George Alexandrovich dari Rusia
Adipati Agung George Alexandrovich of Russia (9 Mei 1871 – 28 Juni 1899) adalah seorang pangeran dari Kekaisaran Rusia. George merupakan putra ketiga dari Kaisar Alexander III dan Maharani Maria dari Rusia serta adik dari kaisar Nicholas II. Masa kecilGeorge diberi nama dari pamannya, Raja George I dari Yunani.[1] Ia dibesarkan bersama saudara-saudaranya dengan cara yang sederhana, mengikuti gaya Inggris. Mereka tidur di ranjang dua tingkat, bangun jam enam pagi, dan biasanya mandi air dingin (meski kadang-kadang diperbolehkan mandi air hangat di kamar mandi ibunya). Sarapan mereka biasanya berupa bubur oatmeal dan roti hitam, potongan daging domba atau daging sapi panggang dengan kacang polong. Kentang panggang disajikan untuk makan siang, sementara sore hari mereka menikmati roti, mentega, dan selai.[2] George dan Nicholas, kakaknya yang kelak menjadi kaisar, memiliki ruang tamu, ruang makan, ruang bermain, dan kamar tidur sendiri, semuanya dengan perabotan sederhana. Satu-satunya kemewahan yang terlihat adalah sebuah ikon yang dihiasi mutiara dan batu-batu berharga. Berkat pernikahan orang tuanya yang harmonis, George tumbuh dalam suasana penuh cinta dan rasa aman—sesuatu yang jarang ditemukan di banyak keluarga kerajaan pada masa itu.[3] Pada 27 Mei 1883, orang tua George dinobatkan dalam sebuah upacara di Katedral Uspensky di Kremlin, Moskow. Sang Kaisar dan Permaisuri menerima penghormatan dari Keluarga Kekaisaran, termasuk dari kedua putranya, Nicholas dan George. Sebagian besar waktu, keluarga ini tinggal dengan nyaman dan aman di istana mereka di Gatchina. KesehatanGeorge dianggap sebagai anak paling cerdas di antara saudara-saudaranya dan memiliki sifat yang ceria seperti ibunya. Ia dan Nicholas berbagi guru yang sama, tetapi belajar di ruangan yang bersebelahan. Mereka mengikuti kurikulum Akademi Staf Umum Rusia, dengan pengajar yang merupakan profesor-profesor ternama. Guru bahasa Inggris mereka, Charles Heath, pernah menjadi tutor untuk paman-paman mereka, Pangeran Sergei dan Pavel. Kedua bersaudara ini berbicara dan menulis bahasa Inggris dengan sempurna. Dari Pak Heath, mereka juga mewarisi kecintaan pada olahraga, terutama menembak dan memancing dengan umpan buatan. Selain itu, mereka fasih berbahasa Prancis, cukup lancar berbahasa Jerman, dan bisa sedikit berbahasa Denmark. George bahkan menunjukkan bakat yang menjanjikan untuk karir di Angkatan Laut sebelum akhirnya jatuh sakit karena tuberkulosis pada tahun 1890.[4] Kaisar dan Permaisuri memutuskan untuk mengirim Nicholas dan George dalam perjalanan selama sembilan bulan ke Jepang pada tahun 1890. George akan ikut sebagai kadet angkatan laut, sementara Nicholas diajak untuk melengkapi pendidikannya dengan melihat dunia. Mereka berangkat dari Gatchina pada 4 November 1890. Nicholas dan George pertama-tama berlayar dengan kapal perang ke Athena, di sana mereka bergabung dengan sepupu mereka, Pangeran George dari Yunani. Dari sana, mereka melanjutkan perjalanan ke Mesir dan kemudian ke India.[5] Namun, dari Bombay, Nicholas mengirim telegram yang mengatakan bahwa George harus tetap berada di kapal karena masalah pada kakinya. Keluarga George kemudian diberi tahu bahwa dia demam dan harus pulang lebih awal. George didiagnosis menderita bronkitis akut dan dikirim kembali ke Athena agar bisa diperiksa oleh dokter-dokter Kekaisaran. Sang Permaisuri sangat terpukul, baik untuk George yang kesehatannya sangat mengkhawatirkan, maupun untuk Nicholas, yang sekarang kehilangan teman perjalanannya. Nicholas sendiri akhirnya kembali ke rumah lebih awal setelah selamat dari upaya pembunuhan yang dilakukan Tsuda Sanzō dalam Insiden Ōtsu.[6] TsesarevichPada bulan November 1894, Alexander III meninggal dunia, dan Nicholas menjadi kaisar. Saat itu, Nicholas belum memiliki anak, jadi menurut hukum suksesi Kekaisaran Rusia, Pangeran George menjadi Tsesarevich, pewaris takhta.[7] Namun, kondisi kesehatan George yang buruk memaksanya tinggal di Likani, sehingga dia tidak bisa kembali ke St. Petersburg untuk menghadiri pemakaman ayah mereka. Nicholas menulis surat untuk saudaranya,
George juga tidak dapat menghadiri pembaptisan dua putri pertama Nicholas, Olga dan Tatiana. Setelah kelahiran putri ketiga Nicholas, Maria, pada Juni 1899, George menulis lagi:
George sempat dikunjungi ibunya di Likani. Pada tahun 1895, dia dan ibunya melakukan perjalanan ke Denmark untuk menemui kerabat dekat mereka di sana. Namun, kesehatannya tiba-tiba memburuk.
Dalam surat lain untuk Nicholas, George berbagi tentang perjalanannya ke Denmark,
KematianGeorge meninggal mendadak di Abastumani pada 10 Juli 1899, pada usia 28 tahun. Ia sedang berkendara motor sendirian, dan beberapa jam kemudian, saat dia belum kembali, stafnya yang khawatir mengirimkan tim pencari. Saat mereka menemukannya, seorang gadis petani sudah menemukan George tergeletak di pinggir jalan, darah keluar dari mulutnya sementara dia berjuang untuk bernapas. Gadis itu memeluk George dalam pelukannya hingga George menghembuskan napas terakhirnya.[11] Kabar tersebut sampai ke Nicholas melalui telegram, dan ia harus memberitahukan keluarga mereka.[12] Pangeran Konstantin Konstantinovich menulis,
Ratu Victoria menulis kepada Nicholas II,
Ibunda George mengirim telegram kepada Ratu Victoria,
Pada 14 Juli 1899, George dimakamkan di Katedral Santo Petrus dan Paulus di Saint Petersburg, tidak jauh dari ayahnya yang telah meninggal, Alexander III. Saat peti mati diturunkan ke dalam makam, Maria Feodorovna berdiri di samping Xenia, memegang lengannya, namun segera meninggalkan upacara karena kesedihannya. Maria mengambil topi George dan membawanya saat dia pergi dengan kereta.[13] Referensi
Daftar pustaka
|