Gereja Nasrani IndonesiaDari beberapa Gereja Rasuliah yang sudah ada di Indonesia, Gereja Nasrani Indonesia (GNI) hadir di abad 21 ini dengan membawa ajaran yang unik yang berasal dari beberapa Gereja Kuno yang mewariskan ajaran Yesus awal. Sejarah Terbentuknya GNIGaris besar terbangunnya jemaat kuno sampai di abad 21Berikut ini adalah sekelumit sejarah bagaimana ajaran Jemaat Perdana bisa mengalir dari abad 1 sampai 21 dan sampai di Bumi Nusantara. Dengan otoritas dari Yesus dan semangat menginjil ke berbagai bangsa, GNI sebenarnya meneruskan usaha penginjilan Church of the East (COE) yang sempat masuk Nusantara.[1][2] COE adalah suatu Gereja Rasuliah yang didirikan oleh Mar Thoma (Rasul Thomas)-Mar Addai (Rasul Thadeus), pemilik Kitab suci Peshitta Aramaik Diarsipkan 2023-06-21 di Wayback Machine..[3] Dari Palestina, mereka memberitakan Injil ke berbagai daerah sampai akhirnya tiba di India.[4][5][6] Metropolitan dari Seleusia-Ktesiphon memerintah Gereja Persia ini dari sejak zaman awalnya, dua kota kembar Kerajaan Persia, yang tunduk kepada Patriakh Antiokia dan dari Timur. Karena mengalami hambatan komunikasi, jurisdiksi Kepatriakhan didelegasikan kepada Metropolitan yang ditetapkan menjadi ‘Katolikos dari Timur’ dan Patriakh. Dari sana Gereja Syro-Kaldea (resmi terbentuk Katolikos Timur)[7] pada satu waktu menjadi jemaat terbesar Kristen (Aramaik: Mshikaye) di dunia. Sempat menempatkan wakilnya, Uskup Mar Aprim pada Konsili Nikea 325 Masehi di Kontantinopel, kemudian sejak tahun 431 Masehi terpisah dari gereja lain di daerah Roma (Gereja Roma Katolik) dan Byzantium (Gereja Byzantium Yunani) sampai sekarang. COE tersebar luas sampai seluruh Persia, Mesopotamia, India dan Cina, Asia Tenggara, Jepang dan pernah ada di Nusantara berkembang di daerah Barus, Sumatera Utara di abad 7 (tahun 645 Masehi) sampai 8 Masehi.[1][2] tapi menjadi semakin berkurang akibat penganiayaan. Cabang India tetap dalam persekutuan hingga tahun 1599, ketika para misionaris Gereja Latin memaksa orang-orang Nasrani India memutus hubungan mereka dengan Keuskupan Seleusia-Ktesifon dan tunduk kepada Gereja Roma.[6] Sejumlah kelompok dari mereka bergabung dengan Kepatriakhan Ortodoks Syria-Antiokia pada tahun 1665 dan melembagakan diri sebagai Gereja Ortodoks Syria Malabar. Selama 250 tahun, terputus dari pusat jurisdiksi bersejarah mereka, sekelompok sisa yang setia terus bertahan, dan bertahan sampai tahun 1862 jurisdiksi Syro-Kaldea di India dipulihkan. Di dalam kekurangan dan masa penganiayaan dari Gereja Rasuliah lain, para missionaris COE berjalan dengan sandal dan tongkat di tangannya, menggendong keranjang di punggung di mana mereka letakan naskah-naskah kitab dan salib.[8] Menyebar tanpa membonceng armada-armada Kekaisaran untuk menjajah daerah-daerah yang kaya akan rempah-rempah. Murni dalam misi pemuridan. Di era modern ini, Gereja Asyria ini berkembang di Iraq, Iran, Syria, Lebanon, Kuwait, Yunani, Italy, Swedia, Rusia, USA, Canada, dan Australia. Demikianlah sejarah singkat keuskupan dari sisi sejarah jemaat COE. Dari Benua Australia inilah muncul uskup-uskup yang berdiri mandiri dari COE dan Gereja Rasuliah lain, bersatu membentuk keuskupan mandiri yang kuat dengan ajaran mistikanya sendiri. Mandiri artinya tidak putus mata rantai tahbisan, melainkan tidak meminta dukungan dana dan mandiri dalam organisasi induk. Keuskupan ini bernama Orthodox Catholic Church of the New Age Diarsipkan 2023-03-31 di Wayback Machine. yang sejak tahun 2014 menaungi GNI. Mereka mentahbiskan Mar Nicholas Lumbantoruan menjadi Uskup untuk wilayah Indonesia pada Desember 2014. GNI juga merupakan cikal-bakal keuskupan mandiri yang hanya berhutang tahbisan karena semua pelayanan dan pengabaran injil sejak awal tidak bergantung dari keuskupan. Keuskupan Catholic Orthodox the New Age adalah keuskupan kecil Mandiri yang dipimpin