagai pembalasan, István memutuskan untuk berperang melawan Kekaisaran Bizantium.[50] Kronik Piktum menceritakan bahwa István yang tidak memiliki keturunan "... jadi memerintahkan suksesi takhta bahwa setelah kematiannya putri saudarinya, Zsófia, yang bernama Saul, harus memerintah."[51][52] Kronik tidak menentukan tanggal kejadian ini, tetapi Ferenc Makk mengatakan bahwa István kemungkinan besar menyatakan Saul sebagai ahli warisnya pada paruh pertama tahun 1127, sebelum menyerbu Kekaisaran Bizantium.[51] István menyerang kekaisaran di musim panas.[53] Pasukannya mengambil Belgrade, Braničevo dan Niš, serta menjarah wilayah sekitar Serdica (Sofia, Bulgaria) dan Philippopolis (Plovdiv, Bulgaria), sebelum kembali ke Hungaria.[53][54] Sebagai tanggapan, Kaisar Ioannes II berbaris melawan Hungaria pada tahun 1128, di mana ia mengalahkan pasukan kerajaan dalam sebuah perempuran di Haram, dan "mengambil Frangochorion, tanah terkaya di Hungaria" (sekarang di Serbia).[55] István tidak dapat berpartisipasi dalam pertempuran karena "ia kebetulan sakit dan sedang dalam pemulihan di tengah-tengah tanahnya",[56] menurut Ioannes Kinnamos.[55] Kronik Piktum mengatakan bahwa penyakitnya sangat serius sehingga "semuanya mengharapkan kematiannya."[55][57] Kronik tersebut menambahkan bahwa "pengkhianat" melangkah sejauh memilih dua raja, "Comte Bors dan Ivan".[58][55][59] Setelah sembuh dari sakitnya, István mengeksekusi Ivan dan mengusir Bors dari kerajaannya.[59] Ioannes Kinnamos menulis tentang kampanye kedua oleh István melawan Kekaisaran Bizantium.[60] Pasukan Hungaria, yang didukung oleh bala bantuan Ceko di bawah komando Adipati Vaclav dan Olomouc, membawa Braničevo melalui badai dan menghancurkan bentengnya.[61] Kaisar Ioannes II Komnenos terpaksa mundur dan menuntut perdamaian.[62] Sejarahwan Ferenc Makk menulis bahwa perjanjian damai yang dihasilkan ditandatangani pada bulan Oktober 1129.[62]
Selama bertahun-tahun, István pecaya bahwa sepupunya, Béla, telah meninggal dunia setelah dibutakan atas perintah ayahanda István.[59][41] Setelah mengetahui pada sekitar tahun 1129, bahwa Béla masih hidup, raja "... sangat bersuka cita ...",[41] menurut Kronik Piktum.[59] Ia bahkan memberi Béla kota Tolna dan mengatur pernikahan Béla denga Ilona, Ratu Hungaria.[62][64] Kronik Piktum menceritakan bahwa István menunjukkan sikap pilih kasih terang-terangan terhadap "Coman", yang dikenal sebagai Pecheneg atau Cuman oleh para sejarahwan, yang telah tiba di Hungaria pada tahun 1120-an.[65][59][66] Pada tahun-tahun terakhirnya, ia bahkan menoleransi kejahatan yang mereka lakukan terhadap rakyatnya, menyebabkan pemberontakan.[65] Sebelum kematiannya, István "... menyingkirkan negara kerajaannya dan mengambil kebiasaan seorang biarawan ...".[67][68] Ia meninggal karena Disentri pada musim semi tahun 1131.[66] Tidak ada sumber yang mencatat tanggal pastinya, tetapi sebagian besar biografinya menulis bahwa ia meninggal pada tanggal 1 Maret.[69] Ia dimakamkan di Katedral Várad (Oradea, Rumania).[68] Keluarga
Menurut Kronik Piktum, István tidak "berminat untuk memiliki istri yang sah tapi memiliki Selir dan Pelacur".[73][36] Namun para penasehatnya, "berduka bahwa kerajaan itu dalam keadaan menyedihkan dan Raja tanpa ahli waris",[74] membujuknya untuk menikah.[36] Mereka memilih putri mendiang Robert I dari Capua sebagai istri raja mereka,[36] meskipun namanya tidak tercatat.[75] István meninggal tanpa keturunan.[64] Pohon keluarga berikut menyajikan leluhur István dan beberapa kerabatnya yang dsebutkan dalam artikel tersebut.[75]
*Entah istri pertama atau kedua Géza adalah ibunda anak-anaknya tidak pasti. Referensi
SumberSumber pertama
Sumber kedua
Wikimedia Commons memiliki media mengenai Stephen II of Hungary. |