Grigoris Balakian
Grigoris Balakian (bahasa Armenia: Գրիգորիս Պալագեան) 1875 – 8 Oktober 1934), adalah seorang uskup dalam Gereja Apostolik Armenia. Ia juga dikenal sebagai salah satu penyintas dan penulis yang mendokumentasikan genosida Armenia. KehidupanGrigoris Balakian lahir di Tokat, Kesultanan Utsmaniyah, dan menyelesaikan pendidikannya di Perguruan Tinggi Sanasarian, Erzurum. Dia kemudian belajar arsitektur di Jerman selama dua tahun dan meraih gelar dalam bidang teknik sipil. Balakian menjadi seorang pendeta selibat dan ditahbiskan dengan nama kebiaraan Grigoris Balakian. Pada 24 April 1915, ia termasuk di antara 250 tokoh Armenia terkemuka di Konstantinopel yang ditangkap dan dideportasi. Balakian dideportasi ke Çankırı, sebelah timur laut Ankara, bersama 190 orang lainnya dari ibu kota. Dari kelompok tersebut, hanya 16 yang selamat. Selanjutnya, ia berbaris bersama 48 orang lainnya yang dideportasi dari Çankırı menuju Deir ez-Zor di gurun Suriah. Selama perjalanan ini, Balakian memperoleh kepercayaan dari kapten polisi Shukri Bey dan mengetahui tentang rencana pemerintah Utsmaniyah untuk memusnahkan populasi Armenia. Balakian berhasil melarikan diri ke Islahie, dan kemudian bergabung dengan kelompok pekerja di jalur kereta api Baghdad, tempat pekerja Turki dan pengungsi Armenia melakukan kerja paksa. Setelah pembunuhan para pekerja Armenia antara Marash dan Bartche, Balakian melarikan diri ke lokasi konstruksi lain di jalur kereta api Baghdad. Dengan bantuan insinyur-insinyur Jerman dan penyamarannya sebagai Herr Bernstein, ia berhasil melarikan diri dari Konstantinopel ke Paris. Balakian hadir sebagai saksi dalam persidangan Soghomon Tehlirian, pembunuh Talât Pasha, di Berlin pada tahun 1921, bersama Johannes Lepsius. Soghomon Tehlirian kemudian dibebaskan dari tuduhan. Balakian kemudian menjabat sebagai uskup di Manchester, London, dan akhirnya di Marseille. Di bawah kepemimpinannya, dua gereja dibangun di Marseille dan Nice (St. Mary, 1928), serta beberapa kapel dan sekolah. Ia meninggal di Marseille. Balakian merupakan kakek dari kritikus sastra Anna Balakian, seorang ahli simbolisme dan surealisme yang memimpin Departemen Sastra Perbandingan di Universitas New York, dan Nona Balakian, seorang penyunting di New York Times Sunday Book Review dan pendiri National Book Critics Circle. Dia juga merupakan kakek buyut dari Peter Balakian, seorang penulis Armenia-Amerika dan pemenang Penghargaan Pulitzer untuk Puisi pada tahun 2016.[1] PrestasiMemoar Balakian yang berjudul Armenian Golgotha merupakan catatan saksi mata yang sangat penting tentang genosida Armenia, di mana ia menggambarkan pengalamannya selama deportasi. Balakian adalah salah satu dari sedikit pemimpin komunitas Armenia yang masih hidup yang bisa memberikan kesaksian langsung tentang peristiwa deportasi tersebut. Balakian juga memiliki informasi penting tentang trauma yang dialami oleh Komitas Vartapet, seorang komponis terkenal dan pendiri musik klasik Armenia modern, yang termasuk dalam kelompok tahanan yang sama dengannya.[note 1] Karya
Lihat pula
Catatan
Referensi
Sumber
|