Ekspedisi Viena

Ekspedisi Viena
Bagian dari Heimosodat

Pemajuan awal Finlandia
Tanggal21 Maret – 2 Oktober 1918
LokasiKarelia Putih
Hasil Kegagalan ekspedisi
Perubahan
wilayah
Perjanjian Tartu
Repola dan Porajärvi bergabung dengan Finlandia
Pihak terlibat

Garda Putih (Finlandia)[Notes 1]

RSFS Rusia
Garda Merah (Finlandia)
Britania Raya Legiun Murmansk
Britania Raya Infanteri Ringan Marinir Kerajaan
Resimen Karelia
Tokoh dan pemimpin
Kurt Martti Wallenius
Carl Wilhelm Malm
Toivo Kuisma
Oskari Tokoi
Britania Raya Philip James Woods
Kekuatan
Finlandia 1.500 Garda Merah dan orang Karelia 1.550
Marinir Kerajaan 130
Korban
122 tewas Garda Merah dan orang Karelia 100-150

Ekspedisi Viena (bahasa Finlandia: Vienan retkikunta, bahasa Swedia: Vienaexpeditionen) adalah ekspedisi militer pada bulan Maret 1918 oleh pasukan sukarelawan Finlandia yang bertujuan mengambil alih Karelia Putih (Vienan Karjala) dari Rusia Soviet. Ini adalah salah satu "perang kekerabatan" (Heimosodat) yang terjadi di dekat Finlandia yang baru merdeka selama Perang Saudara Rusia. Karelia Timur Rusia tidak pernah menjadi bagian dari Imperium Swedia atau Keharyapatihan Finlandia, dan pada waktu itu mayoritas dihuni oleh orang Karelia. Namun, banyak pendukung konsep "Finlandia Raya" menganggap orang Karelia ini "berkerabat" dengan bangsa Finlandia, dan dengan demikian mendukung pencaplokan Karelia Timur Rusia oleh Finlandia.

Kelompok Utara

Ekspedisi ini terdiri atas dua kelompok. Kelompok pertama adalah pasukan Jäger Finlandia yang dipimpin oleh Letnan Kurt Martti Wallenius. Operasi awal di Finlandia Utara berhasil dan kaum Finlandia Merah terpaksa menarik mundur pasukan ke Karelia Timur. Wallenius dan infanteri ringannya menyeberangi perbatasan di Kuusamo, tetapi terjebak pertarungan dengan Garda Merah Finlandia. Pelatihan yang kurang bersemangat dan semangat juang yang rendah dari pasukan wajib militernya membuat semua pemajuan menjadi sulit, dan hanya karena penarikan pasukan oleh kaum Finlandia Merah, yang membuat kaum Finlandia Putih melalukan pemajuan pendek, sampai pasukan memberontak lagi, karena lingkup operasi telah melewati batas negara. Pada akhirnya, pasukan mundur kembali ke Finlandia dan hanya melakukan serangan kedil ke Karelia Timur.

Hasil

Pada akhirnya, ekspedisi gagal karena kurangnya dukungan dari pemerintah Finlandia, yang enggan melakukan ekskalasi,[1] dan populasi Finlandia setempat, yang tidak mempercayai kaum Putih. Sebaliknya, pasukan Britania Raya di wilayah tersebut menanamkan rasa nasionalisme untuk melawan upaya Finlandia untuk mencaplok Karelia Timur.[2] Dukungan pemerintah Finlandia terhadap ekspedisi ini juga memudar seiring dengan kondisi Jerman. Setelah ekspedisi Viena, paroki Repola dan Porajärvi di Karelia Timur mengadakan pemungutan suara untuk bergabung ke Finlandia, tetapi Finlandia melepaskan klaimnya atas Karelia Timur dalam Perjanjian Tartu tahun 1920.

Dua tahun kemudian, setelah pasukan ekspedisi Britania Raya terakhir meninggalkan Rusia dan kontrol Bolshevik didirikan, sekelompok iredentis Karelia yang didukung sukarelawan Finlandia memulai sebuah pemberontakan dengan upaya membentuk negara mereka sendiri.

Lihat juga

Catatan

  1. ^ Kelompok di bawah Kurt Martti Wallenius yang terdiri dari tentara wajib militer yang diperintahkan untuk membersihkan sisa kaum Finlandia Merah dari Finlandia Utara. Pasukan memberontak dan memiliki semangat juang yang sangat rendah setelah melintasi perbatasan.
  2. ^ Bagian dari sukarelawan, khususnya pemimpin militer bekas pasukan Jäger Finlandia atau bagian dari Garda Putih. Namun sebelum ikut serta dalam operasi sebagai sukarelawan mereka diharuskan mengundurkan diri dari kemiliteran. Namun pasukan ini disponsori dan pada beberapa tingkatan didukung oleh pemerintah.
  3. ^ Republik Uhtua lebih kepada negara boneka Finlandia daripada negara tanpa pengakuan.

Referensi

  1. ^ Vahtola (1997) p. 453
  2. ^ Vahtola (1997) p. 455

Pranala luar

Kembali kehalaman sebelumnya