oleh tujuh orang uskup dan mengangkat satu Uskup Kepala (Uskup Agung). Berbeda dengan kepatriakhan besar yang memiliki banyak Uskup Agung sehingga di antaranya diangkat menjadi seorang Patriakh, keuskupan GNI ini belum memiliki jabatan Patriakh. Kesukupan mandiri artinya tidak mendapatkan dukungan dana dari pusat kepatriakhan besar manapun, mandiri mengurus rumah tangga dan pemuridannya sendiri. Keuskupan kecil ini hanya berhutang tahbisan kepada kepatriakhan besar sehingga keuskupan ini bisa mewarisi tradisi yang mengalir melalui kepatriakhan tersebut. Dengan memiliki banyak mata rantai tahbisan, itu artinya keuskupan ini memiliki kepustakaan Tradisi Gereja yang kaya dan beragam. Kisah Mar Nicholas membentuk GNI di JakartaKomunitas ini mulai berdiri dari karya beberapa orang yang bisa disebut sebagai founding fathers, antara lain: H Lumbantoruan sendiri (Mar Nicholas), Gindo Lumbantoruan, dan Johanes Rombe. Mereka ini adalah orang-orang yang tekun mencari kebenaran, banyak berdiskusi, dan sempat berpindah-pindah gereja untuk mendapatkan komunitas yang paling pas untuk mereka kembangkan di Indonesia. Di bawah ini adalah sejarah perkembangan GNI dari awal sampai tersambungnya dengan keuskupan Orthodox Catholic Church of the New Age di bawah Uskup Agung John Cuffe Diarsipkan 2021-04-13 di Wayback Machine..
Romo Nicholas LumbantoruanMar Nicholas, lahir 13 Maret 1964 dengan nama Hotman di Parlilitan (Tapanuli Utara) terlahir dari pasangan suami – istri + Justinus Lumbantoruan dan Nainur boru Sihotang, yang keduanya dari suku Batak Toba. Setelah tamat SMA, tahun 1985 beliau ini melanjutkan kuliah di Seminari Alkitab Trinitas Indonesia di kota Karanglo-Malang, Jawa Timur. Kemudian melanjutkan lagi, ke ITKI – Petamburan tahun 1988. Singkatnya, setelah mempelajari berbagai Ajaran-ajaran Protestantisme di Sekolah Tinggi Teologia ini membuat pikirannya yang analitis dan kritis harus meninggalkan pelayanan gerejawi dan sekolah teologi sebab apa yang dilihat, dipikirkan, dianalisa, dan dialami tidak membuat dirinya merasa terpenuhi atas tuntutan jawaban yang harus dijawab dan diaktualkan dalam kehidupan sehari-hari. Tahun 1994, beliau menikah dengan seorang gadis yang berkeyakinan Iman Katolik Roma. Sejak menikah, beliau ini mengikuti ibadat misa Gereja Roma Katolik bukan karena meyakini “Ajaran-ajaran Katolikisme Roma” melainkan tuntutan kritis dan analitis akal budinya. Selama beberapa tahun otodidak meneliti dan membandingkan Iman Protestantisme dan Romanisme yang kontradiktif satu sama lain yang tiba pada kesimpulan bahwa “Ajaran-ajaran Protestantisme” adalah produk anti-Katolik atau Kebalikan dari Romanisme dengan pola yang sama sehingga kesimpulan yang didapat bahwa:”Semua Protestan adalah Paus-paus Terselubung” (All Protestants are Crypt-Papists). Di mana Romanisme adalah Iman Ekstrim Kanan dan Semua Kekristenan yang lahir setelah reformasi Protestantisme adalah Iman Ekstrim Kiri. Pada akhirnya, beliau ini harus mencari Jalan Tengah dari dua Kubu Kekristenan Barat yang saling bertikai. Tahun 1996, beliau bertemu dengan bapak Johanes Rombe yang memperkenalkan Iman Gereja Ortodoks Timur (Yunani). Sejak itu, aktif belajar Iman Ortodoks Timur dan menjadi katekumen, dibaptis tahun 1998. Di sini beliau banyak mendapatkan input pengajaran-pengajaran teologis versi Ortodoks Timur. Tetapi nalar dan kerinduan terdalam dalam jiwa seperti yang rasul Thomas katakan,
