Ekspedisi Viena
Ekspedisi Viena (bahasa Finlandia: Vienan retkikunta, bahasa Swedia: Vienaexpeditionen) adalah ekspedisi militer pada bulan Maret 1918 oleh pasukan sukarelawan Finlandia yang bertujuan mengambil alih Karelia Putih (Vienan Karjala) dari Rusia Soviet. Ini adalah salah satu "perang kekerabatan" (Heimosodat) yang terjadi di dekat Finlandia yang baru merdeka selama Perang Saudara Rusia. Karelia Timur Rusia tidak pernah menjadi bagian dari Imperium Swedia atau Keharyapatihan Finlandia, dan pada waktu itu mayoritas dihuni oleh orang Karelia. Namun, banyak pendukung konsep "Finlandia Raya" menganggap orang Karelia ini "berkerabat" dengan bangsa Finlandia, dan dengan demikian mendukung pencaplokan Karelia Timur Rusia oleh Finlandia. Kelompok UtaraEkspedisi ini terdiri atas dua kelompok. Kelompok pertama adalah pasukan Jäger Finlandia yang dipimpin oleh Letnan Kurt Martti Wallenius. Operasi awal di Finlandia Utara berhasil dan kaum Finlandia Merah terpaksa menarik mundur pasukan ke Karelia Timur. Wallenius dan infanteri ringannya menyeberangi perbatasan di Kuusamo, tetapi terjebak pertarungan dengan Garda Merah Finlandia. Pelatihan yang kurang bersemangat dan semangat juang yang rendah dari pasukan wajib militernya membuat semua pemajuan menjadi sulit, dan hanya karena penarikan pasukan oleh kaum Finlandia Merah, yang membuat kaum Finlandia Putih melalukan pemajuan pendek, sampai pasukan memberontak lagi, karena lingkup operasi telah melewati batas negara. Pada akhirnya, pasukan mundur kembali ke Finlandia dan hanya melakukan serangan kedil ke Karelia Timur. HasilPada akhirnya, ekspedisi gagal karena kurangnya dukungan dari pemerintah Finlandia, yang enggan melakukan ekskalasi,[1] dan populasi Finlandia setempat, yang tidak mempercayai kaum Putih. Sebaliknya, pasukan Britania Raya di wilayah tersebut menanamkan rasa nasionalisme untuk melawan upaya Finlandia untuk mencaplok Karelia Timur.[2] Dukungan pemerintah Finlandia terhadap ekspedisi ini juga memudar seiring dengan kondisi Jerman. Setelah ekspedisi Viena, paroki Repola dan Porajärvi di Karelia Timur mengadakan pemungutan suara untuk bergabung ke Finlandia, tetapi Finlandia melepaskan klaimnya atas Karelia Timur dalam Perjanjian Tartu tahun 1920. Dua tahun kemudian, setelah pasukan ekspedisi Britania Raya terakhir meninggalkan Rusia dan kontrol Bolshevik didirikan, sekelompok iredentis Karelia yang didukung sukarelawan Finlandia memulai sebuah pemberontakan dengan upaya membentuk negara mereka sendiri. Lihat juga
Catatan
ReferensiPranala luar
|