Gedung Asuransi Jiwasraya

Gedung Asuransi Jiwasraya D.H. Nillmij
Nama sebagaimana tercantum dalam
Sistem Registrasi Nasional Cagar Budaya
Kantor asuransi Nillmij Semarang (sekarang Asuransi Jiwasraya) tahun 1930 an.
Cagar budaya Indonesia
KategoriBangunan
No. RegnasBelum ada
(Pengajuan 7 Sept 2017)
Lokasi
keberadaan
Semarang, Jawa Tengah
Tanggal SKBelum ditetapkan
PemilikAsuransi Jiwasraya
PengelolaAsuransi Jiwasraya
Gedung Asuransi Jiwasraya di Semarang
Gedung Asuransi Jiwasraya
Gedung Asuransi Jiwasraya
Lokasi di kota Semarang, Jawa Tengah

Gedung Asuransi Jiwasraya (Semarang) atau Gedung Jiwasraya adalah salah satu bangunan cagar budaya yang ada di kawasan Kota Lama Semarang, tepatnya di Jl. Letjend. Suprapto (dahulu Herenstraat) No. 23-25, Kelurahan Tanjung Mas, Kecamatan Semarang Utara, Kota Semarang.[1][2] Gedung yang berlokasi di seberang Gereja Blenduk ini dibangun sekitar tahun 1916 menurut rancangan arsitek Herman Thomas Karsten (1884-1945).[2][3]

Disebut "Gedung Jiwasraya" karena telah beralih kepemilikan dan fungsi menjadi kantor PT Asuransi Jiwasraya (Persero) Wilayah Semarang.[1] Semula gedung ini adalah Kantor Nillmij van 1859 (Nederlandsch Indiesche Levensverzekering en Lijfrente Maatschappij van 1859), sebuah perusahaan asuransi jiwa milik Belanda yang hadir di Hindia Belanda (Indonesia) sejak 31 Desember 1859.[4] Dari gedung inilah Nillmij mengoperasikan cabangnya di Semarang--setelah kantor pertama dibuka di Batavia (1909).[3]

Desain Kantor Nillmij (Gedung Jiwasraya) ini termasuk Indisch Style atau "Arsitektur Hindia Baru" yang dicirikan adanya adaptasi terhadap karakter arsitektur dan kondisi iklim lokal (iklim tropis lembap) serta dipengaruhi modernisme.[5][6] Semua Kantor Nillmij di Hindia Belanda (kecuali yang ada di Bandung) merupakan bangunan bertingkat tetapi ketinggiannya berbeda dan memiliki denah berbentuk "L".[3] Gedung Jiwasraya di Semarang terdiri atas tiga lantai dengan titik tertinggi di bagian tengah berupa kubah kecil yang menaungi area tangga dan void (lubang antarlantai).[3][5]

Gedung ini menggunakan konstruksi beton bertulang dan dinding pengisinya terbuat dari bata plesteran.[3][5] Adaptasi terhadap iklim tropis lembap diwujudkan dengan fasad ganda yang dipisahkan oleh koridor (teras/balkon). Koridor berfungsi untuk melindungi dinding bagian dalam dari panas matahari dan tempias hujan lebat. Sementara ventilasi silang diterapkan secara vertikal dan horizontal.[5][7] Untuk mendukung ventilasi alami sekaligus sebagai elemen dekoratif, pada dinding bagian atas maupun teras/balkon yang menghadap ke arah luar dipasang grille concrete "grill/kisi-kisi beton" (semacam kerawang).[3][2]

Gedung Jiwasraya termasuk salah satu bangunan modern pertama di Semarang, bahkan disebut sebagai bangunan pertama di Pulau Jawa yang menggunakan lift/elevator. Meskipun sejak tahun 70-an lift tersebut tidak berfungsi lagi, tetapi hingga kini keberadaan dan keasliannya masih terjaga. Lift yang terbuat dari material besi dan berlantai kayu ini diketahui sebagai produksi Otis Elevator Company.[8][9][10]


Referensi

  1. ^ a b "Bangunan Cagar Budaya di Kota Semarang.pdf" (PDF). Diarsipkan (PDF) dari versi asli tanggal 2022-08-12. Diakses tanggal 2019-04-05. 
  2. ^ a b c "Gedung Asuransi Jiwasraya". Semarangkota.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-03-21. Diakses tanggal 5 April 2019. 
  3. ^ a b c d e f Roosemalen, Pauline K.M. (2003). "Image, Style, and Status: A Sketch of The Role and Impact of Private Enterprise as A Commissioner on Architecture and Urban Development in The Dutch East Indies from 1870-1942" (PDF). Journal of South East Asian Architecture. 5 (6): 66–67. Diarsipkan (PDF) dari versi asli tanggal 2021-11-30. Diakses tanggal 2019-04-05. 
  4. ^ "Tentang Jiwasraya". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-05-01. Diakses tanggal 2022-02-19. 
  5. ^ a b c d Ardiyanto, Antonius (April 2015). "The Architecture of Dutch Colonial Office in Indonesia and the Adaptation to Tropical Climate" (PDF). International Journal of Scientific and Research Publications (IJSRP). 5 (4): 1,3,5. Diarsipkan (PDF) dari versi asli tanggal 2022-08-13. Diakses tanggal 2019-04-05. 
  6. ^ Jessup, Helen (1985). "Dutch Architectural Visions of the Indonesian Tradition". Muqarnas. 3: 138. doi:10.2307/1523090. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-08-11. Diakses tanggal 2019-04-05. 
  7. ^ Purwanto, L.M.F. (2004). "Kenyamanan Termal pada Bangunan Kolonial Belanda di Semarang". Dimensi - Journal of Architecture and Built Environment. 32 (2): 140. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-09-13. Diakses tanggal 2019-04-05. 
  8. ^ Hasits, Muhammad (21 Januari 2015). "Kisah Lift Pertama Indonesia di Gedung Jiwasraya Semarang". merdeka.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-02-28. Diakses tanggal 5 April 2019. 
  9. ^ "Foto : Otis, Mesin Lift Pertama dan Tertua di Indonesia". merdeka.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-07-29. Diakses tanggal 5 April 2019. 
  10. ^ Prayitno Ige, Edhie (7 April 2016). "Inikah Lift Pertama di Indonesia?". www.liputan6.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-09-17. Diakses tanggal 5 April 2019. 

Pranala luar

Kembali kehalaman sebelumnya