Pikiran kritis dan analitik tak terbendung sehingga, beliau ini merasakan ada ruang hampa dalam pemahaman ortodoksi Timur ini yang dominan hasil formulasi konsensus rasional para Bapa-bapa Gereja Hellenis berpola melalui pemikiran filsafat Yunani, budaya etnis Hellenisme, dan legalisme gerejawi dalam keputusan-keputusan rasional bersama Konsili-konsili Ekumenis (Konsili 1 sampai ke-7) yang umumnya dilaksanakan di Timur dan dilindungi Kaisar Byzantium demi kepentingan politis pada waktu itu. Beberapa tahun kemudian, beliau harus angkat kaki dari gereja etnis ini oleh beberapa alasan. Tahun 2002, beliau menyelesaikan studi bahasa Inggris di STKIP-PGRI Jakarta, dan dilanjutkan pascasarjana di Universitas Sahid Jakarta, jurusan Public Relations. Kemudian beliau bergabung dengan Gereja Katolik Lama yang berpusat di California (USA) dan menjadi Calon Imam menikah dan belajar di Sekolah Biara St. Anthony-Montana, program Sacred Theological Licentiate. MAsa pencariannya tidak berakhir di sini, ia harus diperhadapkan dengan pemahaman teologi yang sama dengan Ortodoks Timur dan Katolik Roma, dengan mentahbiskan Imam Wanita yang sangat bertentangan dengan prinsip Alkitab. Melalui seorang teman seminarian, beliau diperkenalkan dengan Kekristenan Mar Thoma – Assyria dan mulai meneliti Kekeristenan Timur (The East Christianity) yang disebut sebagai “Nasrani” yang mewarisi budaya pemikiran Semitik (Ibrani-Aramaik). Tahun 2006, beliau melalui korespondensi panjang diterima dalam salah satu sekte Gereja Semitik Timur yang menamakan diri sebagai Assembly of Jerusalem. Memutuskan keluar pada tahun 2011 akibat adanya perubahan pengajaran dari Patriak baru dengan yang lama. Tahun 2013, mendirikan Gereja Nasrani Indonesia lalu bergabung dengan Gereja Rasuliah Orthodox Catholic Church of the New Age, putri Gereja Asyria, Gereja Syria Antiokia, dan Old Catholic pada tahun 2013 akhir. Tahbisan GNI dari Old CatholicSeetelah Perang Dunia I pecah, Uskup Agung dan bangsawan memutuskan bahwa genting untuk menyusun bagi perlindungan suksesi rasuliah dan memanggil para imamnya untuk memilih calon yang tepat bagi Keuskupan. Mereka memilih Reverend Frederick Willoughby, dahulunya seorang rohaniawan Anglikan. Awalnya beliau ditahbiskan seperti tercatat dibawah. Tapi hubungannya dengan Gereja Katolik Lama di Inggris Raya resmi berakhir pada 19 Mei 1915. Kemudian beliau bergabung dengan Gereja Roma Katolik. Uskup Agung Arnold Harris Mathew wafat pada 20 Desember 1919, yang pada waktu itu gerakan ini dikenal luas sebagai Gereja Katolik Lama di Inggris Raya. Istilah Gereja Katolik Lama digunakan dari tahun 1850-an oleh kelompok-kelompok yang telah terpisah dari Gereja Katolik Roma atas doktrin tertentu, terutama berkaitan dengan otoritas kepausan; beberapa kelompok ini, terutama di Belanda, sudah ada jauh sebelum masa itu. Jadi bisa dikatakan bahwa Rantai tahbisan GNI yang berasal dari Old Catholic juga berasal dari Roma Katolik. Sementara asal-usul tahbisan Roma Katolik berasal dari Tuhan Yesus ke Rasul Petrus di abad 1 Masehi. Dari abad 1 sampai abad 19 memakai rentetan Tahbisan Roma Katolik, kemudian ke Old Catholic. sampai ke Fr. Arnold H Matthew dan Fr. Frederick. S Willoughby di bawah ini. Arnold Harris Mathew, pada 28 Oktober 1914, mentahbiskan: Frederick Samuel Willoughby, yang pada 9 Juli 1922, mentahbiskan: James Bartholomew Banks, James I. Primat Tertinggi dari Penatalayanan Gereja, pada 28 Mei 1940 mentahbiskan: Sidney Ernest Page Needham, pada 4 Januari 1945,[10] mentahbiskan: Hugh George de Willmott Newman, Mar Georgius I, pada 25 Agustus 1944 mentahbiskan: John Sebastian Marlow Ward, di Gereja Biara Mesias Raja di Barnet. Pada 6 Juni 1946 Uskup Agung Ward mentahbiskan:[11] Colin Mackenzie Chamberlain Diarsipkan 2022-02-17 di Wayback Machine. di Gereja Biara Mesias sang Raja, Park Road, New Barnet, Herts., pada 6 Juni 1946 Uskupu Agung Ward dibantu oleh Mar Gregorius, Katolikos dari Barat, dan lima uskup-uskup lainnya. Seiring wafatnya Uskup Agung Ward pada 2 Juli 1949, Uskup Chamberlain dipilih sebagai pelanjutnya. Uskup Agung Chamberlain mentahbiskan: Peter Gilbert Strong di Kapel Biara dekat Limassol, Cyprus, pada 19 Maret 1951, dibantu oleh Uskup Martin Andrews dari Bournemouth. Pada tahun 1965 Uskup Strong dipilih sebagai Uskup Agung dalam suksesi untuk Uskup Agung Chamberlain. Uskup Agung Strong mentahbiskan: John Reginald Cuffe Diarsipkan 2021-04-13 di Wayback Machine. di Gereja St. Cecelia, D’Aguilar Highway, Moodlu, Queensland, Australia pada 22 Nopember 1989. Uskup Agung Strong dibantu oleh Uskup Maurice Cuffe dari Wamuran. Pada tanggal 6 Desember 2014 di Moodlu, Queensland, Australia, Primat Metropolitan Uskup Agung John R Cuffe bersama dengan Uskup Brian Baden dan Uskup John Guy mentahbiskan: Nicholas H. Toruan sebagai Uskup untuk Gereja Nasrani Indonesia. Tahbisan GNI dari Gereja Syria Ortodoks
PATRIAK KE-125 di atas mentahbiskan: Paul Athanasius pada tahun 1877 dan dia dilantik menjadi Duta besarnya. Dia, sesuai dengan Surat Keputusan Kepatriakan dari Ignatius Peter III., tertanggal 29 Januari 1889, mentahbiskan: Francis Xavier Alvarez pada tanggal 29 Juli 1889, sebagai Uskup Agung Srilanka (Ceylon), dibantu oleh Paul Mar Evanius dan George Mar Gregorius, Para Uskup Malabar dibawah Antiokia. Uskup Agung Alvarez sesuai dengan Surat Edaran Ignatius Peter III., tertanggal 29 Desember 1891, mentahbiskan: Joseph Rene Vilatte pada 29 Mei 1892, Church of Our Lady of Good Death, Colombo, Ceylon, sebagai Uskup Agung Metropolitan bagi semua mereka umat Katolik Amerika yang menganut paham iman Ortodoks dari Gereja Tak Terbagi Perdana. Uskup Agung Alvarez (gelar keuskupan, Julius I.) dibantu oleh Mar Athanasius, Uskup Kottayam, dan Mar Gregorius, Uskup Niranam. Uskup Vilatte mentahbiskan: Frederic E. J. Lloyd di Kapel Mar David, 536, jalan Timur ke-36, Chicago, pada 29 Desember 1915. Uskup Agung Vilatte dibantu oleh Uskup Paul Miraglia, dari New York. Uskup Lloyd dipilih pada tahun 1920 Uskup Agung dan Metropolitan pelanjut suksesi Uskup Agung Vilatte. Uskup Agung Lloyd mentahbiskan: John Churchill Sibley pada tanggal 29 September 1929 pada Sinode Umum bersidang di Kota Chicago dan ia dan Sinode menganugerahkan Uskup Sibley Keuskupan Agung Mulia sebagai Uskup Agung Metropolitan untuk Kerajaan Inggris. Uskup Agung Lloyd dibantu oleh Uskup Agung Gregory dari Provinsi Pasifik dan Uskup Daniel, Uskup Francis dan Uskup Axel. Uskup Agung Churchill Sibley mentahbiskan: John Sebastian Marlow Ward pada 6 Oktober 1935, di Gereja Biara Mesias Raja, Park Road, New Barnet, Herts., dan Komisi melantik dia karena kelayakan sebagai Kanselir/Duta dari Gereja di Inggris. Uskup Ward memilih Uskup Agung berikutnya seiring dengan wafatnya Uskup Agung Sibley pada 15 Desember 1938. Pada 25 Agustus 1945 Uskup Agung Ward berpartisipasi dalam suatu pertukaran tahbisan dengan sejumlah uskup-uskup lainnya, termasuk Mar Georgius, Dr. Hugh de Willmott Newman sebelumnya seorang pelanjut silsilah suksesi Irvingite yang mendapatkan tahbisan konsekrasi valid melalui sejumlah garis silsilah rasuliah yang berbeda. Rinciannya tertera dibawah ini. Pada 6 Juni 1946 Uskup Agung Ward mentahbiskan: Colin Mackenzie Chamberlain di Gereja Biara Mesias Raja, Park Road, New Barnet, Herts., pada 6 Juni 1946 Uskup Agung Ward dibantu oleh Mar Gregorius, Katolikos dari Barat, dan lima uskup-uskup lainnya. Seiring wafatnya Uskup Agung Ward pada 2 Juli 1949, Uskup Chamberlain dipilih sebagai pelanjutnya. Uskup Agung Chamberlain mentahbiskan: Peter Gilbert Strong di Kapel Biara dekat Limassol, Cyprus, pada 19 Maret 1951, dibantu oleh Uskup Martin Andrews dari Bournemouth. Pada tahun 1965 Uskup Strong dipilih sebagai Uskup Agung dalam suksesi untuk Uskup Agung Chamberlain. Uskup Agung Strong mentahbiskan: John Reginald Cuffe di Gereja St. Cecelia, D’Aguilar Highway, Moodlu, Queensland, Australia pada 22 Nopember 1989. Uskup Agung Strong dibantu oleh Uskup Maurice Cuffe dari Wamuran. Pada tanggal 6 Desember 2014, Primat Gereja Katolik Ortodoks, Metropolitan Uskup Agung John R. Cuffe bersama dengan Uskup Brian Baden dan Uskup John Guy mentahbiskan: Nicholas H.Toruan di Katedral St. Cecilia, Moodlu, Queensland. Australia, sebagai Uskup untuk Gereja Nasrani Indonesia. Tahbisan GNI dari Gereja Ancient Church Of the East (ACOE)Secara tradisional disebut Gereja Syria Timur atau Gereja Assyria (Church of the East/COE) yang diberi label secara salah dengan julukan (Nestorian). Wilayahnya disebut Assyria atau Persia dan Mesopotamia yang diinjili oleh Shliakh Mar Thoma Ehoda (Rasul Thomas), dibantu oleh Mar Addai (Rasul Thadeus). Silsilah tahbisan ACOE dengan 92 pemimpinnya kemudian bersambung ke bawah ini: Mar Shimun IX Dinkha (Shemʿon IX Dinkha) (1580–1600) Patriak ke- 93. Mar Shimun X Eliyah (Shemʿon X Eliyah) (1600–1638) Patriak ke- 94. Mar Shimun XI Eshuyow (Shemʿon XI Eshuyow) (1638–1656) Patriak ke-95. Mar Shimun XII Yoalaha (Shemʿon XII Yoalaha) (1656–1662) Patriak ke- 96. Mar Shimun XIII Dinkha (Shemʿon XIII Dinkha) (1662–1700) Patriak ke-97. Mar Shimun XIV Shlemon (Shemʿon XIV Shlemon) (1700-1740) Patriak ke-98. Mar Shimun XV Maqdassi Mikhail (Shemʿon XV Mikhaʿil Mukhtas) (1740-1780) Patriak ke- 99. Mar Shimun XVI Yohannan (Shemʿon XVI Yohannan) (1780-1820) Patriak ke- 100. Mar Shimun XVII Abraham (Shemʿon XVII Abraham) (1820-1861) Patriak ke- 101. Mar Shimun XVIII Rubil (juga Simon XVIII Rouel/Rowil/ Rowell) (1860-1903) Patriak ke-102. Beliau Yang Mulia, Maran Mar Rowell Shimun XVIII, Reuben, Patriak Seleusia-Ktesifon dan Katolikos dari Timur, yang pada 17 Desember 1862, mentahbiskan: Anthony Thondanatt, Mar Abd Ishu, Metropolitan dari Trichur, yang pada 24 Juli 1899, mentahbiskan: Luis Mariano Scares, Mar Basileus, Metropolitan dari India, Ceylon, Mylapore, Socotra dan Messina, yang pada 30 Nopember 1902, mentahbiskan: Ulric Vemon Herford, Mar Jacobus, Uskup dari Mercia dan Middlesex, yang pada 28 Februari 1925, mentahbiskan: William Stanley McBean Knight, Mar Paulus, Uskup dari Kent, yang pada 18 Oktober 1931, mentahbiskan: Hedley Coward Bartlett, Uskup dari Siluria, yang pada 20 Mei 1945, mentahbiskan: Hugh George de Willmott Newman, Mar Georgius I, yang pada 25 Agustus 1944 mentahbiskan: John Sebastian Marlow Ward di Gereja Biaranya Mesias sang Raja di Barnet. John Sebastian Marlow Ward pada 6 Oktober 1935, di Gereja Biara Mesias sang Raja, Park Road, New Barnet, Herts., dan Komisi melantik dia karena kelayakan sebagai Kanselir/Duta darai Gereja di Inggris. Uskup Ward memilih Uskup Agung berikutnya seiring dengan wafatnya Uskup Agung Sibley pada 15 Desember 1938. Pada 25 Agustus 1945 Uskup Agung Ward berpartisipasi dalam suatu pertukaran tahbisan dengan sejumlah uskup-uskup lainnya, termasuk Mar Georgius, (Dr. Hugh de Willmott Newman) sebelumnya seorang pelanjut silsilah suksesi Irvingite yang mendapatkan tahbisan konsekrasi valid melalui sejumlah garis silsilah rasuliah yang berbeda. Rinciannya tertera dibawah ini. Pada 6 Juni 1946 Uskup Agung Ward mentahbiskan: Colin Mackenzie Chamberlain di Gereja Biara Mesias sang Raja, Park Road, New Barnet, Herts., pada 6 Juni 1946 Uskupu Agung Ward dibantu oleh Mar Gregorius, Katolikos dari Barat, dan lima uskup – uskup lainnya. Seiring wafatnya Uskup Agung Ward pada 2 Juli 1949, Uskup Chamberlain dipilih sebagai pelanjutnya. Uskup Agung Chamberlain mentahbiskan: Peter Gilbert Strong di Kapel Biara dekat Limassol, Cyprus, pada 19 Maret 1951, dibantu oleh Uskup Martin Andrews dari Bournemouth. Pada tahun 1965 Uskup Strong dipilih sebagai Uskup Agung dalam suksesi untuk Uskup Agung Chamberlain. Uskup Agung Strong mentahbiskan: John Reginald Cuffe di Gereja St. Cecelia, D’Aguilar Highway, Moodlu, Queensland, Australia pada 22 Nopember 1989. Uskup Agung Strong dibantu oleh Uskup Maurice Cuffe dari Wamuran. Pada tanggal 6 Desember 2014 di Moodlu, Queensland, Australia, Primat Metropolitan Uskup Agung John R Cuffe bersama dengan Uskup Brian Baden dan Uskup John Guy mentahbiskan: Nicholas H. Toruan sebagai Uskup untuk Gereja Nasrani Indonesia. Tiga Pilar Iman JemaatTiga Pilar Iman ini terdiri dari:
Ketiga pilar iman ini saling menjelaskan dan melengkapi. Ketiga pilar ini tidak bisa saling berbenturan! Jika bentrok maka sudah pasti ada yang keliru dan tidak bisa dijadikan suatu kebenaran. Jemaat selalu berpegang pada ke-3 pilar ini dalam menjalankan pemuridan. Pewahyuan Suci atau MistikismePada umumnya, Gereja Rasuliah hanya berdasarkan dua pilar Iman: Kitab Suci dan Tradisi misalnya pada Gereja-gereja Ortodoks Timur dan Oriental. Tetapi pada prakteknya mereka juga meyakini Mistikisme terutama dalam kehidupan Biara. Contoh seorang Hesikastis (mistikus) dari Gereja ortodoks Timur adalah Gregorius Palamas (1296-1359) seorang rahib dari Gunung Athos di Yunani dan kemudian menjadi Uskup Agung Thessalonika, dan Serafim dari Sarov (Russian: 1833), dia dikenal luas sebagai rahib Russia dan mistikus dalam Gereja Ortodoks Russia. Begitu juga dari Gereja Roma Katolik dikenal beberapa mistikus, Francis dari Assisi (1181-1226), Thomas Aquinas (1225-1274), seorang rahib Dominican dan imam Katolik, dan banyak lagi lainnya. Hanya gereja-gereja saja ini tidak menjadikan Mistikisme sebagai Pilar Iman, sementara GNI berkeyakinan Mistikisme adalah Pilar Iman jemaat. Dua orang mistikus terkenalnya adalah ArchBishop John Sebastian Marlow Ward (1885-1949) dan St. Serapha (1890-1965). Kaum mistikus tersebut tidak lain adalah para nabi yang menjadi telinga untuk Suara Alaha bagi jemaat-Nya. Jawatan nabi ini tidak boleh hilang di dalam komunitas sebab Alaha terus berbicara sampai sekarang. Para nabi bukan hanya ada di zaman PL (Musa, Yeremia, Yesaya, dll), namun juga di dalam masa PB.
Pada hakikatnya Agama itu seharusnya mengandung dua unsur, yakni Eksoterisme (bentuk luar) dan Isoterisme (bagian dalam). Agama yang hanya mengandalkan Eksoterisme akan menjadikan agama itu berkarakter ‘Legalistis’ saja yang terdiri dari berbagai ritus, seremonial, perayaan, tulisan-tulisan dan berbagai aneka tafsir, fatwa, dan rumusan rasional keagamaan sehingga keagamaan itu sangat menitik beratkan pada ‘Theologumenon’ (pendapat-pendapat hasil tafsir) seperti halnya Keagamaan Yudaisme Rabbinik yang menghasilkan Talmud. Agama itu harus mengandung sisi Isoterisme juga untuk keseimbangan sehingga tidak mengharapkan tafsir rasional manusia saja, melainkan menunggu wahyu-wahyu Ilahi yang disampaikan Alaha, melalui Para Malaikat atau berbagai nubuatan kenabian, sebagaimana Alkitab katakan:
Menurut keyakinan GNI, semua Gereja Rasuliah di abad 1 memiliki ke-3 pilar ini. Ini adalah catatan Rasul Paulus untuk jemaat Efesus:
Uskup Agung John Cuffe adalah salah satu pakar Mistika jemaat ini yang masih terus bisa berkontak juga dengan Alaha. GNI memawisi banyak penyingkapan Alaha melalui dirinya dan uskup-uskup sebelumnya. Hal inilah yang menyebabkan pengajaran tentang Sorga dari keuskupan ini meyakini jauh lebih dalam di banding gereja rasuliah pada umumnya. Tradisi Suci LisanTradisi Lisan adalah pengajaran Lisan atau sering disebut sebagai Oral Torah. Setelah para nabi menerima pewahyuan dari Alaha, lalu mereka menyampaikannya kepada jemaat maka apa yang mereka sampaikan itu adalah Tradisi Lisan. Pesan Alaha bisa dikemas ke dalam suatu budaya yang dimiliki oleh masyarakat penerima penyingkapan itu. Misalnya, Alaha memerintahkan umat Israel untuk membuat Tzit-tzit melalui nabi Musa. Maka Musa dengan hikmat atau kearifan lokalnya mengajarkan bagaimana memilih benang, bagaimana cara memilinnya, lalu bagaimana cara memakai tzit-tzit tersebut. Ajaran lisan ini disampaikan darinya ke para pengajar lain, dari ayah ke anak, dan seterusnya. Di dalam masa PB, Tuhan Yesus adalah Sang Nabi yang menerima Pewahyuan Suci lalu menyampaikan pengajaran secara LISAN dalam Tradisi Lisan. Yesus tidak menulis kitab dan Alaha tidak pernah menurunkan kitab dari langit untuk menjadi sumber pengajaran Yesus. Apa yang diajarkan-Nya adalah suatu tradisi yang direkam di dalam kepala para murid-Nya selama 3,5 tahun. Semua pengajaran asalnya tidak dalam tulisan. Tradisi-tradisi yang tidak dituliskan ke dalam suatu kitab yang dikanon antara lain: Siddurim (liturgi-liturgi ibadah), kidungan, sejarah gereja, qadishotim (sakramen-sakramen), dan lain-lain. Semua hal ini pada akhirnya dituliskan ke dalam seminari-seminari di semua gereja rasuliah yang menyebar ke banyak bangsa. Tradisi biasanya dipraktikkan atau dicontohkan dari imam ke imam penerusnya, dari uskup ke uskup penerusnya sehingga pengajaran lisan ini bisa terus terpelihara dari zaman ke zaman. Kitab Suci TertulisSejak sekitar tahun 40 Masehi kitab-kitab PB dituliskan oleh para murid Yesus. Jadi ada rentang waktu di mana gereja-gereja tidak memiliki kitab PB, semua pengajaran adalah ajaran LISAN (tradisi). Setelah tradisi ada, barulah ada kitab-kitab. Tentu saja tradisi jauh lebih lengkap dan detail, sementara kitab hanya mencatat hal-hal yang dinggap penulisnya penting saja. Misalnya kata ‘Baptis’ dalam injil Matius. Di sana tidak pernah ada keterangan detail seperti siapa yang berhak membaptis, baptis itu diselam atau dipercik, bagaimana membaptis orang yang sakit, bagaimana membaptis di daerah yang kekurangan air, dll. Kitab suci harus diterangi oleh tradisi supaya pembacanya bisa memahami ajaran asli jemaat perdana. Sayangnya, kitab yang beredar di antara jemaat bukan saja kitab yang berisi ajaran yang benar, ada juga yang salah atau sebagian yang mengandung ajaran benar dari para rasul yang mengingat ajaran Yesus. Oleh karena itulah masing-masing Gereja Rasuliah melakukan kanonisasi (pengelompokan) kitab suci. Masing-masing uskup berhak melakukan kanon tersebut sesuai kearifanya. Kendati tidak semua dari gereja mereka yang masih memiliki peran kenabian yang memudah mereka memilah-milah, namun kanonisasi ini tetap terjadi. Kitab suci hasil kanonisasi ini adalah hasil dari tulisan para pemimpin Gereja Rasuliah! Bahkan Gereja Asyria menyalin kembali kitab Tanakh ke dalam bahasa aramaik sejak abad 1 Masehi. Sehingga gereja ini memiliki kitab PL dan PB dalam bahasa aramaik (Pesyita). Gereja Rasuliah lain melestarikan Salinan Septuaginta (kitab PL dalam bahasa yunani). Naskah-naskah kitab PB asli baik dalam aramaik dan juga yunani tidaklah bisa bertahan sampai sekarang karena ilmu pengetahuan yang tidak mencukupi di abad awal. Di zaman modern ini, Gereja Rasuliah sudah memiliki banyak museum sendiri-sendiri untuk mengawetkan naskah-naskah tua yang tersisa. Pesyita dijadikan referensi pertama bagi jemaat GNI, sementara naskah Yunani sebagai referensi berikutnya. Perayaan TahunanTahun gereja berisi sejumlah Perayaan Mayor dan Minor yang telah ditetapkan khusus oleh Mar Nicholas. Perayaan Mayor adalah perayaan yang wajib dilakukan disebabkan adanya Mandat Yesus. Sementara Perayaan Minor, dilaksanakan sesuai Tradisi Suci Gereja. Perayaan MayorPerayaan Mayor atau perayaan yang paling peting bagi jemaat GNI meliputi Pesakh dan Seder yang dirayakan secara berurutan, Lukas 22:19-22: 1. Perayaan Seder (Sebelum Penyaliban) Perayaan Pesta Perjamuan Makan Anak Domba, jatuh pada 13 Nisan (malam Rabu, 14 Nisan), pada bulan April.Perayaan ini berpatokan pada hari bukan tanggal sebagai penyesuaian hari peristiwa terjadinya di awal. 2. Perayaan Pesakh (Penyaliban atau Kematian Yesus) Jemaat ini merayakan Pesakh yang jatuh pada tanggal 14 Nisan (Rabu), jatuh pada bulan April. Perayaan ini didahului dengan puasa selama 46 hari. Perayaan MinorPerayaan-perayaan Minor terdapat di dalam tabel di bawah ini:
Pengakuan ImanDalam pengakuan iman ini akan dijelaskan secara bertahap Pengakuan Iman Rasuliah tahun 70 Masehi, Pengakuan Iman sesuai Konsisli Nikea 325 Masehi, dan yang terakhir adalah pengakuan Iman Keuskupan Orthodox Catholic Church of the New Age. Mengapa ada beragam pengakuan iman? Mengapa tidak hanya berpegangan pada salah satu saja? Jawabnya adalah karena keyakinan jemaat ini, semuanya adalah sama dan seiring waktu berjalan, pengakuan iman tersebut menjadi lebih detail. Shahadat Para Rasul sekitar tahun 70 MMenurut tradisi perihal shahadat akan menjadi sama pada shahadat yang kita sebut Shahadat Rasuli, yang mana disebutkan berasal langsung dari ilham Roh Kudus pada masa Perayaan Savuoth dan juga shahadat ini bisa dibagi kedalam dua belas stanzas masing-masing diucapkan oleh tiap Rasul-rasul: itulah sebabnya bernama ‘Shahadat Para Rasul’ atau ‘Pengakuan Iman Rasuli’. Realitas ini bisa saja tak menarik. Kebanyakan para sarjana percaya bahwa shahadat berasal dari masa zaman Rasuliah yakni sebelum periode Mar Yuchnan (Yohanes), Rasul terakhir, wafat pada awal abad ke-2 M, tapi bisa juga shahadat ini terbentuk tak lama berselang setelah Perayaan Savu’oth (30 M). Shahadat Para Rasul dipandang juga berasal dari setelah masa Konsili Yerusalem (tahun 50 M, lihat Kisah 15:4) sebab shahadat ini tidak ada sedikitpun menyebutkan Torah Musa atau Perjanjian Lama. (Shahadat Nikea kemudian paling sedikitnya menyebutkan perihal ini bahwa Roh Kudus berbicara melalui Nabi-nabi). Meskipun bentuk aslinya barangkali sedikit berbeda, Shahadat Para Rasul sebagaimana shahadat ini digunakan kini, didaraskan seperti ini:
Shahadat Para Rasul ini dituliskan pada waktu Gnostikisme merupakan ancaman teologis utama terhadap Kekristenan awal di abad 1. Sementara itu ada banyak variasi ajaran-ajaran Gnostik yang boleh jadi diketemukan bermanfaat. Harus dikatakan bahwa Gnostikisme dalam beberapa hal menggambarkan keliru terhadap Pesan Mesias, dan paling penting dari perihal ini gnostik menyangkali realitas Inkarnasi (Penjelmaan). Keyakinan jemaat ini dibandingkan dengan Shahadat-shahadat Kuno
Shahadat Gereja Nasrani Indonesia yang mengikuti keuskupan Australia tidak bermaksud bertentangan dengan Pengakuan Iman Rasuli dan Pengakuan Iman Nikea yang telah terlebih dahulu ada. Jemaat ini meyakini kebenaran di dalam kedua Pengakuan Iman tersebut. Dengan adanya Pilar Iman Pewahyuan Suci yang kami dapatkan, maka Pengakuan Iman bisa dituliskan jauh lebih rinci. Catatan-catatan tambahan pada kolum akhir dimaksudkan untuk menyediakan informasi lebih lanjut tentang poin-poin besar utama. QADISHOTIM (SAKRAMEN-SAKRAMEN)Sakramen adalah bagian dari Tradisi, dan tradisi adalah bagian dari Torah (pengajaran) Jadi, memahami dan melakukan sakramen adalah melakukan Torah Mesias. Sebaliknya, membuang sakramen artinya menyepelekan Torah. Semua pengajar yang benar bukan hanya mengajarkan sakramen-sakramen namun juga mempraktikkannya dengan baik. Qadishotim (sakramen-sakramen) adalah sejumlah ritual yang sudah dilembagakan atau dibakukan oleh Tuhan Yesus semasa Dia hidup. Dia mengajarkannya secara LISAN (oral) dan dipraktikkan kepada para murid awal-Nya. Dia tidak menuliskannya ke dalam suatu kitab. Ajaran Lisan ini diingat terus dalam benak para murid. Mereka lalu mengajarkannya kembali kepada para murid di berbagai Gereja Rasuliah sejak abad 1. Sakramen yang dilestarikan oleh GNI adalah:
Paroki PusatAlamat: Paroki Mar Yakub Cibubur, Jl Swadaya no 1, Komplek Hein Sewu no 187, Ciamnggis Depok. Keuskupan AustraliaSeperti Gereja Rasuliah lainnya, GNI memiliki keuskupan yang terdaftar resmi di Pemerintah Australia dengan nama Orthodox Catholic Church of the New Age. Kesukupan ini Uskup Agung: Rt. Rev John R Cuffe, CKC, DD Alamat: St Cecelia Orthodox Catholic Church, Orthodox Catholic Church of the New Age Calboorture Qld 4510 Australia, Telp 61 754953393 Website Kesukupan: orthodoxcatholicnew. Website Uskup Agung John Ward: jsmward.tripod Diarsipkan 2021-05-18 di Wayback Machine.. Website Museum: abbeymuseum Diarsipkan 2021-05-08 di Wayback Machine.. Bacaan Lain
|