Hasan Asy'ari
Kiai Haji Hasan Asykari atau Mbah Hasan Mangli[1] adalah seorang ulama kharismatik yang merupakan mursyid Tarekat Qodiriyah wa Naqsyabandiyah dari Magelang, Jawa Tengah.[2] Mbah Mangli merupakan salah satu tokoh yg mendirikan Asrama Pendidikan Islam di Magelang yang santrinya berasal dari seluruh Indonesia.[3] BiografiHasan Asykari lahir dengan nama Hasan Asykari di Kota Jepara Jawa Tengah pada hari Jumat legi tanggal 17 Agustus 1928 pukul 02.00 malam.[4] Mbah Mangli menikah dengan Hajjah Umi Hasanah dan dikaruniai satu putra serta empat putri: Gus Tohir, Ning Ma'unah, Ning Aliyah, Ning Ma'iyah, Ning Bahiyah. Mbah Mangli juga Menikah dengan Hajjah Siti Fatimah Dan dikarunia 5 anak putra : H. Muhammad Saad (Gus Saad), Muhammad Qosim (Alm), H. Ahmad Ridho, H. Zen Muhammad Dan Muhammad Anis. Mbah mangli merupakan putra kedua dari Kyai Imam, yang menurut silsilahnya masih keturunan dari Maulana Hasanuddin bin Sunan Gunung Jati.[4] Sedangkan dari garis ibu, Mbah Mangli merupakan keturunan dari Kyai Ageng Hasan Besari yang juga masih keturunan Sunan Kalijaga.[4] Mbah Mangli wafat pada minggu 26 Oktober 1997 di Magelang, Jawa Tengah. PendidikanMbah Mangli memperoleh pendidikan perdana dari Ayahnya dengan disiplin pendidikan yang ketat dan sangat keras. Diantara yang diajarkan ayahnya adalah menghafal kitab Taqrib dan maknanya, serta mempelajari Tafsir Alquran baik makna maupun nasakh mansukh-nya.[4] AktivitasTarekatMbah Mangli merupakan mursyid Tarekat Qodiriyah wa Naqsyabandiyah yang didirikan oleh Syekh Achmad Khotib al-Syambasi.[1] Selain itu, Mbah Mangli juga merupakan pengikut Tarekat Alawiyyah. Ia sering mengikuti Maulid Nabi Muhammad di Masjid ar-Riyyadh, Pasar Kliwon, Surakarta pimpinan Habib Anis bin Alwi al-Habsyi. Adapun wiridan wajib di Pondok Pesantren Mangli adalah rotib Alhadad, rotib Alatas dan rotib syakron yang sampai sekarang masih dilaksanakan.[3] Mendirikan PesantrenPada 1959, Mbah Mangli mendirikan pondok pesantren salafiyah namun tidak memberikan nama resmi. Lambat laun pondok tersebut dikenal dengan nama Pondok Pesantren Mangli dan sosok Hasan Asy’ari dikenal masyarakat dengan nama Mbah Mangli. Nama ini diberikan masyarakat karena ia menyebarkan Islam dengan basis dari Kampung Mangli, desa Girirejo, kecamatan Ngablak, Kabupaten Magelang.[3] DakwahSelain mendidik umat lewat pesantren, Mbah Mangli juga aktif melakukan dakwah dan syiar Islam ke berbagai wilayah. Di desa Mejing, kecamatan Candimulyo, bahkan Mbah Mangli secara khusus menggelar pengajian rutin bertempat di sebuah langgar atau surau yang dikenal sebagai langgar Linggan. Berbagai kalangan umat Islam datang berbondong-bondong untuk mendengarkan nasihat dan petuah kiai kharismatik tersebut dengan penuh kekhidmatan[5]. Apabila mengadakan pengajian, Mbah Mangli tidak pernah menggunakan pengeras suara, tetapi dari ribuan jemaah tak satu pun yang tak mendengar suaranya.[6] KaramahMbah mangli adalah seorang ulama yang memiliki Psikokinesis tinggi[7], ia dapat mengetahui maksud setiap jamaah yang datang, apa permasalahan mereka dan langsung dapat memberikan nasihat dengan tepat sasaran.[8] ReferensiCatatan kaki
Bibliografi